6.1.2. Analisis dan Tindakan Perbaikan Kegagalan Produk denganFailure Mode and Effect Analysis FMEA
Pembuatan FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko- resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan. Tahap-tahap pembuatan
Failure Mode and Efect Analysis FMEA yaitu sebagai berikut:
A. Penentuan Jenis Kegagalan Analisis penyebab kegagalan terhadap tiga jenis kegagalan dilakukan dengan
menggunakan cause and effect diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2. Langkah berikutnya, dilakukan pembuatan FMEA terhadap
ketiga jenis kegagalan produk tersebut, yaitu: 1. Kelebihan jumlah lilitan sebesar 37,5
2. Kekurangan jumlah lilitan sebesar 25 3. Kesalahan pengelasan sebesar 25
B. Penentuan Nilai Efek Kegagalan Severity, S Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, maka dapat
ditentukan nilai efek kegagalan S dari ketiga jenis kegagalan tersebut.Pedoman pemberian nilai, berdasarkan Tabel 3.2.
Adapun alasan pemberian nilai berdasarkan Tabel 3.2.adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan dan kekurangan jumlah lilitan, efek yang ditimbulkan yaitu:
a. Produk reject kelebihan jumlah lilitan yangdapat di-reworkakan diberi nilai 5.
b. Produk reject kekurangan jumlah lilitan yangdapat di-reworkakan diberi nilai 5.
Universitas Sumatera Utara
2. Kesalahan pengelasan, efek yang ditimbulkan yaituproduk reject kesalahan pengelasan yangdapat di-reworkakan diberi nilai 5.
C. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan Berdasarkancause and effect diagram pada Gambar 5.12. dan 5.13., maka
diperoleh penyebab utama terjadinya kegagalan, yaitu: 1. Efek “Produk reject kelebihan dan kekurangan jumlah lilitan yang dapat
di-rework” disebabkan oleh operator kurang cepat dalam merespon display pada coumter.
2. Efek “Produk reject kesalahan pengelasan yang dapat di-rework” disebabkan oleh operator kurang konsentrasi dan kurang berpengalaman.
D. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan Occurance, O Berpedoman pada Tabel 3.3., dapat diberikan nilai peluang kegagalannya
sebagai berikut: 1. Operator salah membaca display pada kelebihan jumlah lilitan diberi nilai
8, dikarenakan penyebab ini berpeluang terjadi sekali untuk 1-5 produk. Jadi, berdasarkan Tabel 3.5. penyebab ini termasuk dalam kategori tinggi.
2. Operator salah membaca display pada kekurangan jumlah lilitan diberi nilai 8, dikarenakan penyebab ini berpeluang terjadi sekali untuk 1-8
produk. Jadi berdasarkan Tabel 3.3., penyebab kegagalan termasuk dalam kategori tinggi.
3. Operator kurang konsentrasi dan kurang berpengalaman pada kesalahan pengelasan diberi nilai 8, dikarenakan penyebab ini berpeluang terjadi
Universitas Sumatera Utara
sekali untuk 1-8 produk. Jadi berdasarkan Tabel 3.3., penyebab kegagalan ini termasuk dalam kategori tinggi.
E. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan Memperhatikan penyebab kegagalan yang terdapat dalam cause and effect
diagram yang dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan 6.2., maka dapat dilakukan
kendali atau control terhadap penyebab terjadinya kegagalan yang dapat dilakukan oleh pekerja atau bahkan perusahaan. Hasilnya dilihat pada Tabel
6.2.
Tabel 6.2. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan Jenis Kegagalan
Proses Efek yang
Ditimbulkan oleh Kegagalan
Penyebab Kegagalan pada
Proses Kendali yang
Dilakukan
Kelebihan dan kekurangan
jumlah lilitan Produk reject
tersebut akan di- rework
Operator salah membaca display
Penggunaan counter digital
pada mesin coil winding.
Kesalahan pengelasan
Produk reject tersebut akan di-
rework Operator kurang
konsentrasi dan kurang teliti
Pemberian pelatihan kepada operator dan
controlling yang ketat
dari atasan pada saat operator melakukan
aktivitas produksi tersebut.
Sumber: Pengolahan Data
F. Penentuan Nilai Deteksi Kegagalan Detection, D Berpedoman pada Tabel 3.4., dapat diberikan nilai Detection D dari ketiga
jenis kegagalan tersebut seperti pada Tabel 6.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.3.Penilaian Detection Jenis Kegagalan
Proses Efek yang
Ditimbulkan oleh Kegagalan
Penyebab Kegagalan pada
Proses Kendali yang
Dilakukan D
Kelebihan dan kekurangan
jumlah lilitan Produk reject
tersebut akan di- rework
Operator salah membaca display
Penggunaan counter digital
pada mesin coil winding.
6
Kesalahan pengelasan
Produk reject tersebut akan di-
rework Operator kurang
konsentrasi dan kurang teliti
Pemberian pelatihan kepada operator dan
controlling yang ketat
dari atasan pada saat operator melakukan
aktivitas produksi tsb. 6
Pada Tabel 6.3., terdapat 2 kendali yang dapat dilakukan untuk 3 penyebab kegagalan yang diperoleh pada diagram pareto. Penilaian yang diberikan
untuk kedua kendali tersebut adalah: 1. Penggunaan counter digitalpada mesin coil winding diberikan nilai 6
karena memerlukan bantuan danatau pembongkaran sederhana. 2. Pemberian pelatihan kepada operator dan controlling yang ketat dari
atasan pada saat operator melakukan aktivitas produksi diberikan nilai 6 karena memerlukan bantuan danatau pembongkaran sederhana.
G. Menghitung Nilai RPN Risk Priority Number Nilai Severity S, Occurance O, dan Detection D dari setiap jenis
kegagalan yang terjadi,selanjutnyaakandihitungnilai RPN Risk Priority Number
nya yaitu sebagai berikut: Efek kegagalan severity, S diberikan nilai = 5
Universitas Sumatera Utara
Peluang Kegagalan Occurrence, O diberi nilai = 8 Deteksi kegagalan Detection, D deiberikan nilai = 6
Maka: RPN = S x O x D
= 5 x 9 x 6 = 270
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4. Hasil Penilaian Risk Priority Number Fungsi
Proses Jenis
Kegagalan Proses
Efek yang Ditimbulkan oleh
Kegagalan S
Penyebab Kegagalan pada
Proses O
Kendali yang Dilakukan D
RPN
Trafo Kelebihan dan
kekurangan jumlah lilitan
Produk reject tersebut akan di-
rework 5
Operator salah membaca display
9 Penggunaan counter
digital untuk mengingatkan
apabila jumlah lilitan sudah tepat
6 270
Kesalahan pengelasan
Produk reject tersebut akan di-
rework 5
Operator kurang konsentrasi dan
kurang teliti 8
Pemberian pelatihan kepada operator dan
controlling dari atasan
pada saat operator melakukan aktivitas
produksi 6
240
Universitas Sumatera Utara
6.1.3. Analisis Waktu Proses Produksi