xxii proporsi utang, menurut Myers : 1977 dalam Herry Subagyo:2011-60 dalam
Balancing theory menjelaskan bahwa proporsi penggunaan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat tertentu, akan tetapi setelah
melewati batas optimal penggunaan hutang dapat menurunkan nilai perusahaan.
Kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi penggunaan
utang, maka kemungkinan resiko keuangan dan kegagalan perusahaan juga semakin tinggi. Jadi seharusnya keberadaan utang jika dikelola secara efektif
maka akan meningkatkan harga saham. Namun apabila keberadaan utang tersebut dikelola secara tidak efektif maka akan menurunkan harga saham.
Kebijakan utang dalam penelitian ini, diproksikan oleh Debt to equity ratio DER. Debt to Equity Ratio DER di pakai sebagai alat ukur kebijakan
utang karena menyangkut tentang bagaimana membiayai perusahaan dalam melunasi utang dan ekuitas apa yang harus digunakan, atau jenis sekuritas
utang serta ekuitas khusus apa yang harus diterbitkan pada perusahaan. Debt to equity ratio dapat juga menggambarkan sumber pendanaan perusahaan yang
akan berakibat pada reaksi pasar saham, volume perdagangan saham sehingga secara otomatis berpengaruh pada harga saham.
Brigham dan Houston 2001 merumuskan DER sebagai berikut :
xxiii
C. Profitabilitas
Menurut Hermuningsih 2013 profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
investasi. Profitabilitas penting bagi perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang.
Menurut Wirajaya dan Dewi 2013, para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor.
Menurut Sujoko dan Soebiantoro 2007, dalam Ayuningtias 2013, menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan
yang baik dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, sehingga investor akan merespon sinyal positif tersebut dan nilai perusahaan akan
meningkat. Hal ini, dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, akan mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan penilaian yang positif dari investor dan dapat membuat harga saham perusahaan
meningkat. Dengan begitu, meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan juga.
xxiv Proksi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Return on Equity.
Menurut Brigham dan Houston 2001 ROE merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Sedangkan menurut Sutrisno 2001:267,
ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut
sebagai rentabilitas modal sendiri. Berdasarkan definisi ROE diatas maka dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham Hanafi dan Halim, 1996:85.
Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan
pencapaian alasan ini adalah angka Return on Equity berhasil dicapai. Semakin besar Return on Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor
serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham.
Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam menjalankan modalnya, semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan
xxv efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan
investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik serta dapat memberi pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar.
Return on Equity enunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap sebagai sinyal yang
baik, karena ROE yang besar berarti semakin besar peluang para investor untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal yang diinvestasikan Prabowo,
2015:15.
D. Investment Opportunitty Asset IOS
Investasi menurut Martono dan Agus 2005 merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset aktiva dengan
harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama 1978 dalam Hasnawati 2005:118 mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan
hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers 1977 dalam Hasnawati 2005:118 yang memperkenalkan
Investment Opportunities Set IOS. IOS memberi petunjuk yang lebih luas