xxix suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam
menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai
suatu perusahaan. Secara sistematis variabel investment opportunity diformulasikan sebagai berikut:
E. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham Sujoko
dan Soebintoro, 2007 dalam Hardiyanti:2012 Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi membuat
pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada proyek perusahaan di masa depan.
Menurut Christiawan dan Tarigan 2007, ada beberapa konsep yang menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intristik, nilai likuidasi,
nilai buku, nilai pasar, dan nilai intristik. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai likuidasi adalah
nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham sedangkan konsep yang paling representatif untuk
menentukan nilai suatu perusahaan adalah konsep intrinstik. Nilai perusahaan
xxx dalam nilai konsep nilai instristik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan
nilai asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Memaksimumkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan. Penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, dan
judgement. Ada beberapa konsep dasar penelitian, meliputi : 1 Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu,
2 Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar, 3 Penilaian tidak di pengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu,
Secara umum banyak metode dan teknik yang di kembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah :
a Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyek laba,
b Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas, c Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen,
d Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva, e Pendekatan harga saham,
f Pendekatan economic value added EVA
Weston dan Copeland 1997 dalam Herawati 2012:2 menyatakan bahwa ukuran yang paling tepat digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah
xxxi rasio penilaian valuation, karena rasio mencerminkan rasio resiko dengan
rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian sangat penting karena rasio berkaitan langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham.
Rasio penilaian tersebut adalah market value ratio yang terdiri dari 3 macam ratio yaitu price earning ratio, pricecash flow ratio, price to book
value ratio.Price earning ratio adalahrasio harga per lembar saham terhadap laba per lembar saham. Rasio ini menunjukan berapa banyak jumlah rupiah
yang harus dibayarkan oleh para investor untuk membayar setiap rupiah laba yang di laporkan. Pricecash flow ratio adalah harga per lembar saham dengan
dibagi oleh arus kas per lembar saham. Sedangkan price to book value ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pasar saham
perusahaan dengan nilai buku perusahaan.
Menurut John J Hampton, rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
a
Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban
–kewajiban yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar current
ratio, rasio tunai quick ratio, perputaran piutang receivable turn over, dan perputaran persediaan inventory turn over.
b
Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio
xxxii profitabilitas antara lain margin keuntungan profit margin, margin
laba kotor gross profit margin, perputaran aktiva operating assets turn over, imbal hasil dari investasi return on investment, dan
rentabilitas modal sendiri return on equity.
c
Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam
mengevaluasi aktivitas
dan kebijaksanaan
perusahaan yang
berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan antara lain keuntungan per lembar saham earning per share, nilai
buku per lembar saham book value per share, serta rasio utang dan modal sendiri capital structure ratio.
F. Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Sedangkan Pasar Modal Syariah merupakan tempat atau sarana
bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah, dalam bertransaksi yang berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang
dilarang, seperti penipuan dan penggelapan Rodoni, 2009:62. Pasar modal syariah Islamic Stock Exchange adalah kegiatan yang berhubungan dengan
xxxiii perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan
hukum muamalat Islamiyah Rodoni, 2009:62. Pasar modal syariah dibuka secara resmi oleh Menkeu Boediono pada
tanggal 14 Maret 2003 yang didampingi oleh Ketua Bapeppam Herwidayatmo, dan perwakilan-perwakilan lainnya, seperti MUI, DSN direksi SRO, direksi
perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah harusnya
diresmikan pada awal November 2012, namun Bapeppam dan Dewan Syariah Nasional belum siap. Sebelumnya Bapeppam telah mengkaji cukup lama dan
telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia
Sholahuddin, 2006:155 dalam Akhmad Faozan 2009:3.
Sistem pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Di
Indonesia, Pasar modal
menerapkan sistem
syariah islam
dalam operasionalnya, sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta
Islamic Index JII pada PT. Bursa Efek Jakarta Rodoni, 2009:62.
1 Prinsip Syariah dalam Pasar Modal
Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu: