xviii
A. Kebijakan Deviden
Dividen adalah bagian dari laba bersih retained earning atau laba setelah pajak earning after tax yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pada
dasarnya laba tersebut bisa di bagi sebagai dividen atau laba yang di tahan untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi dividen dalam bentuk
uang tunai atau dalam bentuk saham stock dividend.
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik atau buruknya suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan Umi dkk, 2012;3.
Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham
tersebut pada dasarnya merupakan akibat dari kenaikan laba. Pemberian dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan,
namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen meskipun perusahaan menderita kerugian. Semakin banyak dividen yang ingin
dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba di tahan.
Setiap perusahaan di satu pihak menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan, dan di lain pihak juga ingin membayarkan dividen kepada para
pemegang saham. Sehingga perusahaan akan berupaya mempertahankan
xix dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperoleh.
Oleh karena itu, Dividend Payout Ratio DPR sering kali dikaitkan dengan Signaling theory Jogiyanto Hartono : 1998 dalam Hardiyanti : 2012. Dividen
payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan
bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki prefensi yang
sangat kuat atas dividen. Dividen tunai merupakan keuntungan finansial yang diharapkan pemegang saham dalam menginvestasikan modal pada perusahaan.
Adanya pemberian dividen tunai maka tujuan pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan tercapai dan masalah dengan agent manajemen
dapat dikurangi. Karena agent kecenderungan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh, daripada membagikan dividen tunai dengan tujuan agar
perusahaan terus mengalami pertumbuhan.
Besarnya dividend tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Menurut Naveli, 1989 dalam Suharli dan Oktorina 2005, secara
umum kebijakan dividen yang di tempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 tiga kebijakan ini, yaitu:
1 Constant Dividend Payout Ratio Terdapat beberapa cara mengatur dividend payout ratio yang dibagikan
secara tetap dalam persentase atau rasio tertentu, yaitu:
xx a Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan
tahunan. b Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan
jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya. c Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2
Stable Per Share Dividend Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap.
Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi.
3 Regular Dividend Plus Extra Dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang
relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini, diproksikan oleh dividend payout ratio DPR. Dividend Payout Ratio DPR dipakai sebagai alat ukur kebijakan
dividen karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap lembar saham yang di bagikan jika menggunakan dividend per shared DPS.
Moeljadi 2006 merumuskan DPR sebagai berikut :