Strategi Bersaing Sekolah Kajian Teori

Kelompok masyarakat tidak mampu, sangat peka terhadap biaya pendidikan, sehingga golongan ini memilih lembaga pendidikan berdasarkan pada kemampuan ekonomi keluarga. Mereka cenderung berpikir rasional mendasarkan pada kemampuan ekonomi, sehingga faktor kualitas adalah alasan berikutnya. Kelompok masyarakat menengah, cenderung bersifat situasional dan mereka berasumsi jika pendidikan berkualitas sangat penting, namun mereka relative masih rasional di dalam melihat besaran biaya pendidikan yang harus dibayar sehingga cenderung berhati-hati di dalam memilih lembaga pendidikan yang menurut mereka cukup baik. Kelompok terakhir adalah kelompok masyarakat mampu, mereka cenderung menutup mata terhadap biaya pendidikan yang harus ditanggung dengan alasan kualitas. Kelompok ini tidak peka terhadap masalah biaya pendidikan dan cenderung memilih lembaga yang telah teruji, terkenal, dan faktor unggul lainnya. Lembaga pendidikan perlu melihat pagsa pasarnya sehingga mereka perlu tahu komsumsi lembaganya termasuk sumber dana pendidikan yang diperlukan. Lembaga yang memiliki pangsa pasar golongan tidak mampu, tentu perlu mencari sumber dana alternatif guna mencukupi operasional lembaganya. Dengan melihat ketiga kelompok masyarakat di atas sekolah dapat mengambil keputusan dan membuat rencana strategis agar dapat menyaring dari berbagai kalangan. b. Strategi Diferensiasi Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi lembaga pendidikan yang ada. Strategi diferensiasi dapat dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah lainnya. Keunggulan yang dapat dimunculkan bisa dari program pendidikan dan kurikulum, fasilitas sekolah, layanan, kemudahan akses, guru-guru yang berkompeten dan masih banyak lainnya. c. Diversifikasi Strategi diversifikasi merupakan tindakan untuk mengembangkan lembaga pendidikan dengan cara perluasan layanan dan upaya peningkatan secara berkelanjutan. Diversifikasi yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, meliputi: 1 Menambah jenis layanan yang diberikan kepada masyarakat 2 Perluasan pangsa pasar, misalnya dengan membuka lembaga pendidikan ditempat lainnya tetapi melalui upaya peningkatan jenis layanan dan penyesuaian dengan kultur setempat. 27 Upaya diversifikasi yang paling jelas terletak pada perluasan pangsa pasar dengan mengedepankan pada jenis layanan yang memuaskan masyarakat dan berkesinambungan. Sudah banyak lembaga pendidikan yang melakukan strategi ini. Mayoritas sudah memiliki nama besar dan alumni yang berloyalitas tinggi terhadap almamaternya. d. Mengelola Inovasi Agar dapat menjaga persaingan secara maksimal perlu adanya pengelolaan inovasi. Dan agar terus berkembang harus dilakukan secara berkesinambungan. Jika terdapat lembaga yang tidak mampu memunculkan dan mengelola inovasi maka akan semakin tertinggal. Masalahnya adalah tidak semua sekolah dapat membuat inovasi, itu semua tergantung dari sumber daya manusia yang dimiliki setiap sekolah. SDM yang berkompeten dan kreatif akan banyak memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing sekolah. Dan bersaing melalui inovasi akan 27 Jurnal Staff.uny.ac.id, op. cit., h. 5 diterapkan oleh lembaga yang percaya pada percobaan dan pengambilan risiko. Untuk itu sekolah harus mampu mengelola inovasi dengan baik agar dapat terus berkembang dan dapat terus bersaing. Inovasi-inovasi dapat dimunculkan dari berbagai aspek, diantaranya: dari program pendidikan yang ada, media pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar dan lainnya. e. Mengelola Kultur Organisasi Organisasi lembaga pendidikan sangat menentukan kemajuan sebuah lembaga, termasuk dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Organisasi lembaga pendidikan yang sehat terlihat dari dinamis dan utuhnya sebuah lembaga sehingga mereka memiliki kesatuan langkah untuk menuju kemajuan dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Organisasi yang sehat pada sebuah lembaga antara lain ditentukan oleh kepemimpinan yang baik. Salah satu bentuk kepemimpinan yang tepat untuk sebuah organisasi pendidikan untuk menghadapi persaingan adalah kepemimpinan yang transformasional. Menurut Burns 1978 mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai “a process in which leaders and followers raise to higher levels of morality and motivation ”. Gaya kepemimpinan ini akan mampu membawa kesadaran bagi para pengikutnya dengan memunculkan ide-ide produktif, edukasional serta cita-cita bersama, memiliki visi ke depan, mampu mentranformasikan setiap perubahan, dan dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada para karyawan agar lebih kreatif dan inovatif. 28 Tipe kepemimpinan yang transformasional akan dapat mengelola kultur organisasi sesuai dengan arah visi serta misi sekolah. Pemimpin menjadi contoh untuk semua karyawannya untuk dapat terus 28 Tatty Rosmiati Achmad Kurniadi, Manajemen Pendidik an: Kepemimpinan pendidik an Bandung: Alfabeta, 2009, h. 151 menciptakan inovasi terbaru dalam meningkatkan keunggulan bersaing sekolah. f. Mengelola Perubahan Berbagai perubahan harus disikapi secara professional sehingga sebuah lembaga dapat eksis, terlebih persaingan semakin ketat dan membutuhkan inovasi dalam berbagai hal. Lembaga pendidikan memiliki kekhususan dalam hal input dan prosesnya karena produknya pun berbeda dengan produksi pabrik sehingga sangat spesifik dan unik. Mengelola perubahan harus dimulai dari dalam organisasi lembaga pendidikan sehingga mampu bersaing ke luar dengan baik. Ketika di dalam organisasi tidak sehat, maka organisasi lembaga pendidikan hampir dapat dipastikan akan semakin tertinggal dan tidak mampu bersaing. Kebanyakan organisasi yang berhasil adalah mereka yang memfokus pada mengerjakan apa saja yang menerima perubahan kondisi. Organiasi yang sukses dalam mendapatkan, menanamkan, dan menerapkan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk membantu menerima perubahan dinamakan learning organizations. 29 Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi bersaing sekolah amat penting dan wajib dimiliki sekolah yang ingin melakukan perubahan dan pengembangan sekolah untuk dapat memenangi persaingan yang semakin ketat. Perlu adanya satu komando yaitu pemimpin yang strategis yang dapat mengelola dan memimpin semua sektor kearah tujuan yang telah ditetapkan yaitu menjadi sekolah unggulan. Jika pemimpin dapat membuat pergerakan internal lembaga yang bagus menuju perubahan maka rencana strategi bersaing yang dibentuk menjadi sebuah masterkey sekolah sebagai alat kemenangan menjadi sekolah unggulan. 29 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011 Edisi ketiga, h. 104

4. Mendongkrak Keunggulan Bersaing

Untuk dapat mendongkrak keunggulan bersaing sekolah, perlu adanya SDM yang berkompeten dan konsisten dalam menjalankan strategi bersaing yang dimiliki sekolah. Selain itu perlu juga suatu konsep keunggulan bersaing yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan. Menurut Keegan dan Green sebagaimana dikutip oleh Jajat Kristanto mengemukakan tiga konsep dalam membangun keunggulan bersaing yaitu 1 mengacu pada strategi generik dari Michael E. Porter yaitu kepemimpinan dalam biaya cost leadership, diferensiasi, dan fokus; 2 model kapal pemimpin flagship model dari Rugman dan D’Cruz; dan 3 konsep strategic intent dari hamel dan Prahalad. 30 Terdapat tiga konsep dari para pakar konsep strategi bersaing yang memiliki keunggulan masing-masing. Namun menurut penulis konsep Generik Michael E. Porter sangat cocok untuk diterapkan pada sekolah yang ingin meningkatkan keunggulan bersaing. Dengan strategi kepemimpinan biaya dengan menekankan pada harga yang berkompeten dan bersahabat dengan kebutuhan masyarakat, sangat cocok diterapkan untuk masyarakat saat ini. Dengan alasan masyarakat kita sekarang sedang dalam masa ekonomi berkembang dan cerdas. Masyarakat lebih banyak memilih sekolah yang pas dengan kantong keluarganya dengan tidak menyampingkan kualitas serta mutu yang ada di sekolah. Maka sekolah harus bisa menyisir wilayah ini agar dapat menarik konsumen yang banyak. Selanjutnya adalah dengan strategi diferensiasi yang saat ini sudah banyak sekolah-sekolah yang mengembangkannya. Karena semakin banyak yang memunculkannya, perlu adanya pengembangan inovasi agar faktor pembeda ini dapat terus ada dan terus dilirik oleh masyarakat yang suka mencari faktor ini. Sekolah yang memiliki kelebihan yang berbeda dari sekolah lainnya akan banyak masyarakat yang menyukainya. 30 Jajat Kristanto, Manajemen Pemasaran Internasional: sebuah pendek atan strategi, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 133 Dan terakhir adalah strategi fokus. Sekolah harus bisa melirik pangsa pasar yang ekslusif ini. Karena sebagian orang mencari sekolah melihat dari kualitas serta mempunyai nama yang sudah besar untuk dijadikan pilihan utama mereka. Terkadang sekolah lupa akan hal-hal kecil yang ternyata bisa menjadi sangat penting bagi sekolah itu sendiri. Sekolah yang fokus terhadap pangsa pasar tertentu akan dapat menyaring siswa lebih baik dari sekolah lainnya.

B. Kerangka Berpikir

1. Persaingan antar sekolah semakin ketat 2. Banyak bermunculan sekolah baru dengan berbagai penawaran yang menarik 3. Kurang maksimalnya strategi bersaing yang diterapkan sekolah 4. SDM yang kurang mendukung STRATEGI BERSAING SEKOLAH Diperlukan strategi bersaing sekolah yang tepat untuk mengahadapi berbagai permasalahan yang ada Evaluasi Mengukur strategi yang telah diterapkan apakah dapat berjalan efektif dan mampu mengatasi permasalahan ANALISIS SWOT HASIL 1. Apakah strategi yang diterapkan sekolah sudah efektif 2. Keunggulan bersaing sekolah sudah kuatbelum 3. Langkah-langkah rekomendasi bagi sekolah dari hasil analisis SWOT Perencanaan Menyusun strategi yang bagus untuk diterapkan dalam bersaing Pengimplementasian Menerapkan strategi yang sudah dirancang sebelumnya Masalah Penyelesaian Masalah 37 38 BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA AL- HASRA Bojongsari Depok yang beralamat Jl. Raya Ciputat-Parung KM. 24 Bojongsari kota Depok. Waktu Penelitian akan dilaksanakan mulai dari bulan September sampai dengan Desember 2014 dengan rincian sebagai berikut. Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi NO. KEGIATAN BULAN KET 9 10 11 12 1 Obervasi Pendahuluan 2 Penyerahan Izin Penelitian 3 Wawancara dengan Kepala Sekolah 4 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum 5 Wawancara dengan Wali murid dan siswa 6 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada perencanaan, penerapaan dan evaluasi terhadap strategi bersaing yang dijalankan SMA Al-Hasra. Dan sub fokus penelitian ini adalah efektifitas strategi generik Michael R. Porter overall cost leadership, differensiation, focus dalam menghasilkan strategi bersaing yang unggul di sekolah.