Strategi Generik Michael Porter

2 Strategi Diferensiasi Differensiation Hal pokok yang mendasari strategi diferensiasi adalah tersedianya pelayanan, yang menurut penilaian konsumen bersifat unik atau berbeda dengan pelayanan-pelayanan lain yang sejenis. Strategi diferensiasi bukan mengabaikan biaya, tapi setiap usaha diarahkan untuk mendapatkan konsumen yang loyal. Beberapa cara strategi diferensisasi yang dapat dijalankan diantaranya sebagai berikut: a. Making the Intangible Tangible membuat sesuatu yang dapat terus diingat konsumen secara nyata setelah mengkonsumsi suatu jasa. Seperti mencantumkan nama atau label yang jelas pada setiap produk yang ditawarkan b. Customizing the Standard Product memberikan sesuatu yang menyentuh perasaan konsumen agar dapat diingat walaupun tidak memerlukan biaya yang besar. Seperti memberikan suasana yang nyaman, relax, tertib, bersih dan menyenangkan c. Reducing Perceived Risk memberikan penjelasan serta spesifikasi pada setiap fasilitas, produk ataupun jasa kepada konsumen dengan ramah. Konsumen akan memberikan persepsi yang baik dan senang akan pelayanan yang telah diberikan d. Giving Attention to Personal Training memberikan pelatihan berupa keterampilan dan keahlian kepada para karyawan. Karyawan atau staf merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan para pelanggan atau konsumen e. Controling Quality pemberian kualitas pelayanan yang konsisten dengan terus mengedepankan kualitas Perusahaan sekolah akan menggunakan strategi diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan. Konsumen akan rela membayar dengan harga premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan berbeda. Dari keunikan dan perbedaan ini, diferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam : 1. Gengsi dan brand image 2. Teknologi 3. Inovasi 4. Fitur 5. Jasa pelayanan pelanggan 6. Jaringandealer 17 Ke-enam bentuk di atas, bisa dijadikan sebagai sumber- sumber diferensiasi yang nantinya dapat kita jadikan referensi dari mana saja diferensiasi muncul. 1 Gengsi dan Brand Image Brand image penting dan harus ada pada sekolah yang ingin memiliki citra yang baik dan terkenal di mata masyarakat. Citra dan identitas diri adalah cara sekolah dalam mempersepsikan produknya. Dapat berupa sekolah favorit, kurikulum internasional, kelas akselerasi, fasilitas premium dan lain sebagainya. Para konsumen memiliki tanggapan berbeda dalam menilai setiap produk yang memiliki sesuatu hal yang ekslusif dan berkualitas. Lambat laun gengsi akan muncul sebagai pembeda dari yang lain akibat dari brand image itu sendiri. 17 Mudrajat kuncoro, Strategi: Bagaimana meraih k eunggulan k ompetitif?, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 93 2 Teknologi Penerapan teknologi pendidikan di sekolah memiliki andil penting dalam kemajuan sekolah dalam berbagai bidang, baik kurikulum, kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, sarana prasarana dan meningkatkan daya saing. Sekolah yang memiliki perangkat dan tenaga ahli IT mumpuni yang menunjang semua kegiatan KBM, akan disukai para konsumen. Selain itu dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, dapat dimanfaatkan sekolah sebagai ajang promosi dan memasarkan sekolah. 3 Inovasi Menurut Peter Drucker berpendapat bahwa inovasi adalah cara-cara yang digunakan pengusaha untuk menciptakan sumber daya baru yang memproduksi kekayaan atau mendayagunakan sumber daya yang sudah ada dengan meningaktakan potensinya, untuk menghasilkan kekayaan. 18 Inovasi merupakan sumber kompetitif bagi lembaga yang ingin eksis bersaing dalam persaingan antar lembaga pendidikan. Menurut Rosabeth Moss Kanter “menjadi pemenang dalam bisnis saat ini menuntut inovasi. Perusahaan yang melakukan inovasi mendapatkan imbalannya sebagai penggerak utama” 19 Inovasi bukan hanya menyangkut penciptaan suatu produk seperti komputer, pesawat, TV, radio, dan mobil, tetapi juga meliputi banyak hal lainnya. Inovasi bisa terjadi pada banyak aspek, yakti inovasi proses, inovasi metode, inovasi struktur, inovasi hubungan, 18 Michael A. Hitt, Manajemen Strategis: Daya saing Globalisasi, Jakarta: Salemba Empat, 2002, Buku 2, h. 216 19 Michael A. Hitt, op, cit., h. 217 inovasi strategi, inovasi pola pikir, inovasi produk, dan inovasi pelayanan. Semua jenis inovasi ini pada ujungnya akan bermuara pada keunggulan organisasi di dalam memberikan pelayanan kepada pengguna produk dan jasa. 20 Sekolah yang bisa menghadirkan inovasi yang berkesinambungan, bisa dalam inovasi pelayanan TU yang berkualitas, Inovasi produk dengan menghadirkan kelas akselerasi atau kelas bahasa dan lain sebagainya. Bukan tidak mungkin sekolah dapat memimpin dan menjadi penggerak utama di antara para pesaing lainnya. Sehingga sekolah dapat memenangkan persaingan yang ada dengan sumber diferensiasi yang beda dari yang lain. 4 Fitur Produk yang dimiliki sekolah harus memiliki fitur pendukung yang dapat menarik minat konsumen. Sebagai contoh kelas unggulan yang memiliki fitur akselerasi, kedisiplinan yang bagus, kemampuan dual language, sarana prasarana yang nyaman, proyektor, LCD, dll. 5 Jasa Pelayanan Pelanggang Salah satu cara utama perusahaan jasa untuk dapat membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara konsisten menyampaikan mutu pelayanan lebih tinggi ketimbang para pesaingnya. Mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat. 21 20 Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012, h. 36 21 M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, edisi ke-2, h. 83 Dapat dipahami jika sekolah ingin memiliki keunggulan bersaing, pelayanan bagi pelanggan harus diberikan dengan sebaik mungkin, dan tetap konsisten selalu menyampaikan mutu pelayanan yang terbaik bagi para konsumen yaitu para siswa dan orang tua agar tingkat kepuasan yang diperoleh sangat memuaskan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan TU Tata usaha dengan memberikan informasi dan layanan sebaik mungkin. 6 Jaringan Dealer Banyak jaringan yang dimiliki sekolah dapat dijadikan sebagai sumber diferensiasi. Sekolah dapat dengan mudah menyalurkan lulusannya pada tingkatan pendidikan yang lebih tinggi atau menyalurkan siswanya pada lapangan pekerjaan yang sudah bekerja sama pun bisa dijadikan keunggulan daya saing sekolah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi diferensiasi dapat dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki kelebihan yang berbeda dari sekolah lainnya. Seperti kelebihan pada pelayanan, fasilitas, para guru dan staf, suasana sekolah yang nyaman, kantin yang bersih, kegiatan ekstrakulikuler yang lengkap dan unggul serta masih banyak yang lainnya yang dapat dijadikan sesuatu pembeda dari para pesaing lainnya. Sekolah yang memiliki strategi ini dapat dikatakan memiliki murid yang banyak ketimbang sekolah yang tidak ada sesuatu yang berbeda dari sekolah lain, atau dengan kata lain sekolah tidak kreatif. 3 Strategi Fokus Focus Strategi fokus didasarkan kepada ide untuk melayani suatu target konsumen yang mempunyai kebutuhan yang sangat spesifik. Strategi ini beranggapan, bahwa lembaga atau perusahaan yang memfokuskan seluruh rancangannya untuk kelompok konsumen tertentu akan lebih efektif dan lebih efisien daripada lembaga atau perusahaan yang mencoba melayani seluruh jenis konsumen. Dengan memahami secara khusus apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka perusahaan akan lebih berhasil dari perusahaan lain yang tidak mempelajarinya secara khusus. Strategi fokus dapat dilakukan untuk melayani pasar yang tipis dan sangat ekslusif. Konsumen yang dilayani sangat perduli terhadap kualitas dan gengsi, tapi jauh lebih perduli terhadap privasi. Konsumen dari kelas ini umumnya memang sangat cerewet. Tapi, mereka akan royal dan loyal selama layanan yang diberikan sangat memuaskan. 22 Menurut Husein Umar mencirikan strategi ini mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh dan strategi diferensiasi. 23 Dapat disimpulkan bahwa Strategi fokus adalah suatu strategi bersaing yang dibuat di sekitar konsep pelayanan bagi target pasar tertentu yang lebih ekslusif, yang bertujuan untuk memenuhi keinginan spesifik konsumen. Konsumen yang 22 Bambang Hariadi, op. cit., h. 115 23 Husein umar, op, cit., h. 35 dilayani sangat memperhatikan kualitas layanan yang diberikan kepada mereka. Strategi ini pun penting untuk diterapkan di sekolah sebagai salah satu senjata dalam strategi bersaing. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelumnya agar sekolah bisa dibilang siap bersaing dan menyaring pangsa pasar ini. Sarana prasarana, kurikulum, guru, lulusan, serta kegiatan ekstrakulikuler lainnya harus berkualitas. Sekolah dapat menyaring para konsumen yang mencari pelayanan yang berkualitas dan bergengsi bagi anaknya.

3. Strategi Bersaing Sekolah

Persaingan antar lembaga pendidikan merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan dan berlangsung semakin ketat. Kondisi demikian semestinya disikapi lembaga pendidikan dengan berbagai langkah antisipatif jika mereka menginginkan eksistensi dan pengembangan secara berkelanjutan. Beberapa strategi sebenarnya dapat dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan jika ingin memenangkan persaingan antar lembaga. Beberapa faktor secara dominan mempengaruhi daya saing sebuah lembaga pendidikan antara lain: 1 Lokasi, secara umum lembaga pendidikan akan berupaya mencari lokasi yang mudah dijangkau dan memiliki akses terhadap sektor lainnya sehingga faktor ini merupakan salah satu keunggulan komparatif untuk bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. 2 Keunggulan nilai, misalnya kelebihan kurikulum yang diterapkan, sumber daya manusia, sarana prasarana, hingga keunggulan kerjasama. 3 Kebutuhan masyarakat, pada beberapa kasus umum terdapat beragam alasan orangtua menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan tertentu, salah satu alasan yang paling mengemuka adalah faktor kualitas menyangkut proses pembelajaran dan hasilnya, termasuk kepastian setelah anak mereka menamatkan pendidikan dari sebuah lembaga pendidikan. Masyarakat menilai keterserapan mereka di sekolah berkualitas pada tingkat di atasnya merupakan salah satu alasan mereka rela menyekolahkan anaknya berbondong-bondong ke kota. 24 Ketiga faktor di atas menjadi alasan utama masyarakat dalam memilih sebuah lembaga pendidikan bagi anak mereka. Lokasi menjadi pilihan utama karena memang pada kenyataannya saat ini lokasi yang strategis dan dekat dengan rumah menjadi pilihan pertama dibenak para orang tua dengan alasan keselamatan bagi anaknya. Keunggulan nilai selaras dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Orang tua mencari keunggulan yang ada di setiap sekolah dengan harapan anak mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, sekolah membutuhkan strategi bersaing untuk memenangkan persaingan antar lembaga pendidikan. Persaingan antar lembaga pendidikan yang sedemikian ketat secara nyata memunculkan minat pemilik modal untuk berinvestasi pada sektor ini. Komersialisasi pendidikan memang tidak tepat, namun pengelolaan secara professional semakin mendesak untuk dilakukan, kecuali lembaga tersebut hanya ingin bertahan hidup saja tanpa motivasi untuk berkembang, sehingga mereka cenderung pasrah. Kondisi demikian banyak ditemui terutama di pedesaan yang relatif jauh dari informasi dan terbatas aksesnya. Untuk itu para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit selalu berada di depan dan memiliki sikap kompetitif dalam menjalankan tugas kelembagaannya. Sikap-sikap tersebut antara lain sebagai berikut. a. Memiliki komitmen untuk tetap melakukan yang terbaik dan tetap memperjuangkan keunggulan dan titik “kesempurnaan” b. Berpegang teguh pada prinsip kejujuran, profesionalisme, dan keterpercayaan c. Memiliki prinsip selalu berada di depan karena persaingan adalah adu cepat mencapai garis finis d. Visioner dan mampu memetakan gambaran masa depan ke meja kerja hari ini 24 Jurnal Staff.uny.ac.id, Strategi Bersaing dalam Bisnis Pendidik an, h. 3 e. Cermat, penuh perhitunngan, dan selalu menghindari terjadinya kesalahan f. Berorientasi pada prinsip-prinsip kebaikan, keadilan, kejujuran, dan kebermanfaatan g. Peka terhadap tuntutan aspirasi dan selalu meyakini bahwa semua pihak telah terlayani dengan baik h. Cermat, tepat, dan cepat dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam menghadapi risiko i. Bersikap demokratis, kritis, dan terbuka serta tidak bersikap mutlak terhadap suatu hal j. Tidak sekedar menjual jasa, barang, ilmu, dan keterampilan, tapi selalu menjual kepercayaan dan kepuasan pada semua pihak k. Mencintai pekerjaan, yang ditunjukkan dengan semangat bekerja keras, ulet, dan tanpa mengenal menyerah dalam menghadapi berbagai pekerjaan l. Mengelola diri dan mengelola waktu m. Bersikap objektif dan tidak memberikan nilai lebih terhadap diri sendiri n. Selalu hangat dan bersahabat dengan siapapun dan menghargai sekecil apapun prestasi dan kebaikan orang. 25 Selanjutnya, strategi bersaing di dalam kompetisi pendidikan harus dilakukan secara sistematis dan terencana. Strategi yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut: 1 Lembaga pendidikan harus mengetahui pangsa pasarnya 2 Strategi diferensiasi pembeda 3 Diversifikasi 4 Mengelola inovasi 5 Mengelola kultur organisasi 6 Mengelola perubahan 26 a. Lembaga Pendidikan harus Mengetahui Pangsa Pasar Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menentukan pangsa pasar. Sekolah dapat melihat kolompok masyarakat sekitar sekolah baik yang tidak mampu, menengah dan mampu. 25 Dedy Mulyasana, Pendidik an Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 185 26 Jurnal Staff.uny.ac.id, op. cit., h. 4-8 Kelompok masyarakat tidak mampu, sangat peka terhadap biaya pendidikan, sehingga golongan ini memilih lembaga pendidikan berdasarkan pada kemampuan ekonomi keluarga. Mereka cenderung berpikir rasional mendasarkan pada kemampuan ekonomi, sehingga faktor kualitas adalah alasan berikutnya. Kelompok masyarakat menengah, cenderung bersifat situasional dan mereka berasumsi jika pendidikan berkualitas sangat penting, namun mereka relative masih rasional di dalam melihat besaran biaya pendidikan yang harus dibayar sehingga cenderung berhati-hati di dalam memilih lembaga pendidikan yang menurut mereka cukup baik. Kelompok terakhir adalah kelompok masyarakat mampu, mereka cenderung menutup mata terhadap biaya pendidikan yang harus ditanggung dengan alasan kualitas. Kelompok ini tidak peka terhadap masalah biaya pendidikan dan cenderung memilih lembaga yang telah teruji, terkenal, dan faktor unggul lainnya. Lembaga pendidikan perlu melihat pagsa pasarnya sehingga mereka perlu tahu komsumsi lembaganya termasuk sumber dana pendidikan yang diperlukan. Lembaga yang memiliki pangsa pasar golongan tidak mampu, tentu perlu mencari sumber dana alternatif guna mencukupi operasional lembaganya. Dengan melihat ketiga kelompok masyarakat di atas sekolah dapat mengambil keputusan dan membuat rencana strategis agar dapat menyaring dari berbagai kalangan. b. Strategi Diferensiasi Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi lembaga pendidikan yang ada. Strategi diferensiasi dapat dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah lainnya.