Landasan Teori Check and Balances

D. Check and Balances dalam Pengangkatan Panglima Tinggi Militer

Prinsip check and balances antara lembaga eksekutif yakni presiden dan lembaga legislatif yaitu Senat Amerika Serikat dalam pengangkatan pejabat-pejabat eksekutif jelas tertulis dalam Konstitusi Amerika Serikat Pasal 2 Ayat 2 yang berbunyi: He shall have Power, by and with the Advice and Consent of the Senate, to make Treaties, provided two thirds of the Senators present concur; and he shall nominate, and by and with the Advice and Consent of the Senate, shall appoint Ambassadors, other public Ministers and Consuls, Judges of the supreme Court, and all other Officers of the United States, whose Appointments are not herein otherwise provided for, and which shall be established by Law. Dia akan memiliki Wewenang, oleh dan dengan Nasihat dan Persetujuan Senat, untuk membuat Perjanjian, dibutuhkan dua pertiga persetujuan Senator yang hadir; dan ia akan mencalonkan, dan oleh dan dengan Nasihat dan Persetujuan Senat, akan menunjuk Duta, Menteri lain dan Konsul, Hakim Mahkamah Agung, dan semua petugas lainnya dari Amerika Serikat, yang Jabatannya tidak ada dalam dokumen ini sebaliknya disediakan, dan yang harus ditetapkan dengan Undang-Undang. Yang artinya Presiden Amerika Serikat akan mempunyai Wewenang, oleh dan dengan Nasihat dan Persetujuan Senat, untuk membuat Perjanjian, asal dua pertiga anggota Senat yang hadir setuju; dan ia akan mencalonkan, atas dan dengan Nasihat dan Persetujuan Senat, mengangkat Duta Besar, Duta-Duta lain dan Konsul, Hakim Makamah Agung, dan semua pejabat lain Amerika Serikat, yang pengangkatannya belum disebut didalam ayat tersebut, yang akan ditentukan dengan Undang-Undang. Seperti pengangkatan panglima tinggi militernya yaang dimuat dalam United States Code Bab 10 Ayat 152 butir a poin 1 tentang Ketua: Pengangkatan, Tingkat dan Pangkat. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya persetujan maka bertujuan untuk membatasi kekuasaan serta tindakan presiden agar tidak terjadi abuse of power. Seperti halnya di Indonesia yang sama- sama menerapkan prinsip check and balances dalam hal pengangkatan panglima tinggi militernya. Di Indonesia sendiri, prinsip ini tidak dituangkan secara eksplisit dalam konstitusi, namun dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan dibawahnya yaitu pada pasal 13 ayat 2 UU TNI. 17 17 Pasal 13 Ayat 2 UU TNI berbunyi “Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.” 29

BAB III MEKANISME PENGANGKATAN PANGLIMA TINGGI MILITER DI

INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT A. Tentara Nasional Indonesia TNI adalah angkatan bersenjata milik Negara Indonesia. TNI terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Perubahan UUD 1945 mengenai TNI, sebagaimana tercantum dalam Pasal 30. Dalam pasal ini ditentukan dengan jelas mengenai perbedaan tugas dan kewenangan masing-masing untuk menjamin perwujudan demokrasi dan tegaknya rule of law. Pasal ini berbunyi , “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Adapun Pasal 30 ayat 2 menentukan bahwa “Usaha pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. 1 Sementara itu, dalam ayat 3 Pasal 30 berbunyi, “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan 1 Jimly Asshiddiqie, Sengketa Kewenangan Konstitusional Lembaga Negara, Jakarta : Konstitusi Press, 2006, h. 120. 29

BAB III MEKANISME PENGANGKATAN PANGLIMA TINGGI MILITER DI

INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT A. Tentara Nasional Indonesia TNI adalah angkatan bersenjata milik Negara Indonesia. TNI terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Perubahan UUD 1945 mengenai TNI, sebagaimana tercantum dalam Pasal 30. Dalam pasal ini ditentukan dengan jelas mengenai perbedaan tugas dan kewenangan masing-masing untuk menjamin perwujudan demokrasi dan tegaknya rule of law. Pasal ini berbunyi , “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Adapun Pasal 30 ayat 2 menentukan bahwa “Usaha pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. 1 Sementara itu, dalam ayat 3 Pasal 30 berbunyi, “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan 1 Jimly Asshiddiqie, Sengketa Kewenangan Konstitusional Lembaga Negara, Jakarta : Konstitusi Press, 2006, h. 120.