Analisis Peran Petani Terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah

97

5.3. Analisis Peran Petani Terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah

Hasil pengamatan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur menunjukkan bahwa sebagian besar lahan yang diusahakan petani memiliki sebaran kelas kemiringan lereng berkisar antara 8-15, dan 15-30, dengan kedalaman solum tanah berkisar antara 60 –100 cm. Pada lahan yang memiliki kemiringan lereng diatas 15 petani menanam rumput untuk penguat teras, yang juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, misalnya: sapi dan kambing. Penerapan teknik konservasi tanah yang murah dan mudah diterapkan yang demikian dianggap cukup efektif oleh petani dalam mencegah erosi yang bersifat spesifik lokasi serta berorientasi pada kebutuhan. Pengalaman dan pengetahuan ini sifatnya turun temurun atau warisan dari pendahulunya yang sudah berpengalaman bercocok tanam dan dalam melakukan perlindungan terhadap lahan yang diusahakan untuk mencegah erosi. Bentuk penerapan teknik konservasi tanah yang dilakukan petani di kawasan agropolitan dalam mencegah erosi, sebagaimana disajikan pada Gambar 12. Gambar 12. Tanaman Rumput yang Digunakan Untuk Mencegah Erosi Gambar 12 menunjukkan bahwa teknologi konservasi tanah yang dilakukan petani di kawasan agropolitan untuk mencegah erosi sangat sederhana. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan petani di kawasan agropolitan menunjukkan bahwa jenis tanaman yang digunakan untuk melindungi lahan dengan rumput untuk makanan ternak 64,93 Desa Sukatani sebesar 97,13 dan Desa Sindangjaya sebesar 32,73, semak 7,28 Desa Sukatani sebesar 0, dan Desa Sindangjaya sebesar 14,55, tanaman semusim 13,25 Desa Sukatani sebesar 2,86 dan Desa Sindangjaya sebesar 23,64, campuran tanaman tahunan dan semusim 12,73 Desa Sukatani sebesar 0 dan Desa 98 Sindangjaya sebesar 25,45, dan tanaman tahunan 1,82 Desa Sukatani sebesar 0 dan Desa Sindangjaya sebesar 3,64 sebagaimana disajikan pada Gambar 13. Gambar 13. Jenis Tanaman yang Digunakan Untuk Melindungi Lahan Penerapan teknik konservasi tanah yang dilakukan oleh petani secara sederhana, karena 1 rendahnya penghasilan petani menyebabkan tidak mampu untuk membiayai kegiatan konservasi tanah secara metode vegetatif, mekanik, dan kimia, 2 keterbatasan informasi dan pengetahuan, karena jarangnya tenaga penyuluh pertanian dari dinas terkait melakukan pembinaan dan penyuluhan teknik konservasi tanah di kawasan agropolitan. Dari hasil wawancara terhadap petani di Kawasan Agropolitan Pacet- Cianjur diperoleh informasi bahwa pembinaan dari instansi terkait tentang teknik budidaya dan konservasi tanah yang menyatakan sering sebesar 5,98 Desa Sukatani sebesar 2,86 dan Desa Sindangjaya sebesar 9,09, jarang sebesar 78,5 Desa Sukatani sebesar 74,28 dan Desa Sindangjaya sebesar 81,82, dan tidak ada sebesar 15,98 Desa Sukatani sebesar 22,86 dan Desa Sindangjaya sebesar 9,09 sebagaimana disajikan pada Gambar 14. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Rumput untuk Makanan Ternak Semak Tanaman Semusim Campuran Tanaman Tahunan dan Semusim Tanaman Tahunan Jenis Tanaman yang Digunakan untuk Melindungi Lahan P e rs e n ta s e Desa Sukatani Desa Sindangjaya Kawasan 99 Gambar 14. Pembinaan dari Instansi Terkait Teknik Budidaya dan Teknik Konservasi Gambar 14. Pembinaan dari Instansi Terkait tentang Teknik Budidaya dan Konservasi Tanah Dalam analisis Model Binary Logistic Regression ini, peluang peran petani dalam penerapan teknik konservasi tanah dinotasikan dengan P sebagai variabel terikat, dan dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori peluang opsi berperan menerapkan teknik konservasi tanah dinotasikan dengan P=1, dan kategori tidak berperan menerapkan teknik konservasi tanah dinotasikan dengan P=0. Terdapat 6 enam variabel bebas, yaitu: umur X 1 , pendapatan X 2 , luas lahan X 3 , pola tanam X 4 , pendidikan D 1 , status kepemilikan lahan D 2 . Seperti disajikan pada Tabel 25. Hasil analisis menunjukkan ada 4 variabel bebas yang signifikan mempengaruhi peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah di kawasan agropolitan, yaitu:

1. Umur X

1 Umur secara signifikan berpengaruh positif terhadap peran petani dalam berusahatani di kawasan agropolitan, sebagaimana ditunjukkan nilai koefisien 0,7865 dan odd rationya 2.196 Desa Sukatani dengan koefisien -0,6752 dan odd ratio 0,509 dan Desa Sindangjaya dengan koefisien 1,9960 dan odd ratio 7,359. Artinya apabila terjadi peningkatan umur 1 tahun, maka akan menambah peluang peran petani terhadap lahan dalam menerapkan teknik konservasi tanah sebesar 12,196 kali. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Sering Jarang Tidak Ada Pembinaan dari Instansi Terkait tentang Teknik Budidaya dan Konservasi Tanah P e rs e n ta s e Desa Sukatani Desa Sindangjaya Kawasan 100 Tabel 25. Analisis Binary Logistic Regression Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Petani terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur Di Kawasan Agropolitan Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta -4.6997 1.8897 0.0129 X 1 Umur tahun 0.7865 0.2830 0.0054 2.196 X 2 Pendapatan Rp -5.19E-6 0.000021 0.8007 1.000 X 3 Luas Lahan luassedang sempit 5.6482 2.8960 0.0511 283.76 X 4 Pola Tanam jumlah komoditi tumpangsari 0.1017 0.2771 0.7135 1.107 D 1 Pendidikan tamat SDSMP 1.1610 1.2837 0.3658 3.193 D 2 Kepemilikan Lahan milik non-milik -0,8934 0.5546 0.1072 0.409 Di Desa Sukatani Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta 2.5952 2.9567 0.3801 X 1 Umur tahun -0.6752 0.5566 0.2251 0.509 X 2 Pendapatan Rp -0.00004 0.000048 0.4000 1.000 X 3 Luas Lahan luassedang sempit 0.0563 7.1858 0.9937 1.058 X 4 Pola Tanam jumlah komoditi tumpangsari -0.3855 0.5171 0.4559 0.680 D 1 Pendidikan tamat SDSMP . . . D 2 Kepemilikan Lahan milik non-milik 0.9720 1.1490 0.3976 2.643 Di Desa Sindangjaya Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta -10.1449 3.9468 0.0102 X 1 Umur tahun 1.9960 0.6759 0.0031 7.359 X 2 Pendapatan Rp 0.000014 0.000038 0.7042 1.000 X 3 Luas Lahan luassedang sempit 6.8001 4.0149 0.0903 897.976 X 4 Pola Tanam jumlah komoditi tumpangsari -0.0156 0.4832 0.9743 0.985 D 1 Pendidikan tamat SDSMP 2.4606 2.3672 0.2986 11.712 D 2 Kepemilikan Lahan milik non-milik -2.1055 0.9772 0.0312 0.122 Sumber : Data Primer 2006 Diolah Umur petani responden rata-rata 25-60 tahun di kawasan agropolitan adalah faktor yang menentukan dalam kemampuan berpikir, bertindak dan 101 kesediaan menanggung resiko. Pada dasarnya semakin tua umur, maka mempunyai pengalaman yang lebih banyak dan lebih matang dalam mengelola dan menjalankan aktivitas usahataninya, baik dari segi penggunaan sarana produksi, alat dan mekanisasi pertanian, teknologi maupun tenaga kerja. Karena pada dasarnya petani yang sudah berpengalaman lebih yakin mengenai cara kerja dan pengetahuannya karena telah teruji dalam prakteknya. Namun di lokasi penelitian petani lebih cenderung mengikuti cara-cara produksi yang tradisionil karena sulit baginya untuk menerima suatu teknologi baru, karena secara fisik semakin tua umur seseorang, maka semakin lemah dalam melakukan sesuatu.

2. Luas Lahan X

3 Luas lahan yang digarap oleh petani di kawasan agropolitan secara signifikan berpengaruh meningkatkan peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah dimana nilai estimate sebesar 5,6482 dengan nilai odd ratio sebesar 283,766 Desa Sukatani Odd Ratio 1,058 dan Desa Sindangjaya dengan odd ratio 897,976. Hal ini artinya apabila terjadi peningkatan luas lahan 1 ha, maka akan meningkatkan peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah sebesar 1283,766 = 283,766. Apabila terjadi peningkatan luas lahan yang dimiliki petani, maka modal yang dibutuhkan untuk mengelola lahan tersebut juga semakin besar. Modal merupakan hambatan utama petani dalam pengelolaan lahan. Oleh karena itu dalan pengelolaan lahan dibutuhkan suatu terobosan teknologi pertanian yang tidak hanya mampu meningkatkan produksi pertanian tetapi juga efektif dan ekonomis sehingga dapat terjangkau oleh petani. Keberhasilan dalam pengelolaan lahan bukan hanya ditentukan oleh produktivitas tonha, tetapi yang lebih penting adalah nilai jual produk yang dihasilkan. Hal ini merupakan permasalahan terbesar petani. Pada waktu panen biasanya harga jual produk yang dihasilkan sangat rendah. Semakin luas lahan yang dikelola petani, maka kerugian akibat anjloknya harga jual produk pertanian akan semakin besar. Oleh karena itu semakin luas lahan yang dikelola, maka akan semakin aktif petani dalam mencari informasi teknologi budidaya yang efektif dan ekonomis, serta lebih aktif dalam menerapkan teknik konservasi tanah. 102

3. Pola Tanam X

4 Pola tanam secara signifikan berpengaruh terhadap peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah dengan nilai P value sebesar 0.7135 signifikan pada taraf 95 dan odd ratio sebesar 1.107 Desa Sukatani P value 0,4559 dengan Odd Ratio 0,680 dan Desa Sindangjaya P value 0,9743 dengan Odd Ratio 0,985. Apabila penentuan komoditas terpilih dalam pola tanam yang bernilai ekonomis tinggi dan usia tanaman pendek dan kondisi lahan yang sesuai, maka akan mempengaruhi peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah akan meningkat sebesar 11.107 = 1.107

4. Pendidikan D

1 Pendidikan secara signifikan mempengaruhi peran petani terhadap teknik konservasi tanah dengan nilai P value sebesar 0,3658 signifikan pada taraf 95 dengan odd ratio 3.193 Desa Sukatani P value 0 dengan Odd Ratio 0 dan Desa Sindangjaya P value 0,2986 dengan Odd Ratio 11,712. Artinya apabila peningkatan pendidikan dalam satu satuan, maka peran petani terhadap lahan dalam menerapkan teknik konservasi tanah akan meningkat sebesar 13.193 = 3.193. Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat pengetahuan petani responden yang akan mempengaruhi motivasi petani untuk berpikir lebih baik dalam memilih alternatif dan memecahkan masalah yang dihadapi pada saat mengelola usahataninya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang petani responden maka semakin mudah menerima dan menyerap berbagai bentuk teknologi dalam kegiatan konservasi sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan suatu produk khususnya komoditas hortikultura.

5.4. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani

Dokumen yang terkait

Analisis karakteristik usahatani komoditas hortikultura dan faktor faktor yang mempengaruhinya di kawasan agropolitan pacet Cianjur

2 25 188

Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

4 26 127

Studi Perbandingan Land Rent Antara Lahan Komoditas Hortikultur Dengan Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 10 80

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan: studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 8 240

Analisis pengaruh kompensasi petani terhadap produktivitas usaha: studi kasus Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur

0 8 215

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 7 126

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI : Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

1 6 41

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

0 1 47

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

0 0 5

PENENTUAN KAWASAN AGROPOLITAN BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MALANG

0 0 476