108
meningkatkan kemampuan aktual lahan untuk menyerap tenaga dan modal, sehingga memberikan hasil produksi yang sebesar-besarnya pada tingkat
teknologi dan pengelolaan tertentu. Berdasarkan pengamatan di desa Sukatani kegiatan usahatani sumber airnya tergantung pada air hujan tadah hujan shingga
penggunaan bibit unggul dan tindakan konservasi harus lebih dioptimalkan sesuai dengan kondisi lahan dan musim.
5.4.3. Desa Sindangjaya
Dan untuk Desa Sindangjaya dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap keuntungan usahatani adalah X
1
= luas lahan garapan m
2
, X
3
= input pupukX
3
, dan dummy variable mengenai kegiatan konservasi D
2
. Hal ini didasarkan oleh nilai -p0,05. Model regresi dummy untuk Desa Sindangjaya adalah
Y = 5,3168 + 7,1632X
1
+ 5,7320X
3
+ 0,1127D
2
artinya: 1. Jika luas lahan garapan, input pupuk dan dummy variable mengenai kegiatan
konservasi konstan, maka keuntungan usahatani sebesar Rp.5,3168 2. Setiap penambahan luas lahan sebesar satu m
2
dimana input pupuk dan dummy variable mengenai kegiatan konservasi konstan, maka keuntungan
usahatani akan meningkat sebesar Rp.7,1632. 3. Setiap penambahan input pupuk sebesar satu rupiah dimana luas lahan
garapan dan dummy variable mengenai kegiatan konservasi konstan, maka keuntungan usahatani sebesar Rp. 5,7320.
4. Setiap penambahan input Dummy variable mengenai kegiatan konservasi sebesar satu satuan dimana luas lahan garapan dan input pupuk konstan, maka
keuntungan usaha tani sebesar Rp.0,1127. Peubah-peubah penjelas dapat dengan baik menjelaskan keragaman
produktivitas usahatani komoditas hortikultura di desa Sindangjaya, sebagaimana ditunjukkan nilai R
2
dan F hitung yang tinggi. Angka R
2
sebesar 0,8329 berarti 83,29 keragaman produktivitas usahatani komoditas hortikultura di desa
Sindangjaya dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukkan dalam persamaan. Sedangkan sisanya 16.71 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
109
di luar model. Sementara input bibit, input tenaga kerja, input pestisida dan variable dummy kepemilikan lahan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan
produktivitas usahatani komoditas hortikultura. Faktor-faktor tersebut sudah dianggap cukup tidak perlu adanya penambahan yang hanya berakibat pada
pembengkakan atau modal dan biaya produksi tanpa diikuti oleh peningkatan produksi.
Akses petani terhadap luas lahan merupakan suatu ukuran dalam menentukan produksi usahatani. Terbatasnya luas lahan membawa dampak cukup
signifikan, karena lahan merupakan faktor produksi utama yang dibutuhkan dalam kegiatan pertanian sebagai mata pencaharian utama dari penduduk perdesaan.
Sempitnya luas lahan di Desa Sindangjaya menyebabkan sulitnya melakukan pengaturan penanaman dalam suatu hamparan guna memperoleh volume produksi
yang mencukupi untuk skala pertanian berorientasi industri. Penanaman secara intensif atau terus menerus menyebabkan pengurasan
unsur hara dan meningkatnya kekebalan hama dan penyakit tanaman akibat penggunaan pestisida yang intensif sehingga dapat mempengaruhi terjadinya erosi
berupa hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air.
Luasnya ukuran lahan menjadi sangat signifikan untuk perencanaan usahatani. Artinya perencanaan yang baik untuk pengaturan pola tanam,
pemilihan jenis tanaman, waktu tanam, dan penggunaan pestisida akan lebih efisien.
Di Desa Sindangjaya luas lahan garapan petani rata-rata 0,11 ha dengan status kepemilikan beragam, yaitu milik, sewa, gadai, dan milik pemerintah.
Jarang sekali ditemui luas lahan petani memiliki lahan seluas 1 ha. Karena saat ini kepemilikan luas lahan cenderung berpindah status kepemilikan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya fragmentasi lahan akibat pertumbuhan jumlah penduduk, terjadinya proses alih kepemilikan atau alih
fungsi lahan. Namun seringkali yang lebih dominan terjadi adanya proses alih kepemilikan lahan atau alih fungsi lahan sehingga terjadi penguasaan lahan yang
timpang. Dengan demikian luas lahan garapan petani kurang dari 1 ha
110
menyebabkan penggunaan faktor produksi menjadi tidak efisien dan pendapatan usahatani tidak mencukupi kebutuhan keluarga petani.
Kegiatan konservasi tanah akan menjadi signifikan dalam peningkatan produktivitas usahatani di desa Sindangjaya jika dilakukan pengolahan tanah
tillage menurut kontur, pembuatan galengan dan saluran menurut kontur, pembuatan tanggul serta teknik pembuatan teras bangku selama pengusahaan
lahan.
5.5. Analisis Tingkat Erosi