II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik dan Sumberdaya Usahatani
Karakteristik usahatani individu adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang, yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan
dan lingkungannya. Soekartawi 1986 mengatakan bahwa cepat tidaknya proses adopsi sangat tergantung dari beberapa faktor.
Sumberdaya yang dimiliki petani meliputi faktor fisik berupa tanah, sinar matahari, air, dan faktor sosial ekonomi seperti uang tunai dan kredit, tenaga
kerja, dan pasar Harwood, 1982. Pada umumnya suatu usahatani memiliki modal yang terbatas, sumberdaya modal diperoleh dari pembentukan modal
sendiri dan bantuan kredit. Konsekuensinya, dalam usaha pertanian tidak diperoleh modal sesuai yang diinginkan Cowling et al. 1970. Jalan keluar untuk
memenuhi keterbatasan modal bagi petani dapat ditempuh melalui 2 dua cara. Pertama, meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas melalui
pengalokasikan kombinasi usahataninya sehingga mampu membentuk modal sendiri. Kedua, melalui pemberian kredit usahatani. Dengan demikian diharapkan
petani akan mampu meningkatkan penggunaan input yang lebih tinggi, sehingga produksi yang dicapai akan lebih tinggi Cooke, 1982.
Petani kecil umumnya kurang menguasai keadaan iklim dan masalah sosial ekonomi di tempat mereka bekerja. Walaupun demikian, mereka harus
membuat keputusan tentang tanaman apa yang harus ditanam, bagaimana mengusahakan tanaman tersebut dan berapa luas yang harus diusahakan
Soekartawi, 1986.
2.2. Lahan dan Tanah
Lahan memiliki pengertian yang lebih luas dari pada tanah, walaupun dalam banyak hal kata tanah dan lahan sering digunakan dalam makna yang
setara. Lahan merupakan matrik dasar kehidupan manusia dan pembangunan Saefulhakim, 1997 karena hampir semua aspek dari kehidupan manusia dan
pembangunan, baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan permasalahan lahan Saefulhakim dan Nasoetion, 1995. Tanah dipandang sebagai
benda alami dan yang mempelajari proses dan reaksi biofisik-kimia yang
12
berperan, kandungan dan jenis serta penyebarannya, sebagai tempat tumbuh tanaman dan penyedia unsur hara Arsyad, 1989.
Hardjowigeno et al. 1999, mendefinisikan lahan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap
atau bersifat siklis yang berbeda di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh manusia di masa lalu dan
sekarang, yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang.
Sumberdaya lahantanah menggambarkan gabungan antara sifat sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, yang tidak dapat diperbaharui serta
sumberdaya biologis. Sebagai contoh adalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah berhubungan dengan adanya kegiatan organisme, sifat kimia alami tanah dan
aktivitas akar tanaman agar hara tanah dapat diserap tanaman. Keadaan ini merupakan sifat dari sumberdaya alam yang dapat diperbaharui karena manusia
dapat memanipulasi kesuburan tanah sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama sampai ratusan atau ribuan tahun. Misalnya, petani
menggunakan pupuk, kapur, tanaman pupuk hijau, kompos dan sebagainya dalam kegiatan budidayanya. Sedangkan sifat tanahlahan yang merupakan sifat dari
sumberdaya biologis adalah apabila sumberdaya lahantanah ditingkatkan, dipertahankan atau digunakan sehingga kesuburannya bertambah atau berkurang
sebagai akibat dari pengaruh manusia Sitorus, 2004.
2.3. Kepemilikan dan Penguasaan Lahan