Analisis Tingkat Erosi Analisis Data 1. Analisis Karakteristik Usahatani

52 t hitung = , , , , , , 4 3 2 1 4 3 2 1 β β β β β β β β se dimana: Se = Standard error Hipotesis: H : β 1, β 2 , β 3 , β 4 = 0 H 1 : paling tidak ada satu nilai β 1, β 2 , β 3 , β 4 yang tidak sama dengan nol Kaidah Pengujian: 1. Jika t hitung t tabel , maka tolak H berarti terdapat pengaruh yang nyata signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 2. Jika t hitung t tabel , maka tolak H 1 berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.4.6. Analisis Tingkat Erosi

Prediksi erosi dilakukan pada tiap Satuan Peta Tanah SPT untuk menentukan kelayakan setiap jenis pengelolaan pertanian pada masing-masing unit kemampuan lahannya. Prediksi erosi dihitung dengan persamaan USLE Universal Soil Loss Equation menurut Wischmeier dan Smith 1978 sebagai berikut: A = R x K x L x S x C x P dimana: A = Besarnya Erosi tonhatahun R = Indeks Erosivitas Hujan K = Faktor Erodibilitas Tanah L = Faktor Panjang Lereng m S = Faktor Kemiringan Lereng C = Faktor Pengelolaan Tanaman P = Faktor tindakan konservasi Penentuan Nilai Erosivitas Hujan R Erosivitas hujan adalah kemampuan hujan untuk mengerosi tanah yang dicerminkan oleh kombinasi energi kinetik hujan dengan intensitas hujan maksimum 30 menit yang dihitung selama 1 tahun. 53 Dikarenakan tidak adanya data hujan harian dari penangkar otomatik, maka nilai erosivitas hujan R dihitung berdasarkan persamaan Lenvain 1975 dalam Asdak 1995: EI 30 = 2,21 CH m 1,36 dimana: EI 30 = Intensitas Hujan Maksimum 30 menit CH m = Curah Hujan Bulanan sehingga besarnya faktor erosivitas hujan R merupakan penjumlahan nilai-nilai indeks erosi hujan bulanan dan dihitung dengan persamaan berikut: 12 R = Σ EI 30 i i=1 dimana: R = Faktor Erosivitas Hujan Penentuan Nilai Erodibilitas Tanah K Faktor erodibilitas tanah merupakan daya tahan tanah baik terhadap penglepasan maupun pengangkutan. Kepekaan erosi tanah ini sangat dipengaruhi oleh tekstur, kandungan bahan organik, permeabilitas dan kemantapan struktur tanah. Komponen-komponen yang ditentukan adalah tekstur tanah persen pasir halus dan kasar, persen debu dan liat. Kode struktur tanah ditentukan mengacu pada ukuran diameter dan kelas struktur tanah Lampiran 6a. Kode permeabilitas tanah ditentukan berdasarkan kecepatan atau laju permeabilitas Lampiran 6b. Nilai kepekaan erosi tanah dapat dihitung dengan menggunakan nomograf Wischmeier dalam sistem matrik Lampiran 7 atau dengan menggunakan persamaan Wischmeier dan Smith 1978: 100K = 1,292 {2,1 M 1,14 10 –4 12 – a + 3,25 b – 2 + 2,5 c – 3} dimana: K = Erodibilitas Tanah M = Kelas Tekstur Tanah pasir halus + debu100 - liat a = Bahan Organik b = Kode Struktur Tanah c = Kode Permeabilitas Profil Tanah 54 Penentuan Nilai Panjang dan Kemiringan Lereng LS Faktor panjang lereng L dan faktor kemiringan lereng S dapat dihitung secara terpisah atau dihitung sekaligus sebagai faktor LS. Faktor LS didefinisikan sebagai nisbah antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kemiringan lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari sebidang tanah yang terletak pada lereng dengan panjang lereng 22 m dan kecuraman 9 . Faktor LS dihitung dengan menggunakan rumus: 2 00138 , 00965 , 0138 , S S X LS + + = dimana: X = Panjang Lereng m dan S = Kecuraman Lereng Penentuan Nilai Pengelolaan Lahan dan Tanaman C Nilai faktor pengelolaan tanaman C merupakan nisbah antara tanah yang hilang pada pengelolaan tanaman tertentu dengan tanah yang hilang tanpa tanaman. Nilai C ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara yang meliputi: sistem pertanaman, pemupukan, pemanfaatan sisa tanaman, cara penanaman dan teknik perlakuan terhadap tanah serta penggunaan mulsa dan kompos dengan mengacu pada nilai C hasil-hasil penelitian terdahulu. Daftar nilai C tersebut disajikan pada Tabel Lampiran. Penentuan Nilai Teknik Konservasi Tanah P Nilai P merupakan nisbah besarnya erosi dari petak lahan dengan tindakan konservasi tertentu misalnya teras terhadap besarnya erosi dari petak standar tanpa penerapan tindakan konservasi. Nilai faktor P ditentukan berdasarkan kondisi lapang dimana tidak saja tindakan konservasi tanah secara mekanik tetapi juga berbagai usaha yang bertujuan mengurangi erosi tanah. Indeks konservasi tanah ditentukan berdasarkan Lampiran 9. Erosi yang dapat ditoleransikan Tolerable Soil Loss Erosi yang dapat ditoleransikan dihitung berdasarkan pendekatan Hammer 1981 dalam Arsyad, 2010 dengan menggunakan konsep kedalaman ekuivalen 55 Equivalent Depth dan umur guna tanah Resources Life. Erosi yang dapat ditoleransikan ETol dihitung dengan rumus Hammer, 1981: DE - D min ETol = + LPT UGT dimana: ETol = Erosi yang dapat ditoleransikan mmthn DE = Kedalaman ekivalen equivalent depth = De x fd De = Kedalaman efektif tanah mm fd = Faktor kedalaman tanah menurut sub ordo tanah D min = Kedalaman tanah minimum yang sesuai untuk tanaman mm UGT = Umur guna tanah tahun LPT = Laju pembentukan tanah mmthn Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai suatu lapisan yang menghambat pertumbuhan akar tanaman. Kedalaman ekivalen adalah kedalaman tanah yang setelah mengalami erosi produktivitasnya berkurang dengan 60 dari produktivitas tanah yang tidak tererosi Hammer, 1981. Nilai faktor kedalaman beberapa sub order tanah disajikan pada Lampian 10. Kedalaman tanah minimum yang sesuai untuk beberapa jenis tanaman dan pola tanam disajikan pada Lampiran 11. Adapun hubungan antara kedalaman efektif tanah D, kedalaman ekivalen D e dan kedalaman minimum tanah yang sesuai D min disajikan pada Gambar 9. Batas pertumbuhan akar Gambar 9. Batasan nilai D, De, dan Dmin Sinukaban, 1989 Dmin De D 56 Perencanaan Penggunaan Lahan Alternatif Perencanaan penggunaan lahan ditentukan untuk setiap unit kemampuan lahan dengan menggunakan dasar nilai CP faktor tanaman dan pengelolaan tanah yang dapat diterapkan untuk berbagai jenis pengelolaan lahan melalui simulasi. Kriteria untuk menetapkan CP maksimum yang akan direkomendasikan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: A ETol Æ RKLSCP ETol ETol RKLS Dalam hal ini ditentukan nilai CP untuk setiap jenis penggunaan dan unit kemampuan lahan, nilai RKLS pada setiap Satuan Peta Tanah SPT dianggap konstan, maka besarnya prediksi erosi selanjutnya sebanding dengan nilai CP yang dipilih selama simulasi. CP CP rek CP max Æ 57 RINGKASAN IKHTISAR PENELITIAN 59

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Karakteristik Kawasan Agropolitan

4.1.1. Keadaan Wilayah

Lokasi rintisan pengembangan kawasan agropolitan ditetapkan oleh SK Bupati No.521.3Kep.–Po2002 dengan luas kawasan agropolitan 112,04 km 2 atau 7.909 ha bentuk topografi datar bergunung. Secara spesifik sebagian besar topografinya adalah datar sampai berombak mencakup luasan 50, berombak sampai berbukit 30 dan berbukit sampai bergunung 20. Daerah dataran berada di sebelah timur dan selatan, sedangkan daerah berombak sampai berbukit terdapat di sebelah barat dan selatan, daerah berbukit sampai bergunung terdapat di sebelah utara. Batas-batas wilayah kawasan agropolitan sebagai berikut : Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi Sebelah Timur : Kecamatan Sukaresmi Sebelah Utara : Kabupaten Bogor Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang Peta administrasi wilayah inti kawasan agropolitan di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur sebagaimana disajikan pada Gambar 10. Gambar 10. Peta Administrasi Wilayah Inti Kawasan Agropolitan

Dokumen yang terkait

Analisis karakteristik usahatani komoditas hortikultura dan faktor faktor yang mempengaruhinya di kawasan agropolitan pacet Cianjur

2 25 188

Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

4 26 127

Studi Perbandingan Land Rent Antara Lahan Komoditas Hortikultur Dengan Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 10 80

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan: studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 8 240

Analisis pengaruh kompensasi petani terhadap produktivitas usaha: studi kasus Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur

0 8 215

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 7 126

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI : Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

1 6 41

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

0 1 47

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

0 0 5

PENENTUAN KAWASAN AGROPOLITAN BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MALANG

0 0 476