Karakteristik Petani Usahatani Komoditas Hortikultura

66

4.3. Karakteristik Petani Usahatani Komoditas Hortikultura

Di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur karakteristik usahatani petani komoditas hortikultura relatif sama antara sebelum dan sesudah program agropolitan, baik dari segi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan lainnya. Sedangkan persentase petani yang pernah mengikuti pelatihan agribisnis sayuran terjadi peningkatan sebagaimana pada Tabel 8. Tabel 8. Karakteristik Usahatani Petani Komoditas Hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet-Cianjur No Karakteristik Petani Sebelum Agropolitan Sesudah Agropolitan Kenaikan Penurunan 1 2 3 4 5 6 7 8 Kelompok Umur Kepala Keluarga KK : a. 15 tahun b. 15 sd 55 tahun c. 56 tahun Tingkat Pendidikan : a. Buta Huruf b. Sekolah Dasar c. SLTP d. SLTA Jenis Pekerjaan : a. Petani Sayuran b. Petani Sawah c. Pedagang d. Lainnya Jumlah Anggota Keluarga orang Anggota Keluarga Ikut Usahatani Luas Lahan Usahatani hapetani Status Penguasaan Lahan : a. Milik b. Sewa c. Gadai d. Sakap Petani Pernah Mengikuti Latihan : a. Budidaya Sayuran budidaya, pasca panen, pemasaran b. Pengolahan Hasil industri rumah tangga c. Belum Pernah 0,00 93,30 6,70 3,30 60,00 20,00 16,70 15,00 13,00 2,00 0,00 3,00 33,30 0,43 79,40 8,80 5,90 5,90 30,00 16,70 70,00 0,00 86,70 13,30 3,30 60,00 20,00 16,70 15,00 13,00 2,00 0,00 3,00 33,30 0,44 77,80 11,10 5,60 5,50 76,70 30,00 26,30 0,00 6,60 6,60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 1,60 2,30 0,30 0,40 46,70 13,30 43,70 Sumber: Rusastra et al., 2004 67 Sedangkan umur petani sayuran paling banyak 86,7 berada pada usia produktif dan sisanya 13,3 berada di atas usia produktif. Tingkat pendidikan paling banyak sampai tingkat Sekolah Dasar 60, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 20, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 16,7, dan sisanya merupakan petani buta huruf. Jenis pekerjaan utama merupakan petani 93,3 dan sisanya merupakan pedagang 6,7 yang merangkap sebagai petani sayuran. Rata-rata luas lahan petani termasuk paling banyak pemilik penggarap 77,8, sewa 11, gadai 5,6, dan sakap 5,5. Setelah agropolitan, persentase petani pernah mengikuti pelatihantraining meningkat dari 30 menjadi 76,7. Peningkatan tersebut terutama dikarenakan adanya kegiatan persiapan program agropolitan. Materi pelatihan meliputi aspek budaya, panenpasca panen, pemasaran hasil, kelembagaan, dan pengolahan hasil industri rumah tangga.

4.4. Ekonomi Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis karakteristik usahatani komoditas hortikultura dan faktor faktor yang mempengaruhinya di kawasan agropolitan pacet Cianjur

2 25 188

Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

4 26 127

Studi Perbandingan Land Rent Antara Lahan Komoditas Hortikultur Dengan Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 10 80

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan: studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 8 240

Analisis pengaruh kompensasi petani terhadap produktivitas usaha: studi kasus Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur

0 8 215

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 7 126

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI : Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

1 6 41

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

0 1 47

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

0 0 5

PENENTUAN KAWASAN AGROPOLITAN BERDASARKAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MALANG

0 0 476