Kerangka Pemikiran Operasional Risiko Harga Kubis dan Bawang Merah di Indonesia

33 Model pada persamaan 4 disebut model GARCH p,q dimana besaran var e t selain diduga tergantung pada e 2 juga tergantung pada 2 masa lalu.

3.1.6.2 Perhitungan VaR

Value At Risk adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktuperiode tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Konsep VAR berdiri di atas dasar observasi statistik atas data-data historis dan relatif dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang bersifat obyektif. VaR dapat dikatakan merangkum seluruh substansi yang ingin ditangkap dari alat- alat atau metode-metode tersebut. VaR juga mengakomodasi kebutuhan untuk mengetahui potensi kerugian atas nilai tertentu. Perhitungan VaR dengan periode waktu yang berbeda-beda yaitu satu hari, tujuh hari dan 30 hari. Secara matematis VaR dapat didefinisikan sebagai berikut Jorion 2002 : VaR = t+1 x √b x Z α x W dimana VaR = besarnya risiko b = Periode investasi Z  = Titik kritik dalam tabel Z dengan selang kepercayaan 95 persen W = Besarnya investasi t+1 = Volatilitas yang akan datang dimana t = √h t

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kubis dan bawang merah merupakan komoditas sayuran unggulan yang banyak ditanam dan dikembangkan oleh petani di Indonesia. Namun, harga kubis dan bawang merah cenderung berfluktuasi sehingga mengakibatkan ketidakpastian penerimaan yang diperoleh petani. Fluktuasi harga yang tinggi pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan dari jumlah penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar. Penawaran dan permintaan merupakan dua kekuatan yang secara simultan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh harga. Besarnya penawaran dan permintaan dari komoditas kubis dan bawang merah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Soekartawi 2002, permintaan suatu komoditas pertanian termasuk kubis dan bawang merah dipengaruhi oleh harga produk 34 tersebut, harga produk subtitusi atau harga produk komplemen, selera dan keinginan, jumlah konsumen dan pendapatan konsumen yang bersangkutan. Sementara itu, penawaran suatu komoditi pertanian termasuk kubis dan bawang merah dipengaruhi oleh teknologi, harga input seperti pupuk, benih, dan obat- obatan, harga produk yang lain, jumlah produsen, harapan produsen terhadap harga produksi dimasa yang akan datang, dan elastisitas produksi. Namun, dalam penelitian ini tidak akan dianalisis mengenai permintaan dan penawaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dari komoditas kubis dan bawang merah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi besarnya fluktuasi harga dari kedua komoditas tersebut. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan dua variabel yang mempengaruhi harga kubis dan bawang merah yakni harga sehari sebelumnya dan pasokan harian dari kedua komoditas tersebut. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 8. Keterangan : Gambar diatas garis ----- tidak dianalisis Gambar 8 . Kerangka Pemikiran Operasional Harga kubis dan bawang merah yang berfluktuasi merupakan indikator adanya risiko harga. Untuk mengetahui besarnya tingkat risiko harga dapat dianalisis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian risiko secara kuantitatif dapat diukur dengan menggunakan model ARCH-GARCH dan perhitungan VaR. Sementara itu, analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif berupa wawancara dan diskusi langsung Harga kubis dan bawang merah Penawaran dan permintaan Risiko Harga Petani menghadapi risiko harga Alternatif solusi Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan 35 dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti petani kubis dan bawang merah, pedagang grosir kubis dan bawang merah serta karyawan kantor di Pasar Induk Kramat Jati. Kemudian, dianalisis mengenai alternatif solusi yang dilakukan petani dalam menghadapi risiko harga. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat direkomendasikan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko harga kubis dan bawang merah terutama di tingkat petani sehingga permasalahan yang terkait dengan risiko tersebut dapat diatasi. IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian