53
dengan modal pemegang saham mencapai Rp 846,16 miliar dan pencapaian laba bersih sebesar Rp 145,33 miliar sehingga menjadikannya sebagai bank syariah yang
paling menguntungkan di Indonesia.
2
Setelah tumbuh sehat selama satu dasawarsa, bank muamalat memandang tahun 2009 sebagai saat yang tepat untuk merestrukturisasi serta memperkokoh
landasan usaha demi pertumbuhan di masa depan. Sekalipun dunia dilanda krisis keuangan maupun resesi ekonomi, sector perbankan syariah di Indonesia tatap kokoh.
Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat menjanjikan.
2. Gambaran umum bank syariah mandiri
Sejarah berdirinya BSM
3
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis
tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998
telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di
2
Annual Report Bank Muamalat 2009, diakses dari www.bankmuamalatindonesia.com
.
3
Annual Report Bank Syariah Mandiri 2010. diakses dari www.banksyariahmandiri.com
.
54
Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
PT Bank Susila Bakti PT Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi
berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah- langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank
syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo ke dalam PT
Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil alih
oleh PT Bank Mandiri Persero. PT Bank Mandiri Persero selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti
menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri Persero untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang
nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian
melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25
Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 124KEP. BI1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha
konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
55
Indonesia No. 11KEP.DGS1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah
Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri.
Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang
memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri Persero. PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT
Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B. Kinerja Bank Muamalat Indonesia 1. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan bank muamalat indonesia yang dipublikasikan melalui websitenya, diketahui nilai rata-rata CAR,
ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR terdapat dalam tabel 4.1 berikut:
56
Tabel 4.1 Nilai rata-rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR
Bank Muamalat Indonesia Periode 2007-2009
Tahun CAR
ROA ROE
NPF BOPO
FDR 2007
11,12 2,34
23,76 4,775
82,42 101,01
2008 11,01
2,75 34,55
4,33 77,87
102,36 2009
11,37 1,39
21,84 5,98
88,91 91,86
Sumber: Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Selain itu, untuk memudahkan dalam mendeskripsikan variabel penelitian ini,
berdasarkan data rasio keuangan dari laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia tahun 2007-2009 maka dapat diketahui nilai minimum, maksimum, rata-rata mean,
dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR
Bank Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008
CAR ROA
ROE NPF
BOPO FDR
mean 11.18000 2.128000 27.31300 5.082000 83.19600 97.89600
median 11.28000 2.505000 30.94000 4.775000 80.51500 98.80000
maximum 12.29000 3.040000 42.13000 8.860000 95.71000 106.3900
minimum 9.640000 0.450000 8.030000 2.960000 75.76000 85.82000
std. dev 0.686035 0.922916 11.52557 1.772298 7.188231 6.666624
probability 0.460949 0.363277 0.614190 0.521880 0.442769 0.700656
Sumber: data Eviews 7 yang telah diolah
57
a. CAR capital adequacy ratio Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 nilai CAR BMI tahun 2007 sebesar 11,12, tahun
2008 sebesar 11,01, dan tahun 2009 sebesar 11,37. Nilai maximum CAR pada periode 2007-2009 sebesar 12,90 dan nilai minimum sebesar 9,64. Dengan
melihat nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR BMI selama periode 2007-2009 berada diatas standar yang ditetapkan oleh bank Indonesia yaitu minimal 8.
Sehingga dapat dikatakan bahwa BMI selama periode krisis ekonomi 2008 telah memenuhi syarat CAR sebagaimana yang ditetapkan oleh BI. Sementara untuk
melihat berapa besar simpangan data pada rasio CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata mean sebesar 11,18 dengan standar deviasi SD sebesar 0,69 dimana nilai
standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik. Berdasarkan PBI, skor CAR BMI selama krisis memiliki skor
sebesar 90. b. ROA return on asset
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 rasio ROA selama periode 2007- 2009 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 ROA BMI sebesar 2,34, kemudian mengalami
kenaikan sebesar 2,75 pada tahun 2008, tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup banyak ke nilai 1,39 pada tahun 2010. Nilai maximum ROA sebesar
3,04 dan nilai minimum sebesar 0,45. hal ini menunjukkan bahwa ROA BMI selama krisis ekonomi 2008 belum memenihi peraturan BI bahwa bank yang masuk
dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki nilai minimum 1,5. Sementara standar deviasi ROA sebesar 0,92 dengan nilai rata-rata ROA sebesar 2,13. Hal
58
ini menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil daripada meannya menunjukkan data variabel ROA baik. Berdasarkan PBI, nilai ROA BMI selama
krisis mempunyai skor sebesar 100. c. ROE return on equity
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 pada periode 2007-2009 ROE BMI mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 ROE BMI sebesar 23,76, pada tahun 2008 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan sampai sebesar 34,55 dan pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan kenilai 21,84. Nilai maximum ROE sebesar 42,13 dan
nilai minimum sebesar 8,03. Nilai rata-rata variabel ROE sebesar 27,31 dengan simpangan data sebesar 11,52. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel ROE baik
karena nilai simpangan data lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata mean d. NPF non performing financing
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 rasio aktiva bermasalah BMI selama periode 2007-2009 cukup fluktuatif. Awalnya mengalami penurunan dari sebesar 4,775
sampai 4,33. Hal ini baik dikarenakan jika pembiayaan yang dilakukan oleh bank hanya sedikit yang bermasalah berarti pembiayaan yang dilakukan sudah tepat dan
bank akan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Namun, pada tahun 2009 kembali mengalami kenaikan sebesar 5,98. Nilai maximum NPF sebesar 8,86 dan nilai
minimum sebesar 2,96. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPF BMI selama krisis ekonomi 2008 belum berada pada standar BI sebesar 5. Sementara standar deviasi
NPF sebesar 1,77 dengan nilai rata-rata mean sebesar 5,08 yang menunjukkan bahwa data variabel NPF baik karena nilai rata-rata lebih besar dibandingkan nilai
59
standar deviasi. Berdasarkan PBI, nilai NPF BMI selama krisis mempunyai skor sebesar 80.
e. BOPO biaya operasioanal dibagi pendapatan operasional Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 rasio BOPO selama periode 2007-2009
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 sebesar 82,42, kemudian pada tahun 2008 sebesar 77,87, dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup signifikan ke
nilai 88,91.nilai maximum BOPO sebesar 95,71 dan nilai minimum sebesar 75,76. Dengan melihat nilai maximum dan minimum terlihat bahwa BOPO BMI
pada periode 2007-2009 belum berada pada kondisi ideal yang ditetapkan BI yaitu dibawah atau sama dengan 92. Sementara untuk melihat berapa besar simpangan
data pada rasio BOPO dilihat dari standar deviasinya yaitu 7,19 dengan bilai rata- rata mean sebesar 83,20. Dalam hal ini data variabel BOPO bisa dikatakan baik
karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai meannya. Berdasarkan PBI, nilai BOPO BMI selama krisis mempunyai skor sebesar 100.
f. FDR financing to deposit ratio Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 selama periode 2007-2009 terlihat bahwa FDR
BMI mengalami fluktuasi. Nilai FDR BMI pada tahun 2007 sebesar 101,01, tahun 2008 naik sebesar 102,36, dan tahun 2009 turun kenilai 91,86. Nilai maximum
variabel FDR sebesar 106,39 dan nilai minimum sebesar 85,82. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa variabel FDR BMI selama perode 2007-2009 telah memenuhi
standar yang ditetapkan oleh BI yaitu antara 85 - 110, FDR BMI sudah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bank Indonesia. Sementara untuk melihat
60
berapa besar simpangan data pada rasio FDR dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 6,67 dengan nilai rata-rata sebesar 97,90. Dalam hal ni data variabel FDR
bisa dikatan baik karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai meannya. Berdasarkan PBI, nilai FDR BMI selama krisis mempunyai skor sebesar 100.
2. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Setelah Krisis Ekonomi Global 2008.