31
Rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional yang bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasikonal bank syariah.
Biaya operasional yang digunakan adalah biaya beban operasional termasuk kekurangan penyisihan penghapusan aktiva produktif per periode laporan. Sedangkan
pendapatan operasional yang digunakan adalah pendapatan setelah distribusi bagi hasil per periode laporan. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasional atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh oleh bank. Semakin tinggi angka ini, mengindikasikan semakin tidak efisien bank syariah
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan begitu pula sebaliknya. Standar terbaik BOPO yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah di bawah atau sama
dengan 92 ≤92
e. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Terdapat banyak sekali rasio likuiditas yang digunakan, namun dalam penelitian ini
menggunakan rasio likuiditas bank. Rasio ini merupakan rasio antara pembiayaan yang diberikan dengan total dana pihak ketiga DPK.
32
Total pembiayaan yang diberikan terdiri atas total pembiayaan mudharabah dan musyarakah, piutang murabahah, salam, istishna, qardh, dan ijarah,
pembiayaan lainnya dan piutang multijasa khusus untuk BPRS. Sedangkan Dana Pihak Ketiga DPK terdiri dari total dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak
terikat. Jenis rasio likuiditas ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi
tingkat likuiditasnya. Standar terbaik FDR yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah antara 85-110
f. Kinerja Bank Secara Keseluruhan
Untuk mengetahui kenerja bank secara keseluruhan adalah dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu CAR, ROA, ROE, BOPO, dan FDR
yang sebelumnya diberi bobot nilai tertentu. Perhitunga persentase dan bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:
a CAR Menurut ketentuan bank Indonesia PBI No: 1512PBI2013 tentang
penyediaan modal minimum bank umum, suatu bank umum harus memiliki CAR minimum 8, sementara rata-rata perbankan sebesar 12 hingga 29. Variabel ini
mempunyai bobot nilai CAR ditentukan sebagai berikut: 1 kurang dari 8, skor nilai = 0
2 antara 8-12, skor nilai = 80 3 antara 8-12, skor nilai = 90
4 lebih dari 20, skor nilai = 100
33
Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 27,16, maka skor akhir CAR adalah 20100 = 20
b NPF Standar terbaik NPF menurut bank Indonesia PBI No:1024PBI2008
tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang melakasanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengharuskan nilai NPF di bawah 5, sementara juga
NPF bank di atas 8 dianggap buruk karena ini merupakan rata-rata NPF industri. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20, maka skor nilai NPF ditentukan sebagai
berikut: 1 Lebih dari 8, skor nilai = 0
2 Antara 5 - 8, skor nilai = 80 3 Antara 3 - 5, skor nilai = 90
4 Kurang dari 3, skor nilai = 100
Misalnya, suatu bank memiliki nilai NPF 4,26, maka skor akhir NPF adalah 2090 = 18
c ROA Menurut ketentuan bank Indonesia, standar terbaik ROA adalah 1,5. Semakin
tinggi rasio ini, maka semakin baik dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20, maka skor nilai ROA
ditentukan sebagai berikut: 1 Kurang dari 0, skor nilai = 0
2 Antara 0 - 1, skor nilai = 80 3 Antara 1 - 2, skor nilai = 90
4 Lebih dari 2, skor nilai = 100
34
Misalnya, suatu bank memiliki ROA 1,34, maka skor akhir ROA adalah 2090 = 18
d BOPO Standar terbaik BOPO menurut bank Indonesia adalah di bawah atau sama
dengan 92. Semakin rendah rasio ini, maka semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20,
maka skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut: 1 Lebih dari 125, skor nilai = 0
2 Antara 92 – 125, skor nilai = 80 3 Antara 85-92, skor nilai = 90
4 Kurang dari 85, skor nilai = 100
Misalnya, suatu bank memiliki nilai BOPO 93,21, maka skor akhir BOPO adalah 2080=16
e FDR Standar terbaik FDR menurut bank Indonesia PBI No:1420PBI2012
tentang pendanaan jangka pendek bagi bank umum syariah adalah 85-110. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20, maka skor nilai FDR ditentukan sebagai
berikut: 1 Kurang dari 50, skor nilai = 0
2 Antara 50-85, skor nilai = 80 3 Lebih dari 110, skor nilai = 90
4 Antara 85-110, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai FDR 90,22, maka skor nilai akhir FDR adalah 20100= 20
35
Selanjutnya, skor nilai masing-masing variabel dijumlahkan. Berdasarkan contoh di atas, maka bernilai 20+18+18+16+20=92. Perhitungan tersebut berlaku
untuk semua bank, sehingga diperoleh kinerja bank secara keseluruhan yang pada akhirnya akan dibuatkan ranking sesuai jumlah skor.
D. Kinerja Keuangan Bank