14
mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3 pada 2007 menjadi 7,8 pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 6,3 pada 2009.
Namun, disaat krisis ini, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis keuangan yang melanda dunia. Sementara bank-
bank konvensional diseluruh dunia bankrut atau merugi hingga lebih dari 400 milliar dollar akibat krisis di sektor kreditnya, industri perbankan syariah malah
menunjukkan kebalikannya. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap memberikan keuntungan, kenyamanan, dan keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang
surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana yang mempercayakan uangnya didepositkan di bank-bank syariah. Di tengah krisis keuangan global, industri
keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 trilliun dolar dan diperkirakan akan terus berkembang meliputi investor-investor non muslim.
2
2. Pengertian Krisis Keuangan Global
Ekonomi global merupakan sebuah sistem yang dianut oleh dunia perekonomian internasional saat ini. Hal tersebut ditandai oleh adanya sistem pasar
terbuka, arus modal yang mengalir tanpa batas, dan munculnya perusahaan- perusahaan multinasional. Globalisasi ekonomi ini bagi sebagian negara-negara
sangat menguntungkan sebab mempermudah mereka dalam memperoleh modal sebagai bahan bakar pertumbuhan ekonomi mereka. Namun, disisi lain kekuatan
2
Industri keuangan syariah, tumbuh ditengah krisis global sistem kapitalis, artikel diakses pada 13 november 2013 dari http:www.eramuslim.comberitaanalisaindustri-keuangan-syariah-tumbuh-
di-tengah-krisis-keuangan -global-sistem-kapitalis.htm
15
globalisasi ekonomi ini juga membuat ekonomi internasional mengalami ketergantungan satu sama lainnya, sehingga keadaan perekonomian suatu negara
menjadi berpengaruh kepada negara lainnya.
3
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya krisis di Amerika serikat yang ikut mengguncang negara-negara lainnya
termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, para pengamat menyebut krisis keuangan ini dengan sebutan krisis keuangan global. Sedangkan secara sederhana, krisis keuangan
dapat didefinisikan sebagai berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Krisis keuangan berhubungan
dengan kepanikan perbankan dan resesi ataupun krisis mata uang.
3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Indonesia.4
a. Dampak Terhadap Perbankan Dalam konteks perbankan, pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada
yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini. Menyikapi permasalahan ini, pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah
yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bank- bank nasional, yaitu antara lain:
- Peningkatan jumlah simpanan di bank dijamin oleh pemerintah dari Rp 100juta
menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rush akibat kekhawatiran masyarakat
3
Robert Golpin Dan Millis Gilpin, Tantangan Kapitalisme Global: Ekonomi Babak Ke-21, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. Xxii
4
http:rutacs.wordpress.com20081030dampak-krisis-keuangan-global-tahun-2008- terhadap-ekonomi-Indonesia diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10.27 wib.
16
terhadap keamanan simpanannya di bank. hal ini dilakukan dengan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Perpu.
- Perluasan jenis asset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya
hanya meliputi asset kualitas tinggi SBI dan SUN, namun melalui perpu, asset yang dapat dijaminkan diperluas dengan kredit lancar milik bank ditujukan
untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya yield
. Hal ini ditujukan untuk mempermudah bank dalam mengatasi kesulitan likuiditas, sehingga dapat memperoleh jumlah dana yang cukup dari BI.
Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan, sebenarnya lebih berdasarkan sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di
Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa. Apabila penanganan krisis di Negara- negara tersebut berhasil, maka otomatis kekhawatiran masyarakat terhadap perbankan
nasional pun hilang. Namun, akan meningkat yang dapat mengakibatkan meningkatnya amino masyarakat untuk mengambil simpanannya di bank-bank
nasional, sehingga akan membuat ambruknya sendi-sendi perbankan nasional. Untuk mengantisipasi hal ini, maka salah satu alternatif yang perlu dipikirkan oleh
pemerintah adalah dengan menjamin 100 semua dana nasabah, termasuk dana kredit yang dikucurkan oleh bank. hal ini bertujuan agar masyarakat tidak khawatir
terhadap simpanannya dan dunia perbankan bisa berjalan dengan normal sekaligus menjaga sektor riil bisa tetap bergerak dengan terjaminnya kebutuhan dana dari
perbankan.
17
b. Dampak Terhadap Bursa Saham Bursa saham Indonesia juga mengalami penurunan indeks yang signifikan,
sampai melebihi 11, sehingga memaksa otoritas bursa untuk melakukan penghentian perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa
akibat sentimen negatif.
c. Dampak Terhadap Nilai Tukar Dan Inflasi Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah
terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000USD pada minggu kedua Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat
kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global. Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah
terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai.
d. Dampak Terhadap Ekspor Dan Impor Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor
Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang
dengan kisaran masing-masing 12 – 15. Selain itu, negara-negara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel,
Belanda, Thailand, Taiwan menyumbang sekitar 45 dari total ekspor Indonesia. Dari informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan negara-negara
18
tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang berakibat pada perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan
penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang
berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan
para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. Data statistik belum dapat
diperoleh. Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan
menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga
inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun.
e. Dampak Terhadap Sektor Riil Dan Pengangguran. Dampak terhadap sektor riil dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
Menurunnya order dari rekanan di luar negeri sehingga banyak perusahaan kesulitan memasarkan produknya yang pada akhirnya harus melakukan efisiensi atau
rasionalisasi supaya dapat bertahan hidup. Melemahnya daya beli masyarakat Indonesia karena melemahnya mata uang Rupiah dan kenaikan inflasi serta kesulitan
likuiditas atau modal kerja dari perbankan yang mengetatkan kebijakan pemberian kreditnya. Kedua hal tersebut mengakibatkan industri di sektor riil menjadi tertekan,
19
sehingga apabila hal ini berlarut-larut akan melemahkan daya tahan perusahaan yang akan berimbas pada kemungkinan melakukan PHK bagi para karyawannnya demi
mengurangi beban perusahaan atau karena memang perusahaan sudah tidak mampu lagi beroperasi.
B. Laporan Keuangan Bank