64.16 persen. Penurunan TPAK ini terjadi karena peningkatan penduduk usia kerja ternyata lebih besar kepada bukan angkatan kerja. Berikut adalah perbandingan
jumlah penduduk usia kerja Kota Pekanbaru tahun 2010 dan 2011.
Tabel 3. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kota Pekanbaru, 2010 dan 2011
Jenis Kegiatan Utama 2010
2011 I.
Angkatan Kerja
1. Bekerja 2. Pengangguran
II. Bukan Angkatan Kerja
1. Sekolah 2. Mengurus Rumah Tangga
435,603 391,047
44,556 207,870
89,513 102,556
421,532 382,185
39,347 235,421
81,504 128,169
Jumlah 643,743
656,943 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
67.70 64.16
Tingkat Pengangguran 10.23
9.33
Sumber: Info Eksekutif Kota Pekanbaru 2011. BPS Kota Pekanbaru, diolah.
4.4. Sekilas Perekonomian Kota Pekanbaru
Secara umum, Kota Pekanbaru merupakan satu dari dua kota yang memiliki potensi perekonomian menjanjikan bersama Kota Dumai. Kedua kota tersebut
memiliki potensi perekonomian, baik dari segi kekayaan sumberdaya, maupun letak wilayah yang sangat strategis karena berdekatan dengan salah satu pusat
perekonomian Asia Tenggara yaitu Singapura. Berdasarkan dua pertimbangan
tersebut, maka kedua kota ini ditetapkan sebagai titik pertumbuhan ekonomi skala nasional BPS, 2011.
Perekonomian Kota Pekanbaru memiliki perkembangan yang cukup baik jika dilihat dari PDRB dan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan tahun 2000.
Terhitung sejak diterapkannya kebijakan otonomi daerah pada tahun 2004, Kota Pekanbaru cenderung memiliki trend menanjak. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel
4.
Tabel 4. PDRB dan PDRB per Kapita Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Konstan 2000 dalam juta rupiah.
Tahun PDRB
PDRB Per Kapita
2004 5,004,326.22
7,154,004.37 2005
5,450,933.15 7,358,637.96
2006 6,367,596.81
8,439,861.26 2007
6,997,154.88 8,971,873.12
2008 7,630,442.50
9,715,580.36 2009
8,302,631.95 10,342,247.20
2010 9,047,929.45
10,078,249.00
Keterangan: angka sementara
Sumber: Pekanbaru Dalam Angka 2007 – 2011. BPS, diolah. Perkembangan perekonomian Kota Pekanbaru sangat dipengaruhi oleh
kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya. Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami
peningkatan inflasi sebesar 0.79 persen, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30 persen. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada
semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88
persen dan 0.02 persen. Secara tahunan inflasi Kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26 persen, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun
2010 yaitu 2.07 persen pada bulan Januari 2010 dan 2.14 persen pada bulan Februari 2010.
Kebijakan pembangunan Kota Pekanbaru tetap bertumpu penekanannya pada aspek pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya agar dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat. Kota Pekanbaru merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk berkembang. Sebagai ibukota Provinsi Riau, kebijakan umum
pembangunan di bidang ekonomi akan dititikberatkan pada sektor-sektor yang mampu memacu sektor lainnya untuk berkembang. Secara umum, tujuan
pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dilakukan agar stabilitas ekonomi dapat tercipta sehingga
kemakmuran dapat dinikmati oleh masyarakat. Dalam tahun 2010 situasi makro perekonomian Kota Pekanbaru
menunjukkan perkembangan yang mantap. Struktur perekonomian didominasi oleh sektor tersier, karena sekitar 50 persen dari total PDRB Pekanbaru didominasi oleh
sektor-sektor ini. Upaya pengembangan sektor-sektor lainnya, terutama sektor sekunder diharapkan akan memacu terjadinya transformasi sektoral, sehingga struktur
ekonomi akan menjadi lebih kokoh, seimbang, dan dinamis. Situasi makro Kota Pekanbaru dapat dilihat dari perkembangan masing-masing sektor ekonominya.
Tabel 5. Pertumbuhan PDRB Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2000 Tahun 2010.
Lapangan Usaha Industrial Origin
Pertumbuhan Growth
1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industries 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih Electricity, Gas, and Water
Supply 5. Bangunan Construction
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trades, Hotel, and Restaurant
7. Angkutan dan Komunikasi Transportation and Communication
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Ownership of Dwelling and Business Services
9. Jasa-jasa Services 3.78
3.47 5.98
5.57
8.96 9.83
9.83
10.86
8.37
PDRB GRDP
8.98
Sumber: BPS Kota Pekanbaru, 2011, diolah. Dari Tabel 5 dapat dilihat pertumbuhan dari sektor-sektor yang dominan
seperti keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan tercatat sebagai sektor dengan pertumbuhan paling besar. Timbulnya kepercayaan bank didalam penyaluran kredit
sebagai imbas dari tingkat kredit macet di Kota Pekanbaru yang rendah menjadi salah satu penyebab perkembangan positif ini. Dengan berkembangnya sektor-sektor yang
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tersebut, maka pertumbuhan sektor-sektor lainnya akan ikut tergerak sehingga akan tercipta struktur ekonomi yang kokoh dan
dinamis
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sektor unggulan di Kota Pekanbaru diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quotient LQ, analisis MRP serta
Indeks Komposit. Setelah diperoleh sektor yang dapat diunggulkan, kemudian digunakan analisis Porter’s Diamond untuk melihat dayasaingnya.
5.1. Indikator Sektor Unggulan