5. Peran pemerintah lebih kepada bagaimana pemerintah memberikan pengaruh lewat kebijakan-kebijakan baik fiskal maupun moneter terhadap kondisi
faktor produksi, kondisi permintaan pasar dan mengatur perdagangan. 6. Peran kesempatan merupakan faktor yang tidak bisa dipengaruhi oleh
pemerintah maupun perusahaan. Kesempatan akan menciptakan lingkungan bersaing dan mempengaruhi tingkat dayasaing seperti penemuan baru,
terobosan teknologi dasar, perkembangan politik eksternal dan perubahan besar dalam permintaan pasar asing. Kesempatan ini akan menciptakan atau
memberikan kekayaan tambahan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Sondari 2007 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sektor Unggulan dan Kinerja Ekonomi Wilayah Provinsi Jawa Barat” dengan menggunakan
data tahun 2001-2005. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis LQ, pengganda pendapatan serta analisis Shift Share. Kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini adalah pada kurun waktu 2001-2005 sektor perekonomian yang menjadi unggulan Provinsi Jawa Barat adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri
pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Di antara beberapa sektor tersebut, industri pengolahan memiliki dampak pengganda terbesar.Secara umum,
pergeseran bersih perekonomian di Provinsi Jawa Barat tergolong ke dalam kelompok lambat.
Sabuna 2010 melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Sektor-sektor Ekonomi Unggulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur periode 2000-2008”. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis Shift Share, LQ, MRP, Klassen Typologi dan analisis overlay. Analisis
overlay merupakan alat analisis yang berfungsi untuk menggabungkan hasil dari analisis LQ dan MRP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daerah Timor
Tengah Selatan tidak memiliki sektor unggulan. Anggriyanti 2010 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sektor
Perekonomian Unggulan Provinsi Sumatera Utara 2001-2009”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Location Quotient LQ dan Shift Share. Dari
penelitian ini didapat kesimpulan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor
pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor-sektor yang memiliki keunggulan relatif dengan nasional. Sektor bangunan, sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan serta sektor jasa-jasa merupakan sektor-sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat serta mampu bersaing dengan sektor-sektor ekonomi
yang sama di wilayah lain. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang pertumbuhannya lambat namun tetap mampu bersaing dengan
wilayah lain. Tambunan 2010 melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Sektor
Unggulan di Kota Dumai Provinsi Riau Tahun 2000-2010”. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Location Quotient LQ, Model Rasio Pertumbuhan
MRP, indeks kontribusi PDRB, Indeks komposit dan analisis Porter’s Diamond. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa sektor ekonomi unggulan Kota Dumai untuk
periode 2000-2010 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan subsektor
pengangkutan sebagai subsektor unggulannya. Dari analisis Porter’s Diamond, subsekstor ini menunjukkan kondisi yang berdayasaing.
Pragari 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Dayasaing Pariwisata Kabupaten Kuningan: Pendekatan Porter’s Diamond”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Shift Share, indeks komposit, analisis kuadran dan analisis Porter’s Diamond. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dayasaing
pariwisata Kabupaten Kuningan berada pada posisi dua belas dari 26 kabupatenkota yang ada di Jawa Barat. Faktor yang menentukan dayasaing pariwisata Kabupaten
Kuningan adalah kondisi faktor yang terdiri dari jumlah objek wisata dan jumlah tenaga kerja pariwisata yang ada saat ini. Kabupaten Kuningan memiliki keterbatasan
yaitu terbatasnya anggaran dan kurangnya pemasaransosialisai mengenai pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kuningan.
Pada penelitian ini setelah didapatkan hasil analisis indeks komposit, sektor yang dikategorikan unggulan kemudian dianalisis kembali untuk mendapatkan
subsektor unggulan. Subsektor yang memenuhi kriteria dari ketiga alat analisis yang digunakan dapat disimpulkan sebagai subsektor ekonomi unggulan Kota Pekanbaru
untuk kemudian dianalisis keadaan dayasaingnya.
2.3. Kerangka Pemikiran