Kondisi Umum Armada Perikanan Tangkap Kincang di Pelabuhanratu
                                                                                hasil efisiensi antara output produksi  dan pendapatan disebabkan oleh perbedaan jenis,  jumlah  dan  harga  ikan  yang  ditangkap.  Rata-rata  nilai  efisiensi  dengan
menggunakan output produksi adalah 54,89 yang mengindikasikan selama periode tersebut  perikanan  beroperasi  54,989  dari  kapasitas  optimal.  Artinya  perikanan
tersebut semestinya mampu menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Namun  perlu  dicermati  kembali  karena  terdapat  nilai  maksimum  dan
minimum  ekstrim  pada  data  produksi  tahun  2008  dan  2010  Tabel  8,  sehingga perlu dilakukan proyeksi pada kedua output tersebut untuk kembali dibandingkan
karena dikhawatirkan terjadi kesalahan pencatatan oleh pihak PPN Pelabuhanratu Fauzi  2013.  Proyeksi  data  produksi  dan  pendapatan  dilakukan  dengan  cara
melakukan  analisis  regresi  dimana  response  merupakan  output  baik  produksi maupun pendapatan sedangkan tahun kegiatan penangkapan yang dilakukan kapal
kincang sebagai predictors. Tabel 8 Nilai Produksi dan Pendapatan Aktual dan Proyeksi
Tahun Produksi
Pendapatan Produksi Proyeksi
Pendapatan Proyeksi
2007 417.496
1.662.536.097 810.000
2.220.013.902 2008
1.190.046 3.353.627.943
651.126 2.089.419.888
2009 612.333
1.790.914.070 492.252
1.958.825.874 2010
44.461 597.346.500
333.388 1.828.231.860
2011 195.918
2.387.706.751 174.504
1.697.637.846 Sumber: Data Sekunder Diolah 2013
Sumber: Data Sekunder Diolah 2013
Gambar  13  Perbandingan  Perubahan  Efisiensi  Tahun  2007-2011  antara  Output Proyeksi Produksi dengan Proyeksi Pendapatan
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2007 2008
2009 2010
2011
S ko
r E fi
si e
n si
Tahun
Proyeksi Produksi Proyeksi Pendapatan
Produksi Aktual
Pendapatan Aktual
Produksi Proyeksi
Pendapatan Proyeksi
Sumber: Data Sekunder Diolah 2013
Gambar 14 Plot Analisis Frontier DEA Tipe I di Pelabuhanratu, 2007-2011
Hasil DEA Tipe I dengan menggunakan output hasil proyeksi data produksi dan pendapatan Gambar 13 menunjukan grafik perubahan  efisiensi  yang relatif
sama. Tahun 2009 dan 2010 merupakan tahun yang paling efisien bagi kedua output. Tahun  2011  merupakan  tahun  paling  tidak  efisien  dari  hasil  analis  DEA  Tipe  I
dengan  menggunakan  output  proyeksi  produksi  yaitu  sebesar  30,27,  sedangkan tahun  2007  merupakan  tahun  paling  tidak  efisien  dengan  menggunakan  output
proyeksi pendapatan yaitu sebesar 35,47. Posisi  efisiensi  masing-masing  DMU  baik  aktual  maupun  proyeksi  dapat
dilihat  pada  frontier  plot  Gambar  14.  Dari  frontier  plot  tersebut  dapat  terlihat perubahan posisi masing-masing DMU dimana DMU yang berada paling jauh dari
garis merah merupakan DMU yg paling tidak efisien. DMU yang bersinggungan dengan  garis  frontier  berwarna  merah  menunjukan  tingkat  efisiensi  maksimum.
Garis frontier juga merupakan acuan bagi DMU yang tidak efisien agar mendekati bahkan bersinggungan dengan garis tersebut.
Analisis DEA Tipe I juga memperlihatkan bahwa DEA antar waktu across time  menunjukkan  adanya  kelebihan  kapasitas  perikanan  tangkap  yang
diindikasikan oleh nilai potential improvement untuk input yang negatif Gambar 15. Jumlah trip dan biaya operasional masing-masing harus dikurangi 11,19 dan
14,39  pada  output  produksi  aktual,  sedangkan  pada  output  proyeksi  produksi biaya operasional harus dikurangi 28,54. Pada output pendapatan aktual jumlah
trip harus dikurangi sebesar 0,96 dan biaya operasional dikurangi sebesar 28,95, sedangkan  pada  proyeksi  pendapatan  biaya  operasional  harus  dikurangi  sebesar
29,24.
Produksi Aktual
Pendapatan Aktual
Produksi Proyeksi
Pendapatan Proyeksi
Sumber: Data Sekunder Diolah 2013
Gambar  15  Diagram  Pie  Total  Potential  Improvement  DEA  Tipe  I  dengan Maximizing Output di Pelabuhanratu, 2007-2011