Kondisi Iklim dan Musim Kondisi Demografi

Sumber: Dokumentasi Penelitian 2013 Gambar 10 Kapal Kincang Tenaga penggerak kapal merupakan mesin yang berukuran 15 PK, namun ada juga nelayan sebagian kecil yang masih menggunakan 5,5 PK. Sebanyak 86 kapal yang berbahan dasar fiberglass menggunakan mesin 15 PK, sedangkan 14 kapal yang berbahan dasar kayu menggunakan mesin 5,5 PK. Dalam satu kapal cukup menggunakan satu buah mesin saja. Mesin yang digunakan menggunakan bahan bakar bensin. Dalam sekali perjalanan nelayan bisa menghabiskan bensin 10 hingga 60 liter dalam sekali trip. Harga mesin kapal baru berikisar antara 18 – 21 juta rupiah, sedangkan untuk mesin bekas harganya mencapai 7 juta rupiah. Alat tangkap yang digunakan pada kapal kincang terdapat dua jenis yaitu jaring rampus dan pancing ulur. Sebanyak 81 kapal kincang menggunakan pancing ulur dan 19 sisanya menggunakan jaring rampus. Target tangkapan pancing ulur merupakan ikan layur sedangkan jaring rampus memiliki target tangkapan ikan tembang. Kedua alat tangkap tersebut memiliki umur teknis berkisar antara 4-12 bulan. Harga alat tangkap pancing ulur mencapai 20 juta rupiah, sedangkan jaring rampus hanya 10 juta rupiah. Sumber: Dokumentasi Penelitian 2013 Gambar 11 Alat Tangkap Pancing Ulur

6.3. Sistem Bagi Hasil

Dalam perikanan tangkap satu kapal terdiri atas nahkoda dan beberapa anak buah kapal ABK. Di PPN Pelabuhanratu, sistem bagi hasil antara pemilik kapal, nahkoda dan ABK ditentukan oleh pemilik kapal. Meski begitu sistem bagi hasil ini memiliki pola yang seragam antara unit kapal kincang satu dengan yang lainnya. Persentase sistem bagi hasil tersebut yaitu sebagai berikut. Nahkoda : 1 3 × Nilai jual ikan hasil tangkapan ABK : 1 3 × Upah nahkoda Pemilik Kapal : Mendapatkan ikan hasil tangkapan

6.4. Sistem Penangkapan

Kegiatan perikanan bisa dibilang merupakan kegiatan yang tak ada hentinya selama cuaca memungkinkan, pagi maupun malam. Begitu juga dengan kegiatan perikanan yang dilakukan armada kincang. Kapal kincang di Pelabuhanratu biasanya beroperasi pagi atau malam hari. Kapal kincang yang beroperasi pagi hari biasanya berangkat pada pukul 06.00 – 09.00 WIB, sedangkan yang malam hari biasanya berangkat pukul 19.00 – 22.00 WIB. Selain itu nelayan juga memiliki waktu istirahat atau tidak melaut. Beberapa faktor yang menyebabkan nelayan tidak melaut antara lain cuaca yang tidak baik, kapal atau alat tangkap sedang diperbaiki