Tabel 12 Aktual dan Target Rente DMU dengan Skenario I
Unit name Aktual
Rente Rp
Target Rente Rp
Unit name Aktual
Rente Rp
Target Rente Rp
Adventure 2.583.500
7.488.000  MG Laksana 9.596.000
36.608.000 Chika
11.217.000 52.416.000  Mina Ciamis
1.730.000 3.328.000
Cumi-cumi 2.663.500
4.160.000  Mina Kebumen 5.487.500
25.792.000 Dayang
5.346.000 43.264.000  Muncul Jaya
2.815.500 11.278.424,5
Fajri 14.950.000
61.568.000  Nagasari 1 16.678.500
27.456.000 FDL 2
17.597.000 111.488.000  Nagasari 4
21.432.000 28.288.000
FDL 3 41.900.500
108.160.000  PB 6 3.502.500
9.152.000 FDL 5
11.272.000 37.440.000  Podomoro
1.069.500 5.263.264,8
FDL 6 5.782.500
15.808.000  Pribadi 3 4.932.500
7.488.000 FDL 7
11.236.500 37.440.000  Primadona
33.568.600 83.200.000
Geboy 6.861.500
27.456.000  Putra Mandiri 5.620.500
25.792.000 JGT 40
5.509.500 44.096.000  Putri Rahayu
2.274.000 3.328.000
JGT 9 16.083.000
31.616.000  Rafika 2.218.500
34.112.000 Jhon Kenedy
1.485.500 14.144.000  Sinar Abadi
5.979.000 21.632.000
Kartika 1.033.000
6.015.159,7  Sinar Genteng 7.743.000
38.272.000 Laut Pagi
22.454.000 63.232.000  Stela
9.863.500 30.784.000
Lembayung Jaya 3.328.000
3.328.000  Super Gelatik 8.277.500
43.264.000 Medal Sekarwangi
3.461.000 10.526.529,5  Swindu
14.639.500 33.835.273,5
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Rata-rata  persentase  perubahan  jumlah  trip  pada  Tabel  13  harus  terjadi penurunan  sebesar    1,33.  Nilai  ini  terlihat  kecil  karena  sesungguhnya  hanya
terdapat 5 dari 36 DMU yang harus menurunkan jumlah tripnya sebesar 9,6. Tabel 13 Aktual dan Target Jumlah Trip DMU dengan Skenario I
Unit name Aktual
Jumlah Trip Kali
Target Jumlah
Trip Kali Unit name
Aktual Jumlah
Trip Kali Target
Jumlah Trip
Kali
Adventure 9
9  MG Laksana 44
44 Chika
63 63  Mina Ciamis
4 4
Cumi-cumi 5
5  Mina Kebumen 31
31 Dayang
52 52  Muncul Jaya
15 13,56
Fajri 74
74  Nagasari 1 33
33 FDL 2
134 134  Nagasari 4
34 34
FDL 3 130
130  PB 6 11
11 FDL 5
45 45  Podomoro
7 6,33
FDL 6 19
19  Pribadi 3 9
9 FDL 7
45 45  Primadona
100 100
Geboy 33
33  Putra Mandiri 31
31
Unit name Aktual
Jumlah Trip Kali
Target Jumlah
Trip Kali Unit name
Aktual Jumlah
Trip Kali Target
Jumlah Trip
Kali
JGT 40 53
53  Putri Rahayu 4
4 JGT 9
38 38  Rafika
41 41
Jhon Kenedy 17
17  Sinar Abadi 26
26 Kartika
8 7,23  Sinar Genteng
46 46
Laut Pagi 76
76  Stela 37
37 Lembayung Jaya
4 4  Super Gelatik
52 52
Medal Sekarwangi 14
12,65  Swindu 45
40,67 Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Sedangkan  biaya  operasional  Tabel  14  rata-rata  mengalami  penurunan sebesar 26,72. Skenario 1 menggunakan maksimisasi output yang artinya dengan
penggunaan  input  yang  ada  berapa  seharusnya  target  output  yang  harus  didapat. Untuk melihat hasil perhitungan DEA Tipe II dengan skenario maksimisasi output
dalam di lihat pada Lampiran 15. Tabel 14 Aktual dan Target Biaya Operasional Total DMU dengan Skenario 1
Unit name Aktual
Biaya Op. Total Rp
Target Biaya Op.
Total Rp Unit name
Aktual Biaya Op.
Total Rp Target
Biaya Op. Total Rp
Adventure 2.056.500
2.056.500  MG Laksana 14.454.000
10.054.000 Chika
14.395.500 14.395.500  Mina Ciamis
1.314.000 914.000
Cumi-cumi 2.492.500
1.142.500  Mina Kebumen 901.500
7.083.500 Dayang
17.082.000 11.882.000  Muncul Jaya
3.097.500 3.097.500
Fajri 16.909.000
16.909.000  Nagasari 1 16.450.500
7.540.500 FDL 2
66.799.000 30.619.000  Nagasari 4
16.949.000 7.769.000
FDL 3 64.805.000
29.705.000  PB 6 3.613.500
2.513.500 FDL 5
22.432.500 10.282.500  Podomoro
1.445.500 1.445.500
FDL 6 9.471.500
4.341.500  Pribadi 3 2.056.500
2.056.500 FDL 7
22.432.500 10.282.500  Primadona
49.850.000 22.850.000
Geboy 7.540.500
7.540.500  Putra Mandiri 10.183.500
7.083.500 JGT 40
26.420.500 12.110.500  Putri Rahayu
994.000 914.000
JGT 9 18.943.000
8.683.000  Rafika 13.468.500
9.368.500 Jhon Kenedy
5.584.500 3.884.500  Sinar Abadi
5.941.000 5.941.000
Kartika 1.652.000
1.652.000  Sinar Genteng 15.111.000
10.511.000 Laut Pagi
24.966.000 17.366.000  Stela
12.154.500 8.454.500
Lembayung Jaya 914.000
914.000  Super Gelatik 16.562.000
11.882.000 Medal Sekarwangi
2.891.000 2.891.000  Swindu
9.292.500 9.292.500
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
7.2.2. Skenario 2: Minimisasi Input Minimizing Input
Pada skenario 2, analisis  menunjukan terdapat  2 DMU  yang memiliki skor efisiensi  100  yaitu  Lembayung  Jaya  dan  Putri  Rahayu.  DMU  Lembayung  Jaya
mempertahankan nilai efisiensinya yaitu 100. Sedangkan skor DMU Putri Rahayu meningkat  sebanyak  32,67  sehingga  menjadi  100.  Untuk  DMU  Rafika  yang
merupakan DMU paling tidak efisien pada skenario 1 mengalami peningkatan skor efisiensi menjadi 13 namun DMU tersebut masih tergolong DMU yang tidak efisien.
DMU  yang  paling  tidak  efisien  pada  skenario  2  yaitu  DMU  Rafika  dengan  nilai efisiensi 25,1. Untuk melihat skor efisiensi masing-masing DMU dapat dilihat pada
Tabel 15. Tabel 15 Skor Efisiensi DMU dengan Skenario 2
Unit Score
Unit Score
Adventure 68,68
MG Laksana 22,54
Chika 25,52
Mina Ciamis 37,36
Cumi-cumi 31,23
Mina Kebumen 55,45
Dayang 13,66
Muncul Jaya 75,4
Fajri 27,47
Nagasari 1 31,08
FDL 2 15,65
Nagasari 4 36,68
FDL 3 23,69
PB 6 31,55
FDL 5 22,14
Podomoro 82,4
FDL 6 21,72
Pribadi 3 65,87
FDL 7 19,32
Primadona 28,71
Geboy 27,93
Putra Mandiri 21,03
JGT 40 15,06
Putri Rahayu 100
JGT 9 23,32
Rafika 13
Jhon Kenedy 17,36
Sinar Abadi 56,01
Kartika 44,36
Sinar Genteng 19,18
Laut Pagi 28,42
Stela 24,44
Lembayung Jaya 100
Super Gelatik 20,38
Medal Sekarwangi 95,87
Swindu 79,69
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Dengan skenario 2, DMU yang memiliki nilai dibawah 70 sebanyak 31 DMU atau  sebesar  86,11.  Jumlah  ini  lebih  sedikit  dibandingkan  dengan  skenario  1,
artinya dengan menggunakan skenario minimizing input semakin berkurang DMU yang tidak efisien. Dengan melihat grafik distribusi skor pada Gambar 23 terlihat
bahwa  jumlah  DMU  terbanyak  berada  pada  rentang  skor  21-30  yaitu  sebesar  12 DMU disusul oleh rentang skor 11-20 yaitu sebesar 8 DMU.
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Gambar 23 Distribusi Skor dari DMU dengan Skenario 2 di Pelabuhanratu, 2012 Dari diagram pie, biaya operasional total perlu diturunkan relatif antar DMU
sebesar  70,69  agar  dapat  mencapai  efisien  yang  ditunjukan  oleh  tanda  negatif pada Gambar 24. Nilai penurunan ini sangat tinggi yang menunjukan bahwa biaya
operasional per trip pada  minimizing  input sangat  berpengaruh terhadap efisiensi usaha  perikanan  tangkap.  Hasil  analisis  total  potential  improvement  menunjukan
bahwa  output  dari  rente  dan  produksi  masing-masing  perlu  ditingkatkan  yaitu sebesar 26,28 dan 3,03.
Dalam  analisis  frontier  terlihat  bagaimana  posisi  masing-masing  DMU. Berbeda dengan skenario 1, pada skenario 2 garis merah membentuk siku namun
berbentuk seperti mengurung DMU lainnya. Garis  frontier yang berwarna merah tersebut juga merupakan garis efisiensi yang menjadi acuan bagi DMU-DMU yang
tidak efisien. Sementara garis berwarna biru merupakan referensi efisiensi.
EfisiensiEfficiency Ju
m lah
DMU No
. o
f DMU
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Gambar 24 Diagram Pie Total Potential Improvement Skenario 2 pada Armada Perikanan Tangkap Kincang di Pelabuhanratu, 2012
Gambar 25 Plot Analisis Frontier dengan Skenario 2 pada Armada Perikanan Tangkap Kincang di Pelabuhanratu, 2012
Hasil  analisis  frontier  pada  skenario  minimizing  input  menunjukan  bahwa DMU  Lembayung  Jaya  dan  Putri  Rahayu  berada  pada  garis  frontier  efisien
berhimpitan pada garis merah. Diikuti oleh DMU Medal Sekarwangi yang paling mendekati garis merah. Sedangkan DMU Rafika merupakan DMU yang paling jauh
dari garis frontier yang merupakan DMU yang paling tidak efisien. Garis referensi  yang berwarna biru menunjukan  bahwa untuk  mengarah  ke
efisiensi garis merah ditunjukan oleh garis yang mengarah dari aksis horizontal- vertikal. Artinya, misalkan DMU Adventure ingin meningkatkan efisiensinya maka
DMU  tersebut  harus  meningkatkan  rasio  rentebiaya  operasional  total  sehingga DMU Adventure dapat meningkatkan efisiensinya seperti DMU Lembayung Jaya
dan Putri Rahayu. Tabel 16 Aktual dan Target Rente dengan Skenario 2
Unit name Aktual
Rente Rp Target
Rente Rp Unit name
Aktual Rente Rp
Target Rente Rp
Adventure 2.583.500
3.231.207,1  MG Laksana 9.596.000
9.596.000 Chika
11.217.000 11.217.000  Mina Ciamis
1.730.000 1.730.000
Cumi-cumi 2.663.500
2.663.500  Mina Kebumen 5.487.500
12.053.719,9 Dayang
5.346.000 5.346.000  Muncul Jaya
2.815.500 5.343.140,3
Fajri 14.950.000
14.950.000  Nagasari 1 16.678.500
16.678.500 FDL 2
17.597.000  23.909.919,8  Nagasari 4 21.432.000
21.432.000 FDL 3
41.900.500 41.900.500  PB 6
3.502.500 3.502.500
FDL 5 11.272.000  11.359.870,8  Podomoro
1.069.500 2.724.748,33
FDL 6 5.782.500
5.782.500  Pribadi 3 4.932.500
4.932.500 FDL 7
11.236.500 11.236.500  Primadona
33.568.600 33.568.600
Geboy 6.861.500
6.861.500  Putra Mandiri 5.620.500
5.620.500 JGT 40
5.509.500 9.101.064,6  Putri Rahayu
2.274.000 2.274.000
JGT 9 16.083.000
16.083.000  Rafika 2.218.500
4.006.089,1 Jhon Kenedy
1.485.500 2.218.289,5  Sinar Abadi
5.979.000 7.612.075,7
Kartika 1.033.000
1.676.378,6  Sinar Genteng 7.743.000
7.743.000 Laut Pagi
22.454.000 22.454.000  Stela
9.863.500 9.863.500
Lembayung Jaya 3.328.000
3.328.000  Super Gelatik 8.277.500
8.277.500 Medal Sekarwangi
3.461.000 6.340.864,1  Swindu
14.639.500 16.941.046,8
Sumber: Data Primer dan Sekunder Diolah 2013
Tabel  16  menunjukan  aktual  rente  yang  didapat  masing-masing  DMU  dan target atau potensi rente yang seharusnya dapat dicapai. Secara keseluruhan rata-
rata  perubahan  agar  mencapai  target  rente  sebesar  22,49.  Perubahan  rente tertinggi  agar  DMU  mencapai  target  rentenya  yaitu  DMU  Podomoro  sebesar
154,8 . Nilai aktual dan target produksi dengan skenario 2 ditunjukan oleh Tabel 17.
Aktual produksi merupakan jumlah hasil tangkapan yang dilakukan masing-masing DMU, sedangkan target produksi merupakan potensi jumlah hasil tangkapan yang
semestinya bisa dihasilkan. Rata-rata peningkatan yang bisa dilakukan DMU agar mencapai target produksi yaitu sebesar 2,59.