dimungkinkan adanya pengembangan ke arah hulu, disebabkan sampai saat ini kendala di bidang peternakan adalah masalah tingginya harga DOC, sementara
usaha ini lebih banyak dikuasai oleh investor asing. Hal itu sebagaimana yang dituliskan pada harian Kompas 2007 bahwa pemerintah seharusnya dapat
membantu peternak rakyat dengan memberi bantuan berupa unit usaha pembibitan. Dengan demikian, peternak tidak lagi sepenuhnya bergantung pada breeding farm
pabrikan yang notabene adalah modal asing.
4. Pendirian Industri yang Tepat
Aktivitas industri di Jawa Barat ternyata baru mengisi setengah dari total kawasan industri 19 196 ha yang ada di Jawa Barat. Pemerintah daerah pun masih
memberikan peluang untuk penumbuhan sektor ini. Sektor industri yang dipilih selayaknya adalah sektor yang dapat memberikan dampak positif, terutama bagi
permasalahan di sektor industri itu sendiri. Dari hasil analisis, beberapa sektor industri pertanian unggulan merupakan suatu pilihan. Dari industri nonpertanian,
maka industri suku cadang dan bahan penolong yang selama ini selalu diimpor adalah alternatif industri yang disarankan pengembangannya, untuk mengurangi
ketergantungan input impor dari industri-industri nonpertanian lainnya. Hal ini sejalan dengan program pembangunan industri di Jawa Barat tahun 2006 - 2010
yang akan difokuskan pada penumbuhan dan pengembangan empat kluster industri, di antaranya adalah kluster industri suku cadang. Disebutkan bahwa keberadaan
industri tersebut untuk mengurangi ketergantungan industri di Jawa Barat terhadap komponen impor disarikan dari Pikiran Rakyat 2006. Dari sumber yang sama,
tercatat kawasan industri Jawa Barat meliputi wilayah Bogor 500 ha, Bekasi 4 130 ha, Karawang 5 800 ha, Purwakarta 1 000 ha, Bandung 200 ha, Sumedang
200 ha dan Cirebon 200 ha. Agroindustri hulu pertanian, seperti pupuk dan pemberantas hama, juga merupakan industri yang cukup tinggi ketergantungannya
pada input impor. Padahal di sisi yang lain, sektor pertanian sangat bergantung pada industri ini. Oleh karena itu, industri bahan kimia dan bahan penolong lainnya
sebagai input industri tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pilihan pada pengembangan industri nonpertanian.
5. Meningkatkan Kinerja Sektor-sektor Ekonomi yang telah Berkembang
Penentuan sektor unggulan dimaksudkan untuk program proritas dan percepatan pembangunan yang merupakan tuntutan akibat keterbatasan sumberdaya.
Hal ini tidak berarti untuk meninggalkan sektor lainnya, yang tidak teridentifikasi sebagai sektor unggulan. Terutama pada sektor yang di dalamnya banyak
bergantung masyarakat dengan kesejahteraan yang rendah, maka sektor tersebut perlu diberikan prioritas pembangunan. Sektor industri nonpertanian yang telah
memperllihatkan kinerja pertumbuhan ekonomi yang baik, kinerjanya dapat dipertahankan diiringi dengan upaya untuk mengurangi ketergantungannya terhadap
faktor eksternal tersebut.
6. Pengaturan Kembali Kepemilikan Umum untuk Kesejahteraan Masyarakat