tidak terlalu besar, yaitu rata-rata 26 pekerja per 1 juta rupiah nilai output. Pada industri rokok kretek putih, yang memiliki skala yang besar di kota Cirebon, lebih
banyak memperkerjakan pekerja nonproduksi 124 orang dibandingkan dengan pekerja produksi 85 orang. Jumlah pekerja ini tidak sebanding dengan besarnya
nilai output yang dihasilkan, atau serapannya hanya sebesar 0.16 per 1 juta unit nilai output. Diduga industri yang bermuatan input impor dan dimiliki investor
asing ini bersifat padat modal. Dari analisis di atas, maka industri yang dinyatakan sebagai industri
unggulan adalah industri pengeringan pengolahan tembakau 16001, industri rokok kretek 16002 dan industri rokok lainnya 16004, dimana ketiganya tidak
memiliki muatan input impor dan seluruhnya dimiliki oleh usahawan domestik. Terutama industri rokok kretek 16002, yang memiliki serapan tenaga kerja dan
kapasitas produksi real yang cukup besar, dipertimbangkan sebagai industri unggulan di Jawa Barat.
5. Ternak, Susu dan Industri Kaitannya
Seluruh kabupatenkota di Jawa Barat merupakan lokasi pemusatan ternak, dengan jenis ternak yang berbeda. Ternak dan produk ternak yang termasuk dalam
analisis ini adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing dan domba serta produk ikutannya seperti susu dan kulit ternak.
Diantara sektor pertanian primer, sektor ternak dan hasilnya memiliki angka pengganda pendapatan terbesar kedua setelah sektor unggas, walaupun dengan
angka di bawah rata-rata seluruh angka pengganda pendapatan sektor pertanian di bawah rata-rata. Dan angka pengganda PDRB-nya berada pada posisi keempat
dari kelompok pertanian primer, setelah sektor unggas, tembakau dan susu. Keterkaitan sektoralnya tidak cukup kuat, diindikasikan dengan nilai indeks
angka keterkaitannya yang di bawah rata-rata sektor ekonomi, baik ke keterkaitan depan maupun ke belakangnya. Tetapi diantara kelompok pertanian primer, sektor
ini termasuk ke dalam 10 kelompok sektor pertanian primer yang memiliki
keterkaitan terkuat ke depan dan ke belakang.
Sama halnya dengan sektor unggas, industri yang terkait dekat dengan sektor ternak atau industri primernya adalah industri pemotongan hewan 15111 dan
industri pengolahan daging 15112. Industri pengolahan daging termasuk ke dalam kelompok industri makanan lainnya pada tabel input-output. Keunggulan
industri ini telah diuraikan pada pembahasan sektor unggas, yaitu mencakup keterkaitan sektoral, dampak penggandanya pendapatan dan PDRB, aspek
penggunaan input lokal dan aspek kepemilikan industri pengusaha lokal. Dengan keunggulan tersebut, perluasan usaha ke industri ini dapat melengkapi kekurangan
sektor ternak dampak pengganda yang rendah. Terutama perluasan usaha ke arah industri pengolahan daging, yang lebih mudah usahanya, akan meningkatkan
pendapatan kelompok peternak kecil. Pemusatan industri pemotongan hewan terletak di Kabupaten Subang,
sedangkan industri pengolahan daging terpusat di Kabupaten Bekasi dan Kota Depok. Kabupatenkota yang menjadi pemusatan industri ini dapat dilihat pada
Peta Pemusatan Ternak, Industri Kaitannya dan Tingkat Kesejahteraan di Jawa Barat Gambar 33 dan rincian data jenis industri dan data pendukung lainnya
disajikan pada Tabel 57. Selain di lokasi pemusatannya, Kota Bandung juga memiliki industri
pengolahan daging, yaitu baso sapi dan sosis, walaupun dengan nilai output yang berda di bawah rata-rata. Industri terkait lainnya adalah industri roti dan sejenisnya
15410 terpusat di Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung dan Kabupaten Bekasi; 3 serta industri kue-kue basah 15498 yang menggunakan daging sapi
atau olahannya ataupun susu, memusat di Ciamis dan Garut. Ketiga industri ini memenuhi kriteria keunggulan yang ditetapkan dalam analisis ini.
5. Tebu dan Industri Kaitannya