Pengertian Iklim dan Cuaca

penyesuaian yang tepat untuk mengurangi berbagai pengaruh negatifnya, atau memanfaatkan efek-efek positifnya UNDP Indonesia 2007. Umumnya pilihan- pilihan yang banyak dilakukan adalah adaptasi melalui penggunaan teknologi. Walaupun demikian, usaha adaptasi dapat pula dilakukan secara individu atau masyarakat dengan cara yang mudah, murah dan sederhana. Adaptasi merupakan hal yang penting dalam perubahan iklim. Adaptasi juga memberikan peluang untuk menyesuaikan kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang rentan sehingga mendukung pembangunan berkelanjutan KLH 2009. Pada sektor pertanian, adaptasi merupakan suatu proses dimana masyarakat membuat dirinya menjadi lebih baik menghadapi ketidakpastian hasil panen pertanian dimasa mendatang. Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan suatu proses bagi masyarakat yang memiliki kemampuan dari dalam dirinya sendir i dalam menghadapi ketidakpastian iklim di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu mengembangkan cara-cara tertentu yang dapat mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim dengan melakukan penyesuaian dan perubahan secara tepat pada aktivitas mereka. Hal ini dapat berupa penyesuaian teknologi hingga perubahan tingkah laku individual, seperti perubahan jenis tanaman ketika ketersediaan air mulai menipis Las 2007. Secara umum, bentuk adaptasi yang dilakukan dimaksudkan untuk merespon dampak perubahan iklim yang tidak menentu, tidak bisa diperkirakan kapan datangnya, untuk berapa lama, dan seberapa besar dampaknya. Keragaman pilihan bentuk adaptasi merupakan cermin dari keragaman musim di sekitar mereka dan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang telah mereka rasakan. Pilihan bentuk adaptasi juga menggambarkan kapasitas adaptasi yang mereka punya. Kapasitas adaptasi dipengaruhi juga oleh pendampingan dari pihak luar, seperti pemerintah daerah dan LSM Puspijak 2013. Beberapa pilihan untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim diantaranya peningkatan sistem teknologi seperti meningkatkan keamanan laut atau melindungi kawasan pemukiman di sekitar pesisir pantai, merubah pola pikir seseorang untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, mengurangi penggunaan air pada saat terjadi kekeringan, dan menggunakan insektsida pembasmi hama. Upaya perbaikan sistem informasi mengenai kondisi iklim yang terjadi di suatu wilayah perlu dilakukan dalam rangka memperkuat perencanaan dan koord inasi, melakukan investasi pada pengembangan teknologi dan menciptakan sistem keuangan yang efektif dalam upaya antisipasi perubahan iklim World Bank 2008 dalam Handoko et al. 2008.

2.6 Biaya yang Dikeluarkan Akibat Perubahan Iklim

Berdasarkan penelitian Berina 2011 mengungkapkan bahwa perubahan iklim mengakibatkan masyarakatrumahtangga mengeluarkan biaya tambahan untuk adaptasi terhadap banjir rob di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Biaya adaptasi yang dikeluarkan masyarakat diantaranya biaya peninggian lantai dasar, penambahan lantai bangunan, dan pembuatan tanggul dibagian depan rumah. Nilai biaya total yang dikeluarkan responden untuk pencegahan dan adaptasi berupa peninggian lantai dasar rumah sebesar Rp 236 824 505.88. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya biaya adaptasi tersebut adalah pendapatan rumah tangga, jarak rumah ke tepi laut, status kepemilikan rumah, dan jenis bangunan. Pada kasus lain, berdasarkan penelitian Indonesia Initiative for Social Ecology Studies IISES 2009, mengungkapkan bahwa pada beberapa bulan tertentu Situ Cinangneng, Desa Cibanteng, Bogor, mengalami kondisi kekeringan atau kelebihan air akibat perubahan iklim yang drastis dan perilaku masyarakat sekitar yang membangun pemukiman disekitar aliran situ. Pada saat musim kering, sumur-sumur milik warga mengalami kekeringan akibatnya kebutuhan air tidak mencukupi sehingga mereka mengeluarkan biaya tambahan untuk menambah kedalaman sumur, bagi mereka yang mampu bisa membeli air dalam kemasan galon. Penelitian lain dilakukan oleh Syahbana 2010 mengenai analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan petambak udang, Kecamatan Muaragembong, Bekasi. Perubahan iklim yang terjadi diwilayah yang diteliti menyebabkan gagal panen dan kerugian bagi para petambak udang. Penurunan volume produksi udang 25-50 dan peningkatan biaya produksi sebesar 201.01, yaitu meningkat dari Rp 203 700 000 menjadi Rp 409 600 000 akibat adanya perubahan iklim. Perubahan iklim telah mendorong para petambak udang