Persepsi Responden Terhadap Suhu Udara
Sebagian besar responden tidak secara sengaja meninggikan atap untuk beradaptasi terhadap suhu yang meningkat karena mereka meninggikan atap
bersamaan dengan kebutuhan untuk merenovasi rumah. Kondisi dilapangan menunjukan bahwa hampir seluruh responden yang melakukan adaptasi berupa
peninggian atap rumah baru menyadari efek meniggikan atap tersebut serta bukan secara sengaja mereka melakukannya karena suhu yang panas. Mereka
berpendapat bahwa setelah atap rumah ditinggikan kondisi suhu udara didalam rumah menjadi lebih sejuk sehingga mereka bisa lebih nyaman dan menyesuaikan
diri dengan suhu udara sehari-hari. -
Menambah Ventilasi Sebagian responden melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu melalui
penambahan vetilasi rumah mereka. Hal tersebut dilakukan guna menambah sirkulasi udara yang masuk kedalam rumah sehingga kondisi dalam rumah lebih
sejuk. Beberapa responden menambah ventilasi rumah mereka dibagian ruang depan bawah dan beberapa dibagian depan atas. Dalam penelitian hanya
responden pada masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi yang melakukan strategi adaptasi ini.
Sebanyak 4 orang dan 12 orang atau sekitar 8 dan 24 responden masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi melakukan adaptasi melalui cara
menambah ventilsai rumah. Perbedaan ini diduga juga disebabkan adanya perbedaan kemampuan dalam mengeluarkan biaya. Penelitian dilapangan
menunjukan sebagian besar mereka yang melakukan penambahan ventilasi secara tidak sengaja karena bersamaan dengan renovasi rumah seperti halnya mereka
meninggikan atap. Seluruh responden yang melakukan adaptasi melelui penambahan ventilasi merasakan adanya perubahan suhu didalam rumah mereka,
yaitu menjadi lebih sejuk. -
Menanam Pohon Beberapa respoden berpendapat bahwa melalui penanaman pohon di
halaman rumah bisa mengurangi suhu udara panas yang mereka rasakan sehingga mereka melakukan tindakan tersebut. Berbeda dengan strategi adaptasi
meninggikan atap dan menambah ventilasi, responden dengan sengaja menanam pohon karena merasa suhu yang panas disekitar rumah mereka sehingga
responden merasa perlu melakukan penyesuaian. Strategi adaptasi melalui penanaman pohon hanya dilakukan oleh responden pada masyarakat
berpenghasilan menengah dan tinggi, yaitu masing- masing hanya sebanyak 2 orang dan 1 orang atau sebesar 4 dan 2.
Selain adaptasi melalui penambahan atau perbaikan bangunan rumah dilakukan pula adaptasi melalui konsumsi atau penggunaan barang pelengkap
rumah tangga yang dapat digunakan untuk menyesuaiakan kondisi tubuh ketika terjadi perubahan suhu yang semaikn panas. Berikut dijelaskan pada gambar.
Sumber: Data primer diolah Gambar 19. Strategi Adaptasi Masyarakat Melalui Penggunaan Barang
Rumahtangga
- Penggunaan Blower
Blower yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasil angin dalam bentuk lain namun bukan termasuk air conditioner AC. Penggunaan blower
hanya ditemukan pada responden masyarakat berpenghasilan tinggi. Hal ini diduga karena bagi masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan kipas angin
saja sudah sudah cukup sedangkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah juga hanya menggunakan satu macam alat penghasil angin seperti kipas angin
ataupun AC. Sebanyak 4 orang responden atau sebesar 8 menggunakan blower untuk
beradaptasi saat suhu panas. Jumlah tersebut sedikit karena mayoritas responden juga berpendapat bahwa menggunakan alat penghasil angin satu atau dua macam
sudah cukup. Responden yang memiliki blower merasa blower dapat mengurangi
kondisi saat suhu panas namun strategi tersebut tidak banyak dilakukan karena mereka lebih sering menggunakan AC ataupun kipas angin biasa.
Penggunaan kaos oblong saat suhu terasa panas juga tidak banyak dilakukan oleh responden. Hanya 4 responden atau sebanyak 2 orang pada
masyarakat berpenghasilan menengah yang melakukan adaptasi tersebut. Responden yang menggunakan kaos oblong tersebut berpendapat bahwa suhu
yang kadang terasa panas membuat tubuh mereka mudah berkeringat dan terasa gerah jika mereka menggunakan baju kaos biasa sehingga mereka perlu
melakukan adaptasi menggunkan kaos oblong tersebut. -
Kipas Angin Penggunaan kipas angin sebagai strategi adaptasi masyarakat terhadap
perubahan suhu yang meningkat paling banyak dilakukan. Hal ini diduga karena kipas angin memiliki harga yang lebih murah dibanding alat penghasil angin
lainnya. Penggunaan kipas angin juga lebih sederhana. Sebanyak 17 orang, 34 orang dan 31 orang atau sebesar 34, 68, dan 62 pada masing- masing
masyarakat berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi melakukan adaptasi menggunakan barang tersebut.
Responden yang beradaptasi menggunakan kipas angin berpendapat bahwa penggunaan kipas angin cukup membantu mereka dalam kondisi suhu
panas. Akan tetapi beberapa responden juga tidak sering menggunakan kipas angin meskipun kondisi suhu sedang meningkat. Hal ini terutama terlihat pada
masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari mereka yang memiliki kipas angin jarang menggunakannya karena dengan cara membuka pintu rumah bagi
mereka sudah cukup membantu menyesuaikan dengan kondisi suhu yang meningkat.
- Penggunaan Air Conditioner AC
Sebagian masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai barang untuk adaptasi saat suhu terasa meningkat. Namun strategi
tersebut tidak digunakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Hal tersebut diduga karena biaya yang cukup besar untuk membeli AC. Sebanyak 2 orang dan
23 orang atau sebesar 4 dan 46 masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai strategi untuk beradaptasi.