Persepsi Responden Terhadap Curah Hujan

kondisi saat suhu panas namun strategi tersebut tidak banyak dilakukan karena mereka lebih sering menggunakan AC ataupun kipas angin biasa. Penggunaan kaos oblong saat suhu terasa panas juga tidak banyak dilakukan oleh responden. Hanya 4 responden atau sebanyak 2 orang pada masyarakat berpenghasilan menengah yang melakukan adaptasi tersebut. Responden yang menggunakan kaos oblong tersebut berpendapat bahwa suhu yang kadang terasa panas membuat tubuh mereka mudah berkeringat dan terasa gerah jika mereka menggunakan baju kaos biasa sehingga mereka perlu melakukan adaptasi menggunkan kaos oblong tersebut. - Kipas Angin Penggunaan kipas angin sebagai strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan suhu yang meningkat paling banyak dilakukan. Hal ini diduga karena kipas angin memiliki harga yang lebih murah dibanding alat penghasil angin lainnya. Penggunaan kipas angin juga lebih sederhana. Sebanyak 17 orang, 34 orang dan 31 orang atau sebesar 34, 68, dan 62 pada masing- masing masyarakat berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi melakukan adaptasi menggunakan barang tersebut. Responden yang beradaptasi menggunakan kipas angin berpendapat bahwa penggunaan kipas angin cukup membantu mereka dalam kondisi suhu panas. Akan tetapi beberapa responden juga tidak sering menggunakan kipas angin meskipun kondisi suhu sedang meningkat. Hal ini terutama terlihat pada masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari mereka yang memiliki kipas angin jarang menggunakannya karena dengan cara membuka pintu rumah bagi mereka sudah cukup membantu menyesuaikan dengan kondisi suhu yang meningkat. - Penggunaan Air Conditioner AC Sebagian masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai barang untuk adaptasi saat suhu terasa meningkat. Namun strategi tersebut tidak digunakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Hal tersebut diduga karena biaya yang cukup besar untuk membeli AC. Sebanyak 2 orang dan 23 orang atau sebesar 4 dan 46 masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai strategi untuk beradaptasi. Akan tetapi penggunaan AC sebagai strategi untuk adaptasi juga tidak semua dilakukan oleh responden yang memiliki barang tersebut. Sebagian responden merasa AC lebih tepat untuk berjaga-jaga jika penggunaan kipas angin dan blower kurang dirasa nyaman. Namun secara umum responden berpendapat bahwa penggunaan AC membantu mereka dalam beradaptasi saat suhu udara meningkat.

6.2.2 Adaptasi Terhadap Perubahan Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Serta Penurunan Suhu

Adaptasi dilakukan oleh masyarakat juga dilak ukan masyarakat saat mulai terjadi perubahan curah hujan dan hari hujan serta penurunan suhu. Sesuai data BMKG tahun 2004-2013 terjadi perubahan curah hujan dan jumlah hari hujan, meskipun perubahan rata-rata pada jumlah hari hujan tidak terlalu terlihat. Kejadian-kejadian variabilitas iklim beberapa kali terjadi di Kota Bogor, diantaranya curah hujan yang sangat deras pada akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007, tahun 2011, dan beberapa kali terjadi di tahun 2013. Curah hujan dengan durasi yang lama juga diduga mengakibatkan turunnya suhu menjadi lebih dingin dari suhu biasanya. Tentunya hal ini secara langsung maupun tidak memberi pengaruh kepada adaptasi masyarakat. Berikut adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sumber: Data primer diolah Gambar 20. Strategi Adaptasi Masyarakat Melalui Perbaikan atau Penambahan Bangunan Rumah - Meninggikan Lantai Berdasarkan Gambar 23 sebesar 6, 12, dan 12 atau sebanyak 3 orang, 6 orang, dan 6 orang pada masyarakat berpenghasilan rendah, menengah dan tinggi melakukan adaptasi melalui peninggian lantai dasar rumah mereka. Strategi adaptasi berupa peninggian lantai dilakukan oleh beberapa responden yang pernah terjadi banjir pada rumahnya saat terjadi hujan yang terus menerus serta deras. Hal tersebut dilakukan guna me ncegah air masuk kedalam rumah mereka di lain waktu saat terjadi hujan yang terus menerus. Setelah dilakukan peninggian lantai tidak pernah terjadi banjir lagi pada rumah mereka. Dalam tahun 2004-2013 terjadi beberapa kali hujan yang berdurasi lama dan kadang deras pula. Hal tersebut mengakibatkan air di kali menjadi lebih cepat naik dan mengakibatkan banjir di rumah sekitarnya. Kejadian tersebut dialami oleh responden dalam penelitian ini. Responden berpendapat pada tahun 1994- 2003 belum terjadi perubahan curah hujan dan hari hujan sehingga belum pernah terjadi banjir pada rumah mereka. Pada penelitian dilapangan, peninggian lantai yang dilakukan responden adalah berupa meninggikan lantai rumah secara keseluruhan atau hanya bagian depan rumah, serta hanya membuat tanggul dibagian pintu masuk rumah. - Menambah Lantai Strategi adaptasi menambah lantai rumah memiliki penyebab yang sama dengan strategi meninggikan lantai. Sebanyak 3 orang dan 2 orang atau sebesar 6 dan 4 pada masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi melakukan adaptasi melalui penambahan lantai tersebut. Seluruh responden yang melakukan adaptasi ini disebabkan oleh air genangan banjir yang masuk kerumah mereka akibat hujan yang berdurasi lama sehingga kali atau selokan disekitar rumah mereka meluap. Responden yang melakukan tindakan menambah lantai tidak sebanyak responden yang meninggikan lantai karena sebagian menurut mereka air yang masuk kerumah mereka tidak terlalu tinggi, hanya sebatas mata kaki orang dewasa. Selain itu besarnya biaya untuk menambah lantai daripada meninggikan lantai. Sedangkan responden yang melakukan penambahan lantai selain untuk