Persepsi Responden terhadap Kualitas Lingkungan Situ Rawa Gede

71 pariwisata Situ Rawa Gede jika kawasan Situ Rawa Gede dikembangkan menjadi kawasan pariwisata. Responden yang tidak bersedia membayar dengan alasan tersebut biasanya yaitu responden yang mencari ikan di situ dan yang membuka usaha diareal sekitar situ seperti usaha pemancingan dan warung untuk pengunjung pemancingan.

7.3. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar

Responden Membayar Biaya Retribusi Masuk untuk Upaya Pelestarian Budaya dan Lingkungan Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung kawasan Situ Rawa Gede sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata didapatkan dengan analisis regresi logit, dengan variabel respon dependent adalah peluang responden bersedia membayar atau tidak bersedia membayar biaya retribusi masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika dikembangkan menjadi kawasan pariwisata. Jika responden menyatakan bersedia membayar maka diberi nilai 1 satu, sedangkan responden yang tidak bersedia membayar diberi nilai 0 nol. Variabel yang diduga akan menjelaskan variabel respon terdiri dari sembilan variabel penjelas independent. Variabel-variabel penjelas tersebut terdiri dari tingkat usia, tingkat pendidikan, rata-rata pendapatan, jarak antara tempat tinggal responden dengan Situ Rawa Gede, jumlah tanggungan keluarga, frekuensi kunjungan ke kawasan Situ Rawa Gede, persepsi terhadap kualitas udara sekitar situ, persepsi terhadap kualitas air situ, dan persepsi terhadap kebersihan lingkungan sekitar situ. Berdasarkan analisis regresi logit, pengujian ketika semua slope model bernilai nol menghasilkan statistik G sebesar 17,487 dan P-value bernilai 0,042 yang berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol atau variabel-variabel secara serentak berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia atau tidak bersedia membayar biaya retribusi masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika kawasan Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan pa da taraf α = 0,05. Berdasarkan uji kebaikan model metode Pearson, Deviance, Hosmer dan 72 Lemeshow diperoleh nilai P lebih besar dari α= 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut baik. Hasil logit untuk peluang responden yang bersedia atau yang tidak bersedia membayar retribusi masuk kawasan Situ Rawa Gede jika kawasan tersebut dijadikan kawasan pariwisata selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Tabel 20 berikut. Tabel 20. Hasil Logit Kesediaan Responden Variabel Koefisien P Odds Ratio Keterangan Constant -8,42008 0,018 - JTK -0,119071 0,659 0,89 Tidak Berpengaruh Nyata TP 0.461290 0.363 1.59 Tidak Berpengaruh Nyata RP 0.0000001 0.789 1.00 Tidak Berpengaruh Nyata JTT 0.0000121 0.970 1.00 Tidak Berpengaruh Nyata FK 0.330547 0.164 1.39 Berpengaruh Nyata UM 0.0636322 0.132 1.07 Berpengaruh Nyata KL 0.980598 0.329 2.67 Tidak Berpengaruh Nyata KA 2.54825 0.032 12.78 Berpengaruh Nyata KU -2.22612 0.054 0.11 Berpengaruh Nyata Log-Likelihood = -30,836 Test that all slopes are zero : G = 17,487 DF = 9, P-Value = 0,042 Goodness-of-Fit Test Method Chi- Square DF P Keterangan Pearson 65.6289 68 0.559 Model Baik Deviance 61.6721 68 0.692 Model Baik Hosmer-Lemeshow 10.3098 8 0.244 Model Baik Sumber : Data Primer, Diolah 2013 Keterangan : Pada Tingkat Kepercayaan 95 Persen Pada Tingkat Kepercayaan 90 Persen Pada Tingkat Kepercayaan 80 Persen Berdasarkan hasil analisis regresi logit maka model yang dihasilkan adalah L i =-8,42008 + 0.330547 FK + 0.0636322 UM + 2.54825 KA - 2.22612 KU + ε i Keterangan : L i = peluang responden bersedia untuk membayar bernilai 1 untuk “bersedia”, bernilai 0 “tidak bersedia” UM = tingkat usia tahun TP = tingkat pendidikan tahun RP = rata-rata pendapatan per bulan Rp JTK = jumlah tanggungan keluarga orang 73 JTT = jarak tempat tinggal meter FK = frekuensi kunjungan kali KU = kualitas udara persepsi KA = kualitas air persepsi KL = kebersihan lingkungan persepsi = galat atau error Dapat diketahui dari model tersebut bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayarretribusi biaya masuk kawasan pariwisata Situ Rawa Gede ada empat, yaitu variabel frekuensi, tingkat usia, persepsi terhadap kualitas air situ dan variabel persepsi kualitas udara sekitar situ. Variabel frekuensi kunjungan memiliki nilai P-Value sebesar 0.164 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar biaya retribusi dengan tingkat kepercayaan 80 persen. Nilai koefisien bertanda positif + yang artinya semakin sering frekuensi kunjungan responden ke kawasan Situ Rawa Gede, maka peluang responden bersedia membayar retribusi semakin besar. Nilai odds ratio sebesar 1,39 artinya bahwa responden yang frekuensi kunjungan ke kawasan Situ Rawa Gede lebih sering, peluang untuk membayar naik 1,39 kali dibandingkan peluangnya untuk tidakmembayar tiket masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan wisata. Hal ini dikarenakan responden yang lebih sering berkunjung ke kawasan Situ Rawa Gede lebih memahami kondisi lingkungan sekitar Situ Rawa Gede. Variabel tingkat usia memiliki nilai P-Value sebesar 0.132 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar biaya retribusi dengan tingkat kepercayaan 80 persen. Nilai koefisien bertanda positif + yang artinya semakin bertambah usia responden, maka peluang responden bersedia membayar retribusi semakin besar. Nilai odds ratio sebesar 1,07 artinya bahwa responden yang usianya lebih tua, peluang untuk membayar naik 1,07 kali dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar tiket masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan wisata. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat usia responden maka kesadaran akan lingkungan yang lebih baik semakin baik. 74 Variabel persepsi terhadap kualitas air situ memiliki nilai P-Value sebesar 0.032 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar biaya retribusi dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien bertanda positif + yang artinya semakin buruk persepsi responden terhadap kualitas air situ, maka peluang responden bersedia membayar retribusi semakin besar. Nilai odds ratio sebesar 12.78 artinya bahwa responden yang persepsinya terhadap kualitas air situ lebih buruk, peluang untuk membayar naik 12.78 kali dibandingkan peluangnya untuk tidakmembayar tiket masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan wisata. Variabel persepsi terhadap kualitas udara sekitar situ memiliki nilai P-Value sebesar 0.054 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar biaya retribusi dengan tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai koefisien bertanda negatif - yang artinya semakin buruk persepsi responden terhadap kualitas udara sekitar situ, maka peluang responden bersedia membayar retribusi semakin kecil. Nilai odds ratio sebesar 0.11 artinya bahwa responden yang persepsinya terhadap kualitas udara sekitar situ buruk, peluang untuk membayar turun 0.11 kali dibandingkan peluangnya untuk tidakmembayar tiket masuk ke kawasan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan wisata.Variabel ini tidak sesuai hipotesis sebab menurut sebagian responden kualitas udara sekitar situ saat ini masih tergolong baik. Bau yang ditimbulkan baik dari limbah maupun sampah dari pool truk sampah masih bisa ditolerir karena tidak terlalu menganggu aktivitas sehari-hari masyarakat sekitar.

7.4. Analisis Nilai Willingness To Pay WTP Responden sebagai Upaya

Pelestarian Budaya dan Lingkungan jika Situ Rawa Gede dijadikan Kawasan Pariwisata Pendekatan Contingent Valuation Method CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis nilai WTP pengunjung kawasan Situ Rawa Gede sebagai upaya pelestarian kebudayaan dan lingkungan Situ Rawa Gede. Adapun langkah kerja dalam metode CVM adalah sebagai berikut : 1. Membuat pasar hipotetik Pasar hipotetik dalam penelitian ini dibuat atas dasar bahwa untuk mengatasi permasalahan pemanfaatan yang tidak sesuai pada Situ Rawa Gede maka 75 pemerintah Kota Bekasi merencanakan untuk membangun kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata sehingga harapannya dapat melestarikan kembali kebudayaan Betawi yang telah luntur dan melestarikan lingkungan sekitar Situ Rawa Gede. Pasar hipotetik tersebut akan dibentuk kedalam skenario sebagai berikut: “Situ Rawa Gede merupakan suatu danau kecil yang terletak di Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi Timur dengan luas sekitar 7 hektar.Situ ini memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat, khususnya bagi masyarakat sekitar. Fungsi dan manfaat tersebut antara lain sebagai tempat rekreasi pemancingan, sumber air baku untuk masyarakat sekitar baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk perkebunan, tempat mencari ikan dan limpasan air sungai. Saat ini kondisi lingkungan Situ Rawa Gede telah mengalami penurunan kualitas lingkungan, seperti lingkungan sekitar situ yang kotor, terjadinya pendangkalan pada situ dan kualitas air situ yang semakin buruk karena menjadi tempat pembuangan limbah. Kondisi tersebut dapat mengancam keberlanjutan keberadaan Situ Rawa Gede di masa yang akan datang sehingga fungsi dan manfaat situ sebagai penunjang kehidupan manusia, khususnya masyarakat sekitar pun menjadi terancam hilang. Melihat hal tersebut maka pemerintah Kota Bekasi merencanakan untuk membangun kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata yang mana pengelolaan dan tiap tahap pembangunannya akan melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar situ. Dalam merealisasikan hal tersebut diperlukan partisipasi aktif dari para pengunjung Situ Rawa Gede berupa kesediaan pengunjung dalam mengeluarkan dana tersebut dalam bentuk biaya retribusi masuk ke kawasan Situ Rawa Gede. Hasil dari dana tersebut akan dialokasikan untuk biaya operasional ketika usaha pariwisata telah berjalan seperti biaya pengerukan situ yang sudah mengalami pendangkalan, pengeluaran gaji karyawan sebagai petugas kebersihan agar dapat membersihkan dan memantau kebersihan lingkungan Situ Rawa Gede, serta pengeluaran untuk pengadaan prasarana dan sarana yang mendukung aktivitas rekreasi sesuai yang direncanakan pemerintah”.