Batasan Penelitian Internal Rate of Return IRR

56 Situ Rawa Gede memiliki kedalaman tiga meter, ketinggian sekitar tiga meter dan kemiringan tanggul dua meter.Pada awalnya Situ Rawa Gede merupakan areal persawahan yang menyatu dengan kawasan Perumahan Kemang Pratama. Fungsi utama Situ Rawa Gede saat ini sebagai daerah resapan air dan limpasan air dari Kali Bekasi. Pemanfaatan yang ada di Situ Rawa Gede hingga saat ini yaitu perikanan tangkap, usaha pemancingan serta perkebunan singkong dan pisang liar.Sumber air yang terdapat di Kawasan Situgede berasal dari resapan air dari lingkungan sekitarnya. Kondisi dan aktivitas kawasan Situ Rawa Gede saat ini disajikan pada Lampiran 2.

5.2. Kondisi Sosial Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Situ Rawa Gede

Masalah sosial yang ada pada masyarakat sekitar situ yang belum terselesaikan hingga saat ini yaitu masalah kepemilikan lahan sekitar Situ Rawa Gede, dimana banyak masyarakat sekitar membangun rumah diatas lahan yang statusnya milik pemerintah sebagai kawasan lindung karena terdapat situ alami yang memiliki banyak manfaat. Bahkan hingga ada yang membangun rumah hasil dari urukan pada Situ Rawa Gede sehingga menyebabkan luas situ semakin berkurang. Saat ini kondisi Situ Rawa Gede dan sekitarnya telah banyak mengalami penurunan kualitas lingkungan. Hal ini dapat dilihat dimulai dari kebersihan lingkungan sekitar situ, banyak sampah berserakan di daerah sekitar situ dan situ. Sampah-sampah tersebut di duga berasal dari sampah lingkungan sekitar dan bawaan aliran air saat hujan lebat atau dari air limpasan Sungai Bekasi ketika meluap. Situ juga banyak ditumbuhi enceng gondok sehingga dari sisi estetika mengurangi keindahan pemandangan. Keadaan tersebut semakin diperparah dengan dijadikannya lahan sekitar situ sebagai tempat penumpukkan barang- barang bekas dan sampah plastik yang dapat didaur ulang oleh sebagian masyarakat sekitar. Kualitas air situ semakin hari juga semakin keruh bahkan kadang berwarna hitam ketika hujan turun. Menurut beberapa warga sekitar, terkadang air situ terlihat keruh bahkan hitam. Warna hitam tersebut menurut mereka karena pembuangan limbah ke dalam situ saat hujan turun lebat atau pada tengah malam. Hal ini membuat semakin menurunnya kualitas air yang ada di Situ 57 Rawa Gede sehingga air situ tidak lagi dijadikan sebagai kebutuhan sehari-hari dan lahan untuk pemanfaatan budidaya ikan. Letak Situ Rawa Gede yang berada ditengah-tengah pemukiman menyebabkan kondisi situ terhimpit oleh bangunan bangunan besar dan kecil. Letak bangunan-bangunan tersebut membelakangi situ sehingga mengurangi keindahan alam Situ Rawa Gede.

5.3. Gambaran Umum Potensi Wisata di Situ Rawa Gede

Kawasan Situ Rawa Gede mempunyai daya tarik dengan pemandangan alam yang masih alami dengan hawa sejuk serta bentang alam yang dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari bentukan alam kawasan seperti konfigurasi umum lahan yang berbentuk perbukitan. Tingkat kebisingan di kawasan Situ Rawa Gede juga dinilai masih rendah, sebab kawasan Situ Rawa Gede letaknya cukup jauh pada jalur utama lalu lintas. Daya tarik pemandangan yang masih alami ini merupakan salah satu potensi yang memiliki nilai tinggi karena sangat sulit menemukan sumberdaya alami di tengah perkotaan. Letak kawasan Situ Rawa Gede yang strategis yaitu berada ditengah kota dan dekat dengan pemukiman penduduk dan dekat dengan jalan tol menjadi keuntungan tersendiri bagi kawasan Situ Rawa Gede dalam menarik pangsa pasar lokal maupun non lokal. Kemudian jika dilihat dari persaingan, di Kota Bekasi sendiri hingga saat ini belum ada tempat wisata alam yang memadukan kebudayaan betawi sehingga dilihat dari sisi pangsa pasar sangat besar peluangnya jika kawasan ini dijadikan kawasan pariwisata sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh pemerintah Kota Bekasi. Rencana agar kawasan Situ Rawa Gede dijadikan sebagai kawasan rekreasi telah ada dalam Rencanaan Detail Tata Ruang Kota Kota, Kecamatan Bekasi Selatan dan Rawa Lumbu sub zona D13 yang dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Bekasi Tahun 2003.

5.4. Rencana Zonasi Wisata Situ Rawa Gede

Melihat peran dan fungsi kawasan Situ Rawa Gede diharapkan dapat menjadi salah satu objek tujuan wisata yang memiliki keunggulan dan menjadi alternatif objek tujuan wisata diKota Bekasi yang diarahkan pada upaya mewujudkan kawasan wisata yang representatif, berkelanjutan dan berwawasan 58 lingkungan. Suatu rencana peruntukkan lahan yang memiliki keragaman fungsi dalam suatu kesatuan fungsional yang sinergis multiuse yang diarahkan pada penetapan fungsi-fungsi utama sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan wisata alam yaitu fungsi rekreasi, edukasi dan konservasi perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut. Penetapan Wisata Situ Rawa Gede yang memiliki fungsi konservasi mengharuskan fungsi-fungsi yang direncanakan memperhatikan pembagian kawasan yang sesuai dengan tingkatan konversi yang ditetapkan pada kawasan. Peruntukkan lahan makro pada kawasan ditetapkan dengan mengacu pada skenario kawasan yang terdiri dari: 1. Zona inti Zona inti merupakan zona daya tarik utama dan aktivitas wisata dilakukan. Sebagian besar aktivitas wisata dipusatkan pada zona ini dan pengembangan fasilitas wisata pada zona ini terbatas hanya pada fasilitas yang berkaitan langsung dengan aktivitas. Zona inti terletak menyebar dan tidak terpusat di satu tempat mengingat peletakan aktivitas akan disesuaikan dengan tema dan kondisi lahan. Selain itu, pengembangan wisata di kawasan ini tidak didominasi oleh satu jenis data tarik saja sehingga terdapat beberapa kemungkinan penetapan zona inti. 2. Zona Penyangga Zona penyangga atau zona hijau merupakan zona yang membatasi antara zona intidengan zona fasilitas. Zona ini merupakan zona ruang terbuka hijau dimana pengembangan fasilitas-fasilitas yang bersifat permanen dan memiliki daya dukungyang tinggi tidak diijinkan. Zona ini juga dimaksudkan agar antara zona fasilitas danzona inti tidak berhubungan secara langsung sehingga tidak mengganggu aktivitaspada masing-masing zona. Tata guna lahan yang sebagian besar adalah masih kosong memberikan kemudahan bagi pengelola untuk menetapkan daerah zona penyangga. Lahan-lahan kosong yang berada di sekeliling kawasan dapat dijadikan sebagai zona penyangga. 3. Zona Pemanfaatan Zona pemanfaatan adalah zona dimana semua fasilitas wisata utama dan pendukung dipusatkan. Zona ini terletak di bagian depan Situ Rawa Gede yang merupakan area pusat pelayanan pengunjung. 59 4. Zona Konservasi Merupakan area yang dilindungi, sehingga pada zona ini tidak terdapat fasilitas wisata, kegiatan wisata dan merupakan area tertutup bagi pengunjung. Area ini hanya bisa digunakan untuk kepentingan pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pelestarian kawasan. Tabel 5.Skenario Zonasi Kawasan Wisata Situ Rawa Gede Zona Inti Zona Penyangga Zona Pemanfaatan Zona Konservasi Daerah untuk kegiatan wisata tirta, pendidikan, kegiatan rekreasional, kegiatan penunjang lainnya dan fasilitas penunjang aktivitas serta sebagai kawasan konservasi. Sub Zona: Area wisata tirta Daerah terbangunterbatas Jalur sirkulasi Daerah berupa ruang terbuka hijau dan jalur hijau yang berfungsi untuk menyangga zona inti, yang juga merupakan area cadangan. Aktivitas wisata terbatas. Sub Zona: Jalur sirkulasi Taman Area cadangan Daerah untuk penempatan fasilitasfasilitas wisata, umum dan penunjang. Sub Zona: Daerah terbangun Jalur sirkulasi Merupakan area konservasi yang tertutup bagi kegiatan wisatawan. Sub Zona: Area konservasi Area taman Sumber :DISBUDPARPORA 2010 Pada Tabel 5 dijelaskan bahwa setiap zona pada kawasan wisata Situ Rawa Gede yang telah dibuat akan terbagi lagi menjadi beberapa sub-zona. Zona inti terdiri dari zona wisata air, daerah terbangun dan jalur sirkulasi. Zona penyangga terdiri dari zona jalur sirkulasi, taman, area cadangan. Zona pemanfaatan terdiri dari daerah terbangun dan jalur sirkulasi. Zona konservasi terdiri dari area konservasi dan area taman. 60 61

VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN

PERSEPSI RESPONDEN TERHADAPKUALITAS LINGKUNGAN

6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden WTP sebagai manfaat

konservasi dan pelestarian jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata Karakteristik sosial ekonomi responden untuk nilai WTP yang diambil adalah masyarakat yang kebetulan ditemui berada dikawasan di Situ Rawa Gede baik untuk yang bertujuan rekreasi atau mencari penghasilan dari keberadaan situ, mudah ditemui, berusia 17 tahun keatas dan bersedia untuk diwawancara. Karakteristik tersebut tergambar melalui, jenis kelamin, usia, status, lama pendidikan formal yang pernah ditempuh, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal dari Kawasan Situ Rawa Gede dan frekuensi kunjungan ke Kawasan Situ Rawa Gede.

6.1.1. Jenis Kelamin

Pada umumnya responden untuk nilai WTP dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Presentase responden dari 90 responden, yang berjenis kelamin laki-laki adalah 81 persen atau 73 responden. Sisanya 19 persen atau 17 responden berjenis kelamin perempuan. Lebih jelasnya perbandingan persentase jenis kelamin responden disajikan dalam Tabel 6 berikut. Tabel 6. Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Jumlah orang Persentase 1 Laki-laki L 73 81 2 Perempuan P 17 19 Total 90 100 Sumber: Hasil Analisis Data 2013

6.1.2. Tingkat Usia

Tingkat usia responden untuk nilai WTP cukup bervariasi dengan distribusi usia antara 19 tahun sampai 66 tahun. Presentase tertinggi terdapat pada kelompok usia 43-48 tahun yaitu sebanyak 30 persen yaitu sebanyak 27 responden. Presentase terendah terdapat pada kelompok usia 61-66 tahun yaitu hanya 2 responden. Lebih jelasnya perbandingan persentase tingkat usia responden dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.