Kajian Ekonomi Pembangunan Wisata Situ Rawa Gede Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi

(1)

KAJIAN EKONOMI PEMBANGUNAN WISATA SITU RAWA

GEDE KELURAHAN BOJONG MENTENG, KECAMATAN

RAWA LUMBU, KOTA BEKASI

GHIEAH ARIYANTI WULANDARI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kajian Ekonomi Pembangunan Wisata Situ Rawa Gede Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Ghieah Ariyanti Wulandari


(4)

(5)

KAJIAN EKONOMI PEMBANGUNAN WISATA SITU RAWA GEDE KELURAHAN BOJONG MENTENG, KECAMATAN RAWA LUMBU,

KOTA BEKASI

GhieahAriyanti Wulandari 1), Tridoyo Kusumastanto2), Kastana Sapanli 3)

ABSTRAK

Situ Rawa Gede merupakan salah satu situ alami yang terletak di Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas pariwisata akan membangun kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi responden terhadap kualitas lingkungan sekitar situ, mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesediaan responden membayar tiket masuk kawasan Situ Rawa Gede, nilai kesediaan membayar (WTP) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengetahui kelayakan ekonomi pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode analisis regresi logit, metode analisis regresi berganda dan metode analisis kelayakan investasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi sebagian besar responden terhadap kualitas lingkungan Situ Rawa Gede yaitu kualitas udara di sekitar kawasan Situ Rawa Gede saat ini masih tergolong baik, kualitas air situ buruk, kebersihan lingkungan sekitar situ tidak bersih dan pemandangan alam sekitar Situ Rawa Gede tidak indah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar adalah frekuensi kunjungan, tingkat usia, persepsi terhadap kualitas air situ dan persepsi terhadap kualitas udara. Nilai rata-rata WTP responden Rp 6.014 dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai tersebut adalah rata-rata pendapatan per bulan, frekuensi kunjungan, tingkat pendidikan, usia dan persepsi terhadap kualitas air dan persepsi terhadap kualitas udara. Pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede layak untuk dilaksanakan dengan hasil NPV Rp 38.059.396.614, Net B/C 2,30 dan IRR 23 persen pada tingkat suku bunga 12 persen. Penurunan total jumlah kunjungan wisata sebesar 43 persen menyebabkan program menjadi tidak layak.

Kata Kunci : Kesediaan Membayar, Kriteria Kelayakan Investasi, Metode Kontingensi, Situ Rawa Gede, Pembangunan Wisata


(6)

ECONOMIC STUDY OF RAWA GEDE LAKE TOURISM DEVELOPMENT, BOJONG MENTENG VIILLAGE, RAWA LUMBU

SUB-DISTRICT, BEKASI CITY

Ghieah Ariyanti Wulandari 1), Tridoyo Kusumastanto2), Kastana Sapanli 3)

ABSTRACT

Situ Rawa Gede is one of the remaining natural lake located at Bojong Menteng Village, Rawa Lumbu sub-District, Bekasi City. Bekasi City through the City Department of Tourism plan to develop the Rawa Gede lake as a tourism area. This study aims to determine the factors willingness of visitor to pay entrance fee, to analyse the value of willingness to pay (WTP) and factors affect the value WTP and determine economic feasibility of Rawa Gede lake development tourism program. Study methods used in this research is case study and analysis methods used descriptive analysis, logit regression analysis, multiple regression analysis, investment feasibility analysis. The results of the study concluded that perception of most respondents to environmental quality of Situ Rawa Gede said that the air quality of Situ Rawa Gede is still quite good, bad water quality, cleanliness unclean and unbeautiful scenery around Situ Rawa Gede. Factors that influence willingness of respondents to pay is frequency of visits, age level, the perception of the water quality, and the perception of air quality there.The average value of respondents WTP Rp 6,014, factors affecting the value of respondents WTP are average income per month, frequency of visits, educational level, age, perception of water quality and air quality. The Rawa Gede lake tourism development is economically feasible with the result NPV Rp 38.059.396.614; Net B/C 2,30; IRR 23 percent at the level of rate 12 percent. The decrease in the total number of tourism visits by 43 percent cause the program not feasible.

Keywords: Willingness To Pay, Investment Feasibility Criteria, Contingent Method, Rawa Gede Lake, Development Tourism


(7)

RINGKASAN

GHIEAH ARIYANTI WULANDARI. Kajian Ekonomi Pembangunan Wisata Situ Rawa Gede Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan KASTANA SAPANLI.

Situ Rawa Gede merupakan salah satu situ alami yang terletak di Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi.Situ Rawa Gede merupakan situ terluas di Kota Bekasi, udaranya masih tergolong sejuk dan lokasinya yang tidak jauh dari jalan raya sehingga dapat dikatakan memiliki potensi yang lebih dibandingkan situ-situ lainnya yang ada di Kota Bekasi. Kurangnya pengelolaan pada Situ Rawa Gede membuat keadaan lingkungan situ kurang terpelihara dengan baik dan terjadi pemanfaatan yang tidak sesuai di daerah sekitar situ. Melihat hal tersebut, maka Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Bekasi merencanakan untuk mengembangkan kawasan Situ Rawa Gede sebagai kawasan pariwisata. Perencanaan pengembangan kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata memerlukan kajian lebih mendalam supaya perencanaan tersebut dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode analisis regresi logit, metode analisis regresi berganda dan metode analisis kelayakan investasi.

Menurut hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 90 orang diperoleh hasil bahwa mayoritas masyarakat sekitar Situ Rawa Gede memiliki jumlah tanggungan dari 3-5 orang, tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), pekerjaan sebagian besar sebagai pemulung sampah plastik, pengepul sampah plastik, pembantu rumah tangga, sopir, buruh dan serabutan. Tingkat pendapatan sebagian besar berada pada kisaran kurang dari Rp 700.000 per bulan. Rata-rata jarak tempat tinggal kurang dari 500 meter dan sebagian besar sudah sangat sering datang ke kawasan Situ Rawa Gede. Persepsi sebagian besar terhadap kualitas lingkungan Situ Rawa Gede yaitu sebagian besar responden mengatakan bahwa kualitas udara di sekitar kawasan Situ Rawa Gede hingga saat ini masih tergolong baik, kualitas air situ buruk, kebersihan lingkungan sekitar situ tidak bersih dan pemandangan alam sekitar Situ Rawa Gede tidak indah.

Sebanyak 81 persen atau sebanyak 73 responden menyatakan kesediaannya untuk membayar retribusi biaya masuk kawasan pariwisata Situ Rawa Gede sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar adalah faktor frekuensi kunjungan, tingkat usia, persepsi terhadap kualitas air situ dan persepsi terhadap kualitas udara. Nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp 6.014 sehingga nilai total WTP (TWTP) responden sebesar Rp 1.019.314.000. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden adalah rata-rata pendapatan per bulan, frekuensi kunjungan, tingkat pendidikan, usia dan persepsi terhadap kualitas air dan persepsi terhadap kualitas udara.

Pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede secara ekonomi layak untuk dilaksanakan pada tingkat suku bunga 12 persen dengan menggunakan kriteria


(8)

investasi yaitu NPV, Net B/C, dan IRR. Hasil perhitungan cashflow menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 38.059.396.614, Net B/C sebesar 2,30 dan IRR sebesar 23 persen. Penurunan total jumlah kunjungan sebesar 43 persen menyebabkan pembangunan kawasan Situ Rawa Gede menjadi tidak layak dijalankan karena

ada yang tidak memenuhi kriteria investasi yaitu nilai NPV menjadi Rp - 605.535.743. Peningkatan gaji karyawan tetap sebesar 48 persen pertahun

menyebabkan penurunan NPV menjadi Rp 35.780.099.948; Net B/C sebesar 2,22; sedangkan IRR masih tetap sebesar 23 persen sehingga dapat disimpulkan pembangunan kawasan Situ Rawa Gede tetap layak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas nilai pengganti ekonomi, perubahan yang dapat diterima secara ekonomi pada komponen penerimaan dan pengeluaran usaha wisata Situ Rawa Gede yaitu apabila terjadi penurunan total jumlah kunjungan wisata maksimal hingga 42 persen dari perkiraan total jumlah pengunjung tiap tahun dan terjadi perubahan kenaikan gaji pegawai tetap maksimal hingga 779 persen dari perkiraan total keseluruhan gaji tenaga kerja tetap wisata Situ Rawa Gede tiap tahun.


(9)

GHIEAH ARIYANTI WULANDARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

KAJIAN EKONOMI PEMBANGUNAN WISATA SITU RAWA

GEDE KELURAHAN BOJONG MENTENG, KECAMATAN


(10)

(11)

Judul Skripsi : Kajian Ekonomi Pembangunan Wisata Situ Rawa Gede Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi

Nama : Ghieah Ariyanti Wulandari

NRP : H44080087

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS Pembimbing I

Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr.Ir. Aceng Hidayat, MT Ketua Departemen


(12)

(13)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Sugiarto, Ibu Ratna Diah Permanasari, selaku orang tua dari penulis berserta seluruh keluarga besar penulis atas segala doa yang tak pernah putus, kasih sayang, bimbingan, dan masukan yang luar biasa kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS dan Kastana Sapanli, S.Pi,

M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan memberikan banyak ilmu serta wawasan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen penguji utama dan pembimbing akademik serta bapak Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si selaku penguji wakil departemen atas semua saran dan pengarahannya kepada penulis.

4. Bapak Slamet selaku sekretaris Kelurahan Bojong Menteng dan Bapak Umar BPLH Kota Bekasi yang telah membantu penulis dalam memperoleh data. 5. Rekan satu bimbingan Yogi, Andri, Ade, Rizky, Tika, dan Pradipta atas

segala bantuan, kebersamaan, dan kerjasamanya selama ini.

6. Teman-teman ESL 45, Asih, Erna, Wiwid, Icha, Welda, Eka, Yopi, Indri dan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas segala bantuan, dukungan dan semangatnya.

7. Teman-teman kost Tri Regina, Mbak Neli, Mbak Fani, Ika, Widya, Fety atas segala bantuan, dukungan dan semangatnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengelolaan wisata Situ Rawa Gede secara lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat.


(14)

(15)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Adapun judul skripsi ini adalah “Kajian Pembangunan Wisata Situ Rawa Gede, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi”. Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar biaya retribusi masuk kawasan wisata Situ Rawa Gede, mencari nilai kesediaan membayar biaya retribusi masuk untuk upaya pelestarian Situ Rawa Gede dan mengetahui kelayakan rencana pembangunan kawasan Situ Rawa Gede.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik dalam rangka pembangunan, pengelolaan dan pengembangan kawasan Situ Rawa Gede kedepannya.

Bogor, September 2014 Penulis


(16)

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.4.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.5.Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1.Pengertian Danau atau Situ ... 9

2.2.Pariwisata ... 9

2.3.Pengertian Persepsi ... 10

2.4.Regresi Logit ... 11

2.5.Konsep Willingness To Pay (WTP) ... 12

2.6.Contingent Valuation Method ... 13

2.7.Konsep Analisis Kelayakan Ekonomi ... 16

2.8.Penelitian Terdahulu ... 19

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 21

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

4.1 Metode Penelitian ... 25

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 25

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 27

4.4 Metode Analisis Data ... 28

4.4.1. Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Responden ... 29

4.4.2. Analisis Peluang Kesedian Membayar (WTP) dan faktor-faktor yang mempengaruhi Kesedian Membayar Responden ... 30


(18)

4.4.4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya

Nilai WTP Responden ... 36

4.4.5. Pengujian Parameter ... 38

4.4.6. Komponen Arus Penerimaan (Inflow) dan Pengeluaran (Outflow) Pembangunan Kawasan wisata Situ Rawa Gede ... 42

4.4.7. Analisis Kelayakan Investasi... 47

4.4.8. Analisis Sensitivitas ... 49

4.4.9. Batasan Penelitian ... 50

V. GAMBARAN UMUM ... 55

5.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

5.2.Kondisi Sosial Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Situ Rawa Gede ... 56

5.3.Gambaran Umum Potensi Wisata di Situ Rawa Gede ... 57

5.4.Rencana Zonasi Wisata Situ Rawa Gede ... 57

VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN ... 61

6.1.Karakteristik Sosial Ekonomi Responden WTP sebagai manfaat konservasi dan pelestarian jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata ... 61

6.2.Persepsi Responden terhadap Kualitas Lingkungan Situ Rawa Gede ... 65

VII.ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) ... 69

7.1.Deskripsi Skenario ... 69

7.2.Analisis Kesediaan Responden Membayar Biaya Retribusi Masuk untuk Upaya Pelestarian Budaya dan Lingkungan jika Situ Rawa Gede dijadikan Kawasan Pariwisata ... 69

7.3.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Responden Membayar Biaya Retribusi Masuk untuk Upaya Pelestarian Budaya dan Lingkungan ... 71

7.4.Analisis Nilai Willingness To Pay (WTP) Responden sebagai Upaya Pelestarian Budaya dan Lingkungan jika Situ Rawa Gede dijadikan Kawasan Pariwisata ... 74

7.5.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP untuk Upaya Pelestarian Budaya dan Lingkungan jika Situ Rawa Gede dijadikan Kawasan Pariwisata ... 78


(19)

VIII.ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA SITU

RAWA GEDE ... 83

8.1.Identifikasi Manfaat ... 83

8.2.Identifikasi Biaya ... 92

8.3.Kelayakan Ekonomi Pembangunan Kawasan Wisata Situ Rawa Gede ... 96

8.4.Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti (switching value) ... 97

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

9.1.Kesimpulan... 101

9.2.Saran ... 102


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Luas dan kondisi fisik situ di Kota Bekasi ... 2

2 Klasifikasi Ukuran Danau ... 9

3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 26

4 Matriks Metode Analisis Data ... 28

5 Skenario Zonasi Kawasan Wisata Situ Rawa Gede ... 59

6 Jenis Kelamin Responden ... 61

7 Tingkat Usia Responden... 62

8 Status Responden ... 62

9 Jumlah Tanggungan Responden ... 63

10 Pendidikan Terakhir Responden ... 63

11 Jenis Pekerjaan Responden ... 64

12 Tingkat Pendapatan Responden ... 64

13 Jarak Tempat Tinggal Responden ... 65

14 Frekuensi Kunjungan Responden ... 65

15 Persepsi Kualitas Udara Situ Rawa Gede ... 66

16 Persepsi Kualitas Air Situ Rawa Gede ... 67

17 Persepsi Kebersihan Lingkungan Sekitar Situ Rawa Gede ... 67

18 Persepsi Pemandangan Alam Responden ... 68

19 Ketersediaan Responden Membayar Biaya Retribusi ... 70

20 Hasil Logit Kesediaan Responden ... 72

21 Distribusi Nilai WTP Responden ... 76

22 Total WTP Responden ... 77

23 Hasil Analisis Regresi Berganda Nilai WTP Responden ... 78

24 Harga Jual Sarana dan Aktivitas Wisata Situ Rawa Gede. ... 84

25 Harga-harga Ikan Hasil Tangkapan Nelayan ... 91

26 Rincian Gaji Pegawai Tetap ... 94

27 Rincian Upah Pegawai Tak Tetap ... 94


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Diagram Alur Kerangka Berpikir ... 24 2 Peta Lokasi Situ Rawa Gede ... 56 3 Kurva WTP Responden ... 77


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian. ...108 2 Kondisi dan Aktivitas pada Kawasan Situ

Rawa Gede ...113 3 Analisis Regresi Logit dengan menggunakan

software Minitab 15.0 ...114 4 Analisis Regresi Berganda dengan

menggunakan software Minitab 15.0 ...115 5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Heterokedastisitas ...116 6 Nilai Sisa Investasi Bangunan Pariwisata Situ Rawa Gede ...117 7 Rincian Hasil Tangkapan Ikan Masyarakat Sekitar Situ Rawa Gede ... 118 8 Biaya Rehabilitasi Situ Rawa Gede Tahun 2007 ... 120 9 Rincian Biaya Investasi Pembangunan Kawasan

Wisata Situ Rawa Gede ... 121 10 Cashflow Kelayakan Ekonomi Pembangunan Kawasan

Wisata Situ Rawa Gede ... 122 11 CashflowAnalisis Sensitivitas Skenario 1

(Penurunan Jumlah Kunjungan 43 Persen) ...124 12 Cashflow Analisis Sensitivitas Skenario 2

(Kenaikan Gaji Tenaga Kerja Tetap 48 Persen) ...126 13 Cashflow Analisis Nilai Pengganti

Skenario1 (Penurunan Jumlah Kunjungan)...128 14 Cashflow Analisis Nilai Pengganti Skenario 2


(23)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari wilayah daratan dan perairan. Luas wilayah perairan indonesia lebih besar dibandingkan luas wilayah daratan dengan perbandingannyayaitu dua pertiga dari luas wilayah indonesia. Potensi yang ada di wilayah perairan indonesia cukup besar, baik potensi pada perairan laut maupun perairan darat. Menurut Haryani (2002), wilayah perairan daratan, meski jumlah dan luasnya tak sebanding dengan perairan laut namun, sangat berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Perairan darat menyediakan sumberdaya alam yang produktif, baik sebagai sumber air baku untuk minum dan kebutuhan sehari-hari, sumber protein, tambang, mineral, energi, media transportasi dan tempat rekreasi maupun pariwisata. Salah satu jenis perairan darat yang juga memiliki potensi dan manfaat sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia yaitu danau atau bisa disebut situ. Menurut Puspita, dkk (2005), istilah situ biasanya digunakan masyarakat Jawa Barat untuk sebutan danau kecil (danau kategori kecil/sangat kecil). Situ merupakan salah satu ekosistem perairan tergenang yang umumnya berair tawar dan berukuran relatif kecil.

Menurut data yang dimiliki Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (2004) dalam Puspita dkk (2005), jumlah situ yang terdata di Indonesia sebanyak 736 buah. Kota Bekasi yang merupakan bagian dari wilayah JABODETABEK juga memiliki situ meskipun jumlahnya tidak sebanyak di daerah luar Kota Bekasi. Awalnya jumlah situ di daerah Bekasi sebanyak 17 situ dan pada tahun 2001 berkurang menjadi 13 situ karena alih fungsi lahan (Puspita dkk 2005). Pengurangan jumlah situ-situ diakibatkan karena pengelolaan yang belum maksimal dan rendahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam melestarikan situ. Pengelolaan situ belum maksimal dikarenakan masih minimnya anggaran yang dialokasikan untuk pemeliharaan situ.Keadaan ini semakin diperparah dengan ditetapkannya Kota Bekasi sebagai daerah yang dikembangkan menjadi salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang diarahkan untuk kegiatan jasa, perdagangan, industri dan perumahan oleh pemerintah. Penetapan tersebut membuat aktifitas ekonomi di Kota Bekasi


(24)

2

semakin meningkat sehingga menjadikan kota tersebut semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya berimplikasi terhadap aspek sosial ekonomi Kota Bekasi namun, juga berimplikasi terhadap kondisi lingkungan sekitar situ sehingga mengancam keberadaan situ-situ yang ada di Kota Bekasi.

Beberapa situ di Kota Bekasi yang telah mengalami kerusakan bahkan ada yang telah beralih fungsi menjadi tegalan yaitu Situ Rawa Lumbu dan Situ Rawa Gede. Kawasan Situ Rawa Lumbu telah beralih fungsi menjadi kebun tegalan yang disebabkan oleh adanya pendangkalan baik karena diuruk masyarakat maupun akibat pengendapan eceng gondok. Kawasan Situ Rawa Gede keadaannya tidak terawat sehingga banyak ditumbuhi eceng gondok, di tepi-tepi situ banyak berdiri bangunan liar bahkan dijadikan pembuangan limbah pabrik. Berikut tabel lengkap luas dan keadaan situ-situ yang ada di Kota Bekasi berdasarkan BPLH Kota Bekasi Tahun 2011, selaku pengelola situ tersebut.

Menurut luasnya, Situ Rawa Gede dapat dikatakan memiliki potensi yang lebih dibandingkan situ-situ yang lain, namun karena kurangnya pengelolaan, membuat keadaan lingkungan situ kurang terpelihara dengan baik dan pemanfaatan yang tidak sesuai. Pemeliharaan situ yang kurang baik menyebabkan situ banyak di tumbuhi eceng gondok dan adanya pemanfaatan yang tidak sesuai seperti dijadikannya situ sebagai pembuangan limbah pabrik dan semakin banyaknya bangunan-bangunan besar dan kecil yang berdiri dipinggir situ. Melihat keadaan tersebut, maka Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kebudayaan, Kepariwisataan, Pemuda, dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Kota Bekasi, berencana untuk membangun kawasan Situ Rawa Gede sebagai kawasan pariwisata. Tujuan dari perencanaan ini sendiri yaitu agar potensi yang ada di Situ Rawa Gede dapat dimaksimalkan namun, sumberdaya yang ada tetap terjaga

Tabel 1. Luas dan kondisi fisik situ di Kota Bekasi

No. Nama Situ Luas (m2) Kondisi Fisik

1. Situ Rawa Gede 67.200 Sudah dinormalisasi 2. Situ Pulo 48.654 Baik dan terpelihara

3. Situ Rawa Lumbu 23.440 Beralih fungsi menjadi kebun tegalan

4. Situ Rawa Bebek - Sudah dinormalisasi dan diturap


(25)

3 dengan baik tanpa mengurangi fungsi dan manfaat situ tersebut sehingga terjamin kelestarian lingkungan Situ Rawa Gede. Menambah nilai-nilai estetika yang strategis dan signifikan pada kawasan tersebut.

Selain agar tujuan dari perencanaan tersebut dapat terwujud, pembangunan wisata Situ Rawa Gede nantinya juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar nantinya, maka perlu dilakukan kajian ekonomi pembangunan wisata Situ Rawa Gede. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan pembangunan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Serta dapat memberikan gambaran yang cukup mengenai prospek rencana usaha pariwisata tersebut kepada calon investor.

1.2. Rumusan Masalah

Menurut Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Bekasi (2010), Situ Rawa Gede merupakan aset pemerintah yang pengelolaannya dilakukan oleh BPLH Kota Bekasi. Pemanfaatannya saat ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Situ Rawa Gede terletak di Kecamatan Rawa Lumbu, Kelurahan Bojong Menteng.Pada awalnya Situ Rawa Gede merupakan areal persawahan yang menyatu dengan kawasan Perumahan Kemang Pratama.Berdasarkan Peraturan daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi, saat ini Situ Rawa Gede statusnya sebagai kawasan yang dilindungi. Pada tahun 2007 Situ Rawa Gede dinormalisasi oleh BBWSC (Balai Besar Wilayah Sungai Cilliwung-Cisadane) dibawah Departemen PU (Pekerjaan Umum) Republik Indonesia. Normalisasi dilakukan dengan tujuan agar situ dapat berfungsi secara maksimal dan mencegah terjadinya pemanfaatan yang tidak sesuai.

Situ Rawa Gede saat ini berfungsi sebagai limpasan air dari Kali Bekasi dan daerah resapan air. Situ Rawa Gede mempunyai potensi yang cukup baik secara ekonomi maupun lingkungan dibanding ketiga situ lainnya karena merupakan situ alami dan terluas di Kota Bekasi. Situ Rawa Gede juga mempunyai akses yang cukup dekat dengan jalan raya. Pada awalnya


(26)

4

pemanfaatan oleh masyarakat sekitar situ antara lain perikanan tangkap, budidaya ikan, pemancingan dan perkebunan pada lahan sekitar situ namun, pemanfaatan yang ada sekarang hanya perikanan tangkap, pemancingan dan perkebunan.

Pengelolaan kawasan Situ Rawa Gede yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bekasi masih sebatas pada pemeliharaan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pemanfaatan-pemanfaatan yang tidak sesuai oleh pihak-pihak tertentu. Menurut Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (2010), kurangnya perhatian dari pemerintah daerah membuat Situ Rawa Gede menjadi tidak berfungsi dengan baik dan terbengkalai. Situ banyak ditumbuhi eceng gondok, luas situ berkurang, yang awalnya 73.554 m2 atau sekitar 7 Ha menjadi 67.200 m2atau sekitar 6 Ha setelah diukur kembali. Kualitas air dan lingkungan Situ Rawa Gede juga berada dalam tingkat yang cukup buruk karena dijadikan pembuangan limbah pabrik yang bangunannya berada di depan Situ Rawa Gede. Semakin banyaknya bangunan-bangunan besar dan kecil yang berdiri dipinggir situ dan banyaknya sampah yang berserakan disekitar situ membuat pemandangan disekitar situ tampak kumuh. Begitu juga lahan sekitar situ yang dijadikan pool truk sampah sementara oleh Dinas Kebersihan membuat nilai estetika kawasan situ juga berkurang dan menyebabkan kualitas udara bertambah buruk karena bau yang ditimbulkan dari sampah tersebut.

Agar permasalahan-permasalahan tersebut tidak berlanjut dan melihat potensi yang ada pada kawasan Situ Rawa Gede, maka Pemerintah Kota Bekasi berencana membangun kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata dengan mengaitkan nilai tambah positif yang ada pada Situ Rawa Gede sehingga adanya peningkatan pemeliharaan dan pengelolaan pada kawasan situ agar tidak terjadi permasalahan-permasalahan seperti yang telah dipaparkan.

Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi dan persepsi responden terhadap

kualitas lingkungan sekitar Situ Rawa Gede ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata ?


(27)

5 3. Berapa besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) responden dan faktor- faktor apakah yang mempengaruhi besarnya nilai WTP tersebut sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata ?

4. Apakah pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede layak dijalankan secara ekonomi ?

5. Bagaimana tingkat sensitivitas dan nilai pengganti (switching value) pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede apabila terjadi perubahan-perubahan pada komponen manfaat dan biaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan persepsi responden terhadap kualitas lingkungan kawasan Situ Rawa Gede.

2. Menganalisis kesediaan responden untuk membayar sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata serta mengetahui besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP tersebut sebagai sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata.

3. Mengkaji kelayakan ekonomi pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede. 4. Mengetahui tingkat sensitivitas dan nilai pengganti (switching value)

pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede apabila terjadi perubahan-perubahan pada komponen manfaat dan biaya.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Situ Rawa Gede, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi Timur, Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memanfaatkan situ sebagai perikanan tangkap, perkebunan, dan untuk rekreasi seperti rekreasi memancing.


(28)

6

Penelitian ini difokuskan mengkaji karaktersitik sosial ekonomi responden untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap peluang kesediaan membayar dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai yang bersedia dibayarkan oleh responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata. Setelah itu, mengkaji persepsi responden terhadap Situ Rawa Gede untuk mengetahui bagaimana penilaian responden Situ Rawa Gede tentang keadaan lingkungan Situ Rawa Gede saat ini, kemudian mengkaji peluang kesediaan untuk membayar dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata untuk mengetahui peluang kesedian responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah dengan menjadikan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan.

Selanjutnya, mengkaji nilai WTP responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan pariwisata dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika dijadikan kawasan pariwisata. Terakhir, mengkaji kelayakan pembangunan kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata untuk mengetahui apakah rencana pemerintah mengembangkan Situ Rawa Gede menjadi kawasan wisata layak dijalankan secara ekonomi sehingga nantinya program tersebut tidak hanya dapat memberikan manfaat pada pengelola namun, juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan terjaminnya kelestarian lingkungan Situ Rawa Gede.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan yaitu:


(29)

7 1. Bagi Pemerintah Kota Bekasi dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan acuan dalam pengembangan Situ Rawa Gede kedepannya.

2. Bagi peneliti sebagai penerapan ilmu yang selama ini dipelajari di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

3. Bagi akademisi, sebagai salah satu bahan referensi dalam penelitian-penelitian sejenis kedepannya.

4. Bagi investor, sebagai gambaran untuk melihat peluang bisnis yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi.


(30)

(31)

9

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Danau atau Situ

Sesuai dengan kondisi alam indonesia yang kaya dengan sumber daya air danau dengan berbagai tipologi dan karakteristiknya maka pengertian danau disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Harapannya pengertian tersebut dapat memberikan kemudahan bagi para pengelola danau dan masyarakat pengguna danau untuk penafsiran peraturan perundangan dan berbagai pedoman pelaksanaannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 28 Tahun 2009, pengertian danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal.Berdasarkan ukuran luas dan volumenya, danau/waduk dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu danau berukuran besar, medium, kecil dan sangat kecil. Lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.Klasifikasi Ukuran Danau

Klasifikasi Luas (km2) Volume (Juta m3)

Besar 10.000 - 1.000.000 10.000 – 100.000

Medium 100 - 100.000 100 – 10.000

Kecil 1-100 1-100

Sangat Kecil < 1 < 1

Sumber : KLH(2010)

Luas Situ Rawa Gede saat ini sekitar 7.000 m2 sehingga berdasarkan Tabel 2, maka Situ Rawa Gede termasuk dalam kategori danau sangat kecil karena luasnya kurang dari 1 km2 atau kurang dari 1.000.000 m2.

2.2. Pariwisata

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran


(32)

10

wisata.Menurut Cooper (1993) dalam Vanhove (2005), rekreasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan pada waktu luang, dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang tetapi tidak harus dengan melakukan perjalanan.Menurut Lieber (1983) mendefinisikan rekreasi sebagai suatu bentuk penyegaran mental dan jasmani melalui aktivitas yang dikehendaki.

2.3. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penginderaan, kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi suatu yang berarti atau bermakna sehingga persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan (Davidoff dalam Walgito, 2000). Menurut Haryadi (1995) persepsi, merupakan proses yang harus dilalui oleh seseorang dalam memilih, menerima, mengorganisasi, dan melakukan interpretasi lingkungannya. Oleh sebab itu seseorang dalam menghadapi lingkungan, sifat, dan isi perilakunya tergantung dari apa yang disebut phenomenal environment atau behavioural environment. Menurut Atkinson dalam Ginting (2006), persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan atau secara sederhana persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra. Proses perseptual ini dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses pengamatan selektif yang mana didalamnya mencakup pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Baltus dalam Ginting (2006) adalah :

1. Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu ataupun permanen.

2. Kondisi lingkungan.

3. Pengalaman masa lalu. Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau bereaksi terhadap suatu stimulus tergantung dari pengalaman masa lalunya.

4. Kebutuhan dan keinginan. Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan dan diinginkannya tersebut.


(33)

11 5. Kepercayan, prasangka dan nilai. Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya sedangkan prasangka dapat menimbulkan bisa dalam mempersepsi sesuatu.

Persepsi secara umum bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor motivasional. Arti suatu objek atau satu kejadian objektif ditentukan baik oleh kondisi perangsang maupun faktor-faktor organisme. Menurut alasan tersebut, persepsi mengenai dunia oleh pribadi-pribadi yang berbeda juga akan berbeda karena setiap individu menanggapinya berkenaan dengan aspek-aspek situasi tadi yang mengandung arti khusus sekali bagi dirinya.

2.4. Regresi Logit

Analisis regresi logit merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh-pengaruh peubah penjelas (χ) terhadap peubah respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu. Namun jika peubah respon dari analisis regresinya berupa kategorik, maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi logit. Peubah kategori bisa merupakan suatu pilihan ya/tidak atau suka/tidak sedangkan peubah penjelas pada analisis regresi logit ini dapat berupa peubah kategori maupun numerik, untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Data yang dapat dianalisis dengan menggunakan regresi logistik adalah data yang relatif umum dan terdiri atas dichotomus classification (Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Merryna, 2009). Analisis permodelan peluang kejadian tertentu dari kategori respon dilakukan melalui transformasi logit. Persamaan dari transformasi logit tersebut adalah:

Dimana pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon untuk orang ke-i dan loge adalah logaritma dengan basis bilangan e. Kategori sukses secara umum merupakan kategori yang menjadi perhatian dalam penelitian. Didalam kajian hubungan antar peubah kategorik dikenal adanya ukuranasosiasi, atau ukuran keeratan hubungan antar peubah kategori.


(34)

12

Salah satu keuntungan penggunaan analisis regresi logit adalah bahwa ukuran asosiasi ini seringkali merupakan fungsi dari penduga parameter yang didapatkan.Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh melalui analisis regresi logit adalah odd ratio. Odd sendiri dapat diartikan sebagai ratio peluang kejadian tidak sukses dari peubah respon. Adapun ratio odd mengindikasikan seberapa lebih mungkin, dalam kaitannya dengan nilai odd, munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya.

2.5. Konsep Willingness To Pay (WTP)

Menurut Fauzi (2010), konsep keinginan membayar (Willingness to Pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan adalah jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Pada WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau megeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan standard yang diinginkan. WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTP untuk menghitung peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan adalah:

1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk megurangi dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan. 2. Menghitung pegurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat dari

semakin menurunnya kualitas lingkungan.

3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Penghitungan WTP dapat dilakukan secara langsung (direct method) dengan melakukan survey dan secara tidak langsung (indirect method), yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang telah terjadi.


(35)

13 2.6. Contingent Valuation Method

Metode penilaian ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan yang paling populer digunakan dan dianggap superior menurut Yakin (1997) adalah

Contingent Valuation Method (CVM) meskipun banyak metode lain yang dapat digunakan seperti The Dose-Response Method (DRM), Hedonic PriceMethod (HPM), Travel Cost Method (TCM), The Averting Behaviour Method (ABM). Menurut Yakin (1997), Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode tekhnik survei untuk menanyakan kepada penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki nilai pasar seperti barang lingkungan. Asumsi dasar dalam penggunaan metode ini yang petama, individu-individu atau responden yang ditanyakan memahami benar pilihan-pilihan yang ditawarkan kepada mereka dan mereka cukup mengetahui atau familiar terhadap kondisi lingkungan yang dinilai. Kedua, asumsikan bahwa apa yang individu katakan akan mereka lakukan jika pasar untuk barang lingkungan tersebut benar-benar-benar terjadi. Terdapat beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM (Hanley dan Spash, 1993 dalam Amanda, 2009) antara lain :

1. Membuat Pasar Hipotetik

Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barang atau jasa lingkungan dimana tidak terdapat nilai dalam mata uang berapa harga barang atau jasa lingkungan tersebut. Pasar hipotetik harus menggambarkan bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan. Selain itu, dalam kuesioner perlu pula dijelaskan perubahan yang akan terjadi jika terdapat keinginan masyarakat untuk membayar.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP

Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunakan surat. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai WTP, yaitu :


(36)

14

a). Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden.

b). Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai tersebut.

c). Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden terhadap barangatau jasa publik yang diberikan.

d). Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. Namun, dengan menggunakan metode ini biasanya responden mengalami kesulitan untuk menjawab, khusunya bagi yang belum memiliki pengalaman sebelumnya mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan.

3. Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP

Setelah data-data nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah perhitungan nilai tengah (median) atau nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut. Perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, oleh karena itu lebih baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata-rata penawaran.

4. Memperkirakan Kurva WTP

Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independen.Kurva WTP tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan.Selain itu, kurva WTP dapat pula digunakan untuk menguji sensitivitas jumlah WTP terhadap variasi perubahan mutu lingkungan. Contoh variabel bebas yang mempengaruhi nilai WTP antara lain adalah tingkat pendapatan (Y), tingkat pendidikan (E), tingkat pengetahuan


(37)

15 (K), tingkat umur (A), dan beberapa variabel yang mengukur kualitas lingkungan (Q). Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat berkorelasi linear dengan bentuk persamaan umum sebagai berikut :

WTPi= f(Yi,Ei, Ki, Ai, Qi) Keterangan : i = responden ke-i.

5. Menjumlahkan Data

Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Keputusan dalam penjumlahan data ditentukan oleh :

a). Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk mengidentifikasi semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan yang baru dan semua pihak yang memiliki batas politik yang relevan, dimana dipengaruhi oleh kebijakan baru tersebut.

b). Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata-rata contoh dapat digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam populasi N, meskipun akan timbul kebiasan, sebagai contoh adanya tingkat pendapatan tertinggi dan terendah. Jika variabel telah dimasukkan ke dalam kurva penawaran, estimasi rata-rata populasi μ dapat diturunkan dengan memasukkan nilai populasi yang relevan ke dalam kurva penawaran. Nilai ini dapat digandakan dengan N. c). Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal ini

bergantung pada pola CVM yang akan digunakan. Pada setiap kasus dari aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat dikonfontasikan dengan keperluan penggunaan preferansi saat ini untuk mengukur tingkat preferensi di masa depan, sebagaimana adanya implikasi

discounting.

6. Evaluasi Penggunaan CVM

Pada tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana penerapan CVM telah berhasil dilakukan. Apakah hasil survei memiliki „protest bid‟ yang terlalu

tinggi. Apakah responden memahami dan mengerti benar tentang pasar hipotetik yang disampaikan. Seberapa pengalaman responden terhadap barangataujasa lingkungan yang dipertanyakan. Seberapa baik pasar hipotetik


(38)

16

yang dibangun dapat mencakup seluruh aspek barangataujasa lingkungan. Asumsi apakah yang diperlukan untuk menghasilkan nilai tengah dan menggambarkan nilai tawaran (bid) agregat. Seberapa baik cakupan permasalahan dikaitkan dengan CVM yang ditangani. Bagaimana gambaran nilai tawaran dibandingkan dengan nilai tawaran yang dihasilkan pada studi yang lain.

2.7. Konsep Analisis Kelayakan Ekonomi

Perhitungan manfaat dan biaya proyek pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek. Suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial, jika yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai manfaat adalah segala sesuatu yang diperoleh orang-orang atau badan-badan swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Sebaliknya suatu perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau ekonomi, jika yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan biaya proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini, yang dihitung adalah seluruh manfaat yang terjadi dalam masyarakat sebagai hasil dari proyek dan semua biaya yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati manfaat dan siapa yang mengorbankan sumber-sumber tersebut (Gray, 2007).

Menurut Kadariah (1978) dalam Mardiyatuljanah (2009), manfaat dari suatu proyek terdiri dari manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung (direct benefits) adalah manfaat yang timbul atau langsung dirasakan dalam suatu proyek sedangkan manfaat tidak langsung (indirect benefits) adalah manfaat yang timbul atau dirasakan diluar proyek karena adanya realisasi dari suatu proyek. Dari kedua jenis manfaat tersebut ada manfaat yang dapat diukur (tangible benefits) dan manfaat yang tidak dapat diukur (intangible benefits). Manfaat tangible adalah manfaat yang dapat diukur dengan uang atau dikuantifikasi seperti peningkatan produksi, pendapatan dan lain-lain, sedangkan manfaat intangible merupakan manfaat yang tidak dapat diukur yaitu suatu manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang seperti peningkatan distribusi


(39)

17 pendapatan, peningkatan ketahanan nasional dan lain-lain. Seperti halnya manfaat, biaya dibedakan menjadi biaya yang dapat diukur dengan uang dan ada biaya yang tidak dapat diukur dengan uang. Biaya yang dapat diukur dengan uang seperti biaya operasional dalam pelaksanaan proyek dan biaya yang tidak dapat diukur seperti pencemaran air, udara dan rusaknya pemandangan. Menurut Gray (2007) pada dasarnya perhitungan dalam analisis privat dan analisis ekonomi berbeda menurut lima hal, yaitu dalam hal penggunaan harga, perhitungan pajak, subsidi, biaya investasi atau pelunasan pinjaman, serta dalam hal bunga.

1. Harga

Dalam analisis ekonomi, harga yang digunakan adalah harga bayangan yang merupakan nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif terbaik. Menurut Husnan dan Suwartono (2000), beberapa cara penggunaan harga bayangan antara lain sebagai berikut : a. Harga bayangan yang digunakan untuk input output diperdagangkan

adalah harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar.

b. Harga bayangan dari input output tidak diperdagangkan adalah consumer willingness to pay (WTP) atau kesediaan konsumen untuk membayar, dalam hal ini adalah kesediaan pihak yang berkepentingan dalam proyek untuk membayar.

c. Harga bayangan untuk biaya tenaga kerja adalah berapa sektor lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut. Jika proyek tersebut menciptakan tenaga kerja, maka harga bayangan tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada tenaga kerja.

d. Harga bayangan modal untuk lahan diperhitungkan dari biaya pengorbanan produksi (production foregone), yaitu hasil produksi dari tanah apabila tidak digunakan untuk proyek. Untuk tanah yang tidak menghasilkan, harga bayangan dapat berupa harga sewa dari tanah tersebut.


(40)

18

e. Harga bayangan untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang ditentukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan faktor konversi.

2. Pajak

Analisis ekonomi menganggap pajak sebagai transfer, yaitu bagian dari manfaat proyek yang diserahkan kepada pemerintah, sehingga tidak dikurangi dari komponen manfaat.Kata lainnya, pajak tidak termasuk dalam sumber-sumber riil yang penggunaannya dalam proyek menyebabkan timbulnya biaya penggunaan alternatif terbaik dari segi masyarakat.Pajak langsung berupa pajak perusahaan yang dibayarkan atas laba perusahaan tidak dikurangi dari harga yang dibayarkan konsumen.Sementara itu, pajak tidak langsung yang dibayarkan ke pemerintah dan merupakan bagian harga yang dibayarkan konsumen, harus dikurangi dalam menghitung harga ekonomi.

3. Subsidi

Pada analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumber-sumber yang dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek.Oleh karena itu subsidi yang diterima proyek adalah beban masyarakat sehingga dari segi perhitungan ekonomi tidak mengurangi biaya proyek.

4. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman

Pada analisis ekonomi, seluruh biaya investasi baik yang berasal dari modal yang dihimpun dari dalam atau luar negeri maupun dari modal saham atau pinjaman, dianggap sebagai biaya proyek pada saat dikeluarkannya. Jadi, pelunasan pinjaman yang digunakan untuk membiayai sebagian investasi tersebut diabaikan dalam perhitungan biaya ekonomi demi menghindari perhitungan ganda (double-counting). Terdapat pengecualian jika bagian investasi dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya untuk proyek itu sendiri. Dana pinjaman tidak boleh dipakai untuk proyek lainapabila proyek tersebut tidak jadi dilaksanakan. Sama halnya dengan perhitungan privat, biaya pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya untuk proyek termaksud diperhitungkan dalam bentuk arus pelunasan pinjaman.


(41)

19 5. Bunga

Bunga atas pinjaman dalam negeri ataupun luar negeri tidak dianggap sebagai biaya pada analisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan modal dianggap sebagai modal masyarakat sehingga bunganya pun dianggap sebagai bagian dari manfaat ekonomi. Apabila bunga berasal dari peminjaman luar negeri yang terikat dan tersedia hanya untuk proyek tertentu, bunga dibayarkan sebagai biaya proyek pada tahun pertama.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang kajian penelitiannya sejenis dengan penelitian ini telah banyak dilakukan. Penelitian yang kajian penelitiandan obyek yang di teliti sejenis dengan penelitian ini antara lain, Wijaya (2008) melakukan penelitian dengan judul “Penilaian Manfaat Keberadaan Kawasan Obyek Wisata Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat”. Hasil dari penelitian tersebut yaitu karakteristik pengunjung yang datang ke kawasan wisata tersebut mayoritas umur 17-27 tahun dengan presentase 54 persen dengan jenis pekerjaan paling banyak yaitu pegawai swasta dengan presentase 36 persen. Rata-rata jangkauan kesedian membayar pengunjung terhadap Kawasan Obyek Wisata Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang sebesar Rp.1250 dengan presentase 40 persen, populasi 10.233 sehingga total WTP yaitu sebesar 127.915/tahun. Kawasan Obyek Wisata Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang cukup layak untuk dikembangkan karena nilai B/C Ratio lebih dari 1 yaitu 1,07 dengan nilai tingkat pendapatan Rp.85.000/tahun dan biaya pengelolaan kawasan wisata sebesar Rp.79.840/tahun.

Saiverda (2008), melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penduduk Sekitar dan Unsur Lokasi Terhadap Fungsi Situ Ria Rio Jakarta Timur”. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa fungsi Situ Ria Rio dipengaruhi oleh karakteristik pendidikan penduduknya yang sebagian besar masih rendah, kepadatan penduduk sekitar yang tinggi, dan tidak tersedianya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan yang sesuai untuk suatu situ. Hal tersebutlah yang mendorong penurunan fungsi pada Situ Ria Rio.


(42)

20

Amanda (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Willingness to Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situ Gede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan”. Hasil dari penelitian ini yaitu Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 81 persen responden yang merupakan pengunjung Danau Situgede bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede adalah faktor tingkat usia, tingkat pendidikan, dan pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau yang diketahui melalui analisis regresi logit. Melalui Pendekatan CVM diketahui nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede yaitu sebesar Rp 3.588,24 dengan nilai total WTP (TWTP) sebesar Rp 2.342.000,00. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau, serta faktor biaya kunjungan.

Ferdiansyah (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Perencanaan Agrowisata Markisa di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan”. Hasil dari penelitian ini yaitu bunga deposito tertinggi menurut aturan Bank Indonesia.Potensi wisata di lokasi penelitian saat ini memiliki peluang yang cukup besar. Bahkan diproyeksikan akan ada 17.400 wisatawan yang akan berkunjung ke agrowisata markisa setiap tahunnya. Melihat dari potensi produk markisa diketahui bahwa pengembangan markisa masih memiliki peluang besar baik dari potensi lahan maupun market space yang ada. Aspek teknis menunjukkan bahwa lokasi penelitian sangat ideal untuk dilakukan budidaya maupun sebagai lokasi tujuan wisata. Hal tersebut didasarkan pada kondisi lahan, kondisi iklim, potensi sumberdaya lahan, dan aksesbilitas yang sesuai untuk budidaya markisa. Dari segi pariwisata, lokasi ini berdekatan dengan salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di Sulawesi

Selatan yaitu Kawasan Wisata Malino. Nilai NPV yang diperoleh Rp 1.711.592.194,00, IRR 10 persen, Net B/C 1,20, dan PBP 8 tahun 2 bulan.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara finansial agrowisata markisa ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa dari segi aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan aspek finansial usaha taman agrowisata ini layak untuk dijalankan.


(43)

21

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengelolaan yang belum optimal pada Situ Rawa Gede serta rendahnya kesadaran masyarakat sekitar situ dalam melestarikan situ menyebabkan terjadinya pemanfaatan yang tidak sesuai serta penurunan kualitas perairan situ. Hal tersebut jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengurangi fungsi situ bahkan dapat mengancam keberadaan Situ Rawa Gede. Pemanfaatan yang tidak sesuai dan penurunan kualitas perairan situ tersebut dapat dilihat dari sudah mulai berkurangnya luas situ karena semakin banyaknya masyarakat yang mendirikan bangunan di tepi situ, terjadinya pendangkalan karena situ banyak ditumbuhi eceng gondok. Air situ semakin keruh dan buruk kualitasnya karena situ dimanfaatkan sebagai area pembuangan limbah bagi sejumlah pabrik dan ada sebagian lahan sekitar situ yang dijadikan pool truk sampah sementara oleh Dinas Kebersihan. Hal tersebut juga membuat nilai estetika kawasan situ berkurang dan menyebabkan kualitas udara bertambah buruk karena bau yang ditimbulkan dari sampah tersebut.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut dan melihat adanya potensi pada Situ Rawa Gede, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Kepariwisataan akan membangun kawasan tersebut menjadi sebuah kawasan pariwisata dengan mengaitkan nilai tambah positif yang ada pada Situ Rawa Gede namun, tetap memperhatikan fungsi dan keberlanjutan situ. Rencana tersebut, menurut Pemerintah Kota Bekasi, disamping menambah nilai-nilai estetika yang strategis dan signifikan pada kawasan tersebut, diharapkan juga dapat menghindari adanya pemanfaatan tidak sesuai yang dapat merusak keseimbangan ekosistem situ dan fungsi situ tersebut. Rencana pemerintah dengan menjadikan Situ Rawa Gede sebagai kawasan pariwisata akan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan Situ Rawa Gede tentu perlu adanya kajian lebih mendalam.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengkaji terkait kelayakan pembangunan wisata pada kawasan Situ Rawa Gede tersebut dari sudut pandang ekonomi. Kajian yang dilakukan pada penelitian ini agar dapat diketahui kelayakan rencana pembangunan tersebut antara lain, kajian karaktersitik sosial


(44)

22

ekonomi dan persepsi responden terhadap Situ Rawa Gede yang dianalisis dengan metode deskriptif, kemudian peluang kesediaan untuk membayar (Willingness to Pay) dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata dianalisis menggunakkan metode regresi logit sehingga diketahui tingkat peluang kesedian responden untuk membayar dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar tersebut. Lalu mengkaji besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata yang nilainya akan didapatkan dengan menggunakkan metode kontingensi (Contingent Valuation Method). Sementara kajian faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP dianalisis dengan menggunakkan metode regresi linier berganda. Terakhir mengkaji kelayakan rencana pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede yang akan dianalisis dengan analisis kriteria kelayakan investasi.

Manfaat dan biaya yang diperhitungkan dalam kelayakan dari pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede dibagi menjadi manfaat dan biaya langsung dan tak langsung. Manfaat langsung terdiri dari proyeksi penerimaan dari karcis masuk, parkir, wisata air, wisata mancing, panggung seni, outbound, penyewaan sepeda tandem, penyewaan bangunan foodcourt dan penyewaan ruang

meeting. Manfaat tak langsung terdiri dari produktivitas ikan, penampung air dan pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede. Manfaat produktivitas ikan didapatkan dengan menggunakkan metode produktivitas. Nilai penampung air didapatkan dari biaya pengganti. Selanjutnya untuk nilai pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede didapatkan dengan metode kontingensi (Contingent Valuation Method).

Sementara biaya langsung terdiri dari biaya investasi dan operasional yang mana biaya-biaya tersebut didapatkan berdasarkan proyeksi dengan menyesuaikan rencana fisik yang telah dibuat oleh pemerintah pada tahun 2010. Biaya tak langsung hanya terdapat biaya kehilangan produktivitas perikanan tangkap. Nilai biaya kehilangan produktivitas perikanan didapatkan dari Opportunity Cost nilai manfaat perikanan yang hilang. Nilai tersebut diperoleh dari nilai manfaat tak


(45)

23 langsung pembangunan kawasan Situ Rawa Gede menjadi kawasan pariwisata. Lebih jelasnya alur kerangka berfikir dari penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 1.


(46)

24

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berpikir

Tidak Dilakukan Pembangunan Kawasan Wisata Situ Rawa Gede

Tak Layak Layak

Pembangunan Kawasan Situ Rawa Gede Menjadi Kawasan Wisata Situ

Rawa Gede

Biaya (Pengeluaran) Manfaat (Penerimaan)

Langsung Langsung Tak Langsung Tak Langsung

Besarnya Nilai Willingness to Pay (WTP)responden sebagai upaya pelestarian

budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede

Contingent Valuation Method (CVM)

Kriteria Kelayakan Investasi

Metode Deskriptif Karakteristik sosial ekonomi dam Persepsi ressponden terhadap Situ Rawa Gede Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar responden, serta

faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede

jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan wisata.

Kawasan Situ Rawa Gede Kota Bekasi Pemanfaatan tidak sesuai pada kawasan Situ Rawa Gede dan kualitas lingkungan

menurun

Rencana Pemerintah Kota Bekasi membangun Situ Rawa Gede

menjadi kawasan pariwisata

Metode Logit dan Regresi

Linier Berganda

Analisis Kelayakan Ekonomi Pembangunan Kawasan Wisata Situ


(1)

Lampiran 13.

Cashflow

Analisis Nilai Pengganti Skenario 1(Penurunan Jumlah Kunjungan)

No Komponen Tahun Ke-

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Penerimaan (Inflow) A Manfaat Langsung

Karcis masuk 263,543,880 289,898,268 318,886,320 350,774,952 385,852,447 424,437,692 466,881,461 513,569,607 564,926,568 621,419,225 683,561,147 751,917,262 827,108,988 909,819,887 1,000,801,876 Parkir 12,636,000 13,899,600 15,289,560 16,818,516 18,500,368 20,350,404 22,385,445 24,623,989 27,086,388 29,795,027 32,774,530 36,051,983 39,657,181 43,622,899 47,985,189 Outbound flying fox 219,619,900 362,372,835 531,477,200 730,781,150 964,631,118 1,237,943,268 1,556,271,537 1,711,898,691 1,883,088,560 2,071,397,416 2,278,537,157 2,506,390,873 2,757,029,960 3,032,732,956 3,336,006,252 Outbound paintball 658,859,700 1,449,491,340 2,391,647,400 3,507,749,520 4,823,155,590 5,305,471,149 5,836,018,264 6,419,620,090 7,061,582,099 7,767,740,309 8,544,514,340 9,398,965,774 10,338,862,352 11,372,748,587 12,510,023,445 Panggung seni 12,689,150 27,916,130 46,061,357 67,556,657 92,890,404 102,179,444 112,397,389 123,637,128 136,000,840 149,600,924 164,561,017 181,017,119 199,118,830 219,030,714 240,933,785 Wisata air 175,695,920 289,898,268 425,181,760 584,624,920 771,704,894 990,354,614 1,245,017,230 1,369,518,953 1,506,470,848 1,657,117,933 1,822,829,726 2,005,112,698 2,205,623,968 2,426,186,365 2,668,805,002 Wisata pemancingan 43,923,980 96,632,756 159,443,160 233,849,968 321,543,706 353,698,077 389,067,884 427,974,673 470,772,140 517,849,354 569,634,289 626,597,718 689,257,490 758,183,239 834,001,563 Sepeda Tandem 175,695,920 289,898,268 425,181,760 584,624,920 771,704,894 990,354,614 1,245,017,230 1,369,518,953 1,506,470,848 1,657,117,933 1,822,829,726 2,005,112,698 2,205,623,968 2,426,186,365 2,668,805,002 Penyewaan bangunan 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 402,000,000 Penghasilan dari food court 100,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000

Nilai sisa 7,532,169,887

Total Penerimaan Langsung 2,064,664,450 3,422,007,465 4,915,168,517 6,678,780,603 8,751,983,422 10,026,789,263 11,475,056,439 12,562,362,083 13,758,398,291 15,074,038,121 16,521,241,933 18,113,166,126 19,864,282,738 21,790,511,012 31,441,532,000 B Manfaat Tak Langsung

Perikanan tangkap 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Penampung air 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 Pelestarian SDA dan budaya 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 Total Manfaat Tak Langsung 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 Total Penerimaan - 3,629,957,407 4,987,300,422 6,480,461,475 8,244,073,561 10,317,276,379 11,592,082,221 13,040,349,397 14,127,655,041 15,323,691,249 16,639,331,078 18,086,534,890 19,678,459,084 21,429,575,696 23,355,803,970 33,006,824,958 Pengeluaran (Outflow)

A Biaya Langsung 1 Biaya Investasi

Bangunan 15,064,339,773 Pembuatan gerbang masuk 54,357,733 Pembuatan tembok pembatas 1,619,425,585 Pembuatan tempat parkir 1,394,336,252 Pembuatan jalan 6,743,982,756 Pembuatan track untuk jogging 302,047,804 Pembuatan taman bermain 586,459,543 Penataan taman,rumput dan

pohon 2,171,410,246 Penataan ruang untuk outbound 593,103,266

Alat outbound 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000

Fasilitas pemancingan 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000

Sepeda tandem 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000

Sepeda air ffiberglass 90,000,000 90,000,000

Perahu dayung fiberglass 20,000,000 20,000,000

Pemasangan listrik, air, dan

telepon 4,990,000

Peralatan kebersihan 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

Pompa air 11,700,000 11,700,000 11,700,000 11,700,000

Genset 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000

Kursi tumpuk 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000

Kursi dan meja foodcourt 81,500,000 81,500,000 81,500,000 81,500,000

Kursi dan meja kantor 3,130,000 3,130,000 3,130,000 3,130,000

Mesin pemotong Rumput 11,550,000 11,550,000 11,550,000 11,550,000

Pemasangan wireless 1,000,000 1,000,000

Motor 26,000,000 26,000,000 26,000,000 26,000,000

Komputer 5,220,000 5,220,000 5,220,000 5,220,000

Sound system 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Proyektor 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Total Biaya Investasi 29,352,712,959 - 500,000 177,160,000 500,000 529,600,000 177,660,000 - 500,000 177,160,000 641,100,000 - 177,660,000 - 500,000 706,760,000 2 Biaya Operasional

a Biaya Tetap

Bagi hasil 412,932,890 684,401,493 983,033,703 1,335,756,121 1,750,396,684 2,005,357,853 2,295,011,288 2,512,472,417 2,751,679,658 3,014,807,624 3,304,248,387 3,622,633,225 3,972,856,548 4,358,102,202 6,288,306,400 Gaji tenaga kerja tetap 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000 697,200,000


(2)

129

No Komponen Tahun Ke-

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pemeliharaan dan perawatan 1,506,433,977 1,581,755,676 1,660,843,460 1,743,885,633 1,831,079,915 1,922,633,910 2,018,765,606 2,119,703,886 2,225,689,081 2,336,973,535 2,453,822,211 2,576,513,322 2,705,338,988 2,840,605,937 2,982,636,234 Sewa kesenian 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 Promosi 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 Listrik,air dan telekomunikasi 230,811,898 251,043,562 273,281,529 298,944,776 328,505,583 362,171,970 400,805,583 395,434,953 401,966,576 408,886,399 416,219,994 423,994,826 420,832,013 440,988,495 519,276,283 Perlengkapan kantor dan

administrasi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 b Biaya Variabel

Upah tenaga kerja tak tetap 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 Bahan bakar 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 Pembelian ikan 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 Total Biaya Operasional - 4,551,218,765 4,918,240,731 5,318,198,692 5,779,626,530 6,311,022,182 6,691,203,733 7,115,622,477 7,428,651,256 7,780,375,315 8,161,707,558 8,575,330,591 9,024,181,373 9,500,067,549 10,040,736,635 12,191,258,917 B Biaya Tak Langsung

Kehilangan produktivitas

perikanan tangkap 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Total Biaya Tak Langsung 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Total Pengeluaran 29,352,712,959 4,642,689,765 5,010,211,731 5,586,829,692 5,871,597,530 6,932,093,182 6,960,334,733 7,207,093,477 7,520,622,256 8,049,006,315 8,894,278,558 8,666,801,591 9,293,312,373 9,591,538,549 10,132,707,635 12,989,489,917 Net Benefit (29,352,712,959) (1,012,732,358) (22,911,309) 893,631,783 2,372,476,031 3,385,183,197 4,631,747,488 5,833,255,920 6,607,032,785 7,274,684,934 7,745,052,520 9,419,733,299 10,385,146,711 11,838,037,147 13,223,096,335 20,017,335,041 DF 1.000 0.891 0.793 0.706 0.629 0.560 0.499 0.444 0.396 0.352 0.314 0.279 0.249 0.222 0.197 0.176 Present Value Net Benefit (29,352,712,959) (901,890,069) (18,170,536) 631,154,032 1,492,235,976 1,896,167,800 2,310,459,625 2,591,334,384 2,613,832,822 2,562,975,486 2,430,040,707 2,632,004,980 2,584,161,514 2,623,285,958 2,609,504,297 3,517,952,982 NPV 222,336,999

IRR 12%

PV Positif 29,575,049,957 PV Negatif (29,361,917,645) Net B/C 1.0

129


(3)

Lampiran 14.

Cashflow

Analisis Nilai Pengganti Skenario 2 (Kenaikan Gaji Tenaga Kerja Tetap)

No Komponen Tahun Ke-

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Penerimaan (Inflow) A Manfaat Langsung

Karcis masuk 454,386,000 499,824,600 549,804,000 604,784,400 665,262,840 731,789,124 804,968,036 885,464,840 974,011,324 1,071,412,456 1,178,553,702 1,296,409,072 1,426,049,980 1,568,654,977 1,725,520,475 Parkir 20,748,000 22,822,800 25,105,080 27,615,588 30,377,147 33,414,861 36,756,348 40,431,982 44,475,181 48,922,699 53,814,969 59,196,465 65,116,112 71,627,723 78,790,495 Outbound flying fox 378,655,000 624,780,750 916,340,000 1,259,967,500 1,663,157,100 2,134,384,945 2,683,226,788 2,951,549,467 3,246,704,413 3,571,374,855 3,928,512,340 4,321,363,574 4,753,499,932 5,228,849,925 5,751,734,917 Outbound paintball 1,135,965,000 2,499,123,000 4,123,530,000 6,047,844,000 8,315,785,500 9,147,364,050 10,062,100,455 11,068,310,501 12,175,141,551 13,392,655,706 14,731,921,276 16,205,113,404 17,825,624,744 19,608,187,219 21,569,005,940 Panggung seni 21,877,844 48,131,258 79,416,133 116,476,996 160,155,869 176,171,456 193,788,601 213,167,461 234,484,208 257,932,628 283,725,891 312,098,480 343,308,328 377,639,161 415,403,077 Wisata air 302,924,000 499,824,600 733,072,000 1,007,974,000 1,330,525,680 1,707,507,956 2,146,581,430 2,361,239,573 2,597,363,531 2,857,099,884 3,142,809,872 3,457,090,859 3,802,799,945 4,183,079,940 4,601,387,934 Wisata pemancingan 75,731,000 166,608,200 274,902,000 403,189,600 554,385,700 609,824,270 670,806,697 737,887,367 811,676,103 892,843,714 982,128,085 1,080,340,894 1,188,374,983 1,307,212,481 1,437,933,729 Sepeda Tandem 302,924,000 499,824,600 733,072,000 1,007,974,000 1,330,525,680 1,707,507,956 2,146,581,430 2,361,239,573 2,597,363,531 2,857,099,884 3,142,809,872 3,457,090,859 3,802,799,945 4,183,079,940 4,601,387,934 Penyewaan bangunan 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 696,000,000 Penghasilan dari food court 100,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000

Nilai sisa 7,532,169,887

Total Penerimaan Langsung 3,489,210,844 5,756,939,808 8,331,241,213 11,371,826,084 14,946,175,516 17,143,964,618 19,640,809,786 21,515,290,765 23,577,219,841 25,845,341,825 28,340,276,008 31,084,703,609 34,103,573,970 37,424,331,367 48,609,334,390 B Manfaat Tak Langsung

Perikanan tangkap 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Penampung air 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 454,507,958 Pelestarian SDA dan budaya 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 1,019,314,000 Total Manfaat Tak

Langsung 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 1,565,292,958 Total Penerimaan - 5,054,503,802 7,322,232,765 9,896,534,171 12,937,119,041 16,511,468,473 18,709,257,576 21,206,102,744 23,080,583,723 25,142,512,799 27,410,634,783 29,905,568,966 32,649,996,566 35,668,866,927 38,989,624,324 50,174,627,348 Pengeluaran (Outflow)

A Biaya Langsung 1 Biaya Investasi

Bangunan 15,064,339,773 Pembuatan gerbang masuk 54,357,733 Pembuatan tembok

pembatas 1,619,425,585 Pembuatan tempat parkir 1,394,336,252 Pembuatan jalan 6,743,982,756 Pembuatan track untuk

jogging 302,047,804 Pembuatan taman bermain 586,459,543 Penataan taman,rumput dan

pohon 2,171,410,246 Penataan ruang untuk

outbound 593,103,266

Alat outbound 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000

Fasilitas pemancingan 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000 15,160,000

Sepeda tandem 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000

Sepeda air ffiberglass 90,000,000 90,000,000

Perahu dayung fiberglass 20,000,000 20,000,000

Pemasangan listrik, air, dan

telepon 4,990,000

Peralatan kebersihan 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

Pompa air 11,700,000 11,700,000 11,700,000 11,700,000

Genset 14,000,000 14,000,000 14,000,000 14,000,000

Kursi tumpuk 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000

Kursi dan meja foodcourt 81,500,000 81,500,000 81,500,000 81,500,000

Kursi dan meja kantor 3,130,000 3,130,000 3,130,000 3,130,000

Mesin pemotong Rumput 11,550,000 11,550,000 11,550,000 11,550,000

Pemasangan wireless 1,000,000 1,000,000

Motor 26,000,000 26,000,000 26,000,000 26,000,000

Komputer 5,220,000 5,220,000 5,220,000 5,220,000

Sound system 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Proyektor 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Total Biaya Investasi 29,352,712,959 - 500,000 177,160,000 500,000 529,600,000 177,660,000 - 500,000 177,160,000 641,100,000 - 177,660,000 - 500,000 706,760,000


(4)

131

No Komponen Tahun Ke-

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2 Biaya Operasional a Biaya Tetap

Bagi hasil 697,842,169 1,151,387,962 1,666,248,243 2,274,365,217 2,989,235,103 3,428,792,924 3,928,161,957 4,303,058,153 4,715,443,968 5,169,068,365 5,668,055,202 6,216,940,722 6,820,714,794 7,484,866,273 9,721,866,878 Gaji tenaga kerja tetap 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 6,128,388,000 Pemeliharaan dan perawatan 1,506,433,977 1,581,755,676 1,660,843,460 1,743,885,633 1,831,079,915 1,922,633,910 2,018,765,606 2,119,703,886 2,225,689,081 2,336,973,535 2,453,822,211 2,576,513,322 2,705,338,988 2,840,605,937 2,982,636,234 Sewa kesenian 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 276,000,000 Promosi 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 81,600,000 Listrik,air dan

telekomunikasi 230,811,898 251,043,562 273,281,529 298,944,776 328,505,583 362,171,970 400,805,583 395,434,953 401,966,576 408,886,399 416,219,994 423,994,826 420,832,013 440,988,495 519,276,283 Perlengkapan kantor dan

administrasi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 b Biaya Variabel

Upah tenaga kerja tak tetap 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 1,229,400,000 Bahan bakar 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 Pembelian ikan 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 98,000,000 Total Biaya Operasional - 10,267,316,044 10,816,415,200 11,432,601,232 12,149,423,626 12,981,048,601 13,545,826,804 14,179,961,146 14,650,424,992 15,175,327,625 15,747,156,299 16,370,325,407 17,049,676,869 17,779,113,795 18,598,688,706 21,056,007,395 B Biaya Tak Langsung

Pendapatan perikanan

tangkap yang hilang 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Total Biaya Tak Langsung 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 91,471,000 Total Pengeluaran 29,352,712,959 10,358,787,044 10,908,386,200 11,701,232,232 12,241,394,626 13,602,119,601 13,814,957,804 14,271,432,146 14,742,395,992 15,443,958,625 16,479,727,299 16,461,796,407 17,318,807,869 17,870,584,795 18,690,659,706 21,854,238,395 Net Benefit (29,352,712,959) (5,304,283,242) (3,586,153,435) (1,804,698,061) 695,724,415 2,909,348,872 4,894,299,772 6,934,670,598 8,338,187,731 9,698,554,174 10,930,907,484 13,443,772,559 15,331,188,697 17,798,282,132 20,298,964,619 28,320,388,953 DF 1.000 0.891 0.793 0.706 0.629 0.560 0.499 0.444 0.396 0.352 0.314 0.279 0.249 0.222 0.197 0.176 Present Value Net Benefit (29,352,712,959) (4,723,736,078) (2,844,112,057) (1,274,621,695) 437,595,570 1,629,635,187 2,441,428,866 3,080,620,944 3,298,701,471 3,416,939,266 3,429,615,239 3,756,377,723 3,814,897,266 3,944,064,630 4,005,887,430 4,977,175,861 NPV 37,756,663

IRR 12%

PV Positif 29,390,469,622 PV Negatif (29,361,917,645) Net B/C 1.00

Lampiran 14.

Cashflow

Analisis Nilai Pengganti Skenario 2 (Kenaikan Gaji Tenaga Kerja Tetap)(Lanjutan)

131


(5)

(6)

1

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Pemalang pada tanggal 21 Februari 1990.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Sugiarto dan Ibu Ratna Diah Permanasari. Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2002 di SDN Sukorejo 03, Comal. Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 11 Pekalongan

pada tahun 2005, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 2 Pekalongan pada tahun 2008. Penulis diterima masuk Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada

tahun 2008, dan pada tahun 2009 penulis masuk pada Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis aktif pada beberapa

organisasi kemahasiswaan seperti menjadi sekretaris divisi

Enterpreneur Ship

(E-Ship)

Resources and Environmental Economics Students Accosiation

(REESA)

tahun 2009 - 2010, kemudian menjadi anggota divisi

Sharia Education