Evaluasi Penggunaan CVM Contingent Valuation Method

21 III . KERANGKA PEMIKIRAN Pengelolaan yang belum optimal pada Situ Rawa Gede serta rendahnya kesadaran masyarakat sekitar situ dalam melestarikan situ menyebabkan terjadinya pemanfaatan yang tidak sesuai serta penurunan kualitas perairan situ. Hal tersebut jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengurangi fungsi situ bahkan dapat mengancam keberadaan Situ Rawa Gede. Pemanfaatan yang tidak sesuai dan penurunan kualitas perairan situ tersebut dapat dilihat dari sudah mulai berkurangnya luas situ karena semakin banyaknya masyarakat yang mendirikan bangunan di tepi situ, terjadinya pendangkalan karena situ banyak ditumbuhi eceng gondok. Air situ semakin keruh dan buruk kualitasnya karena situ dimanfaatkan sebagai area pembuangan limbah bagi sejumlah pabrik dan ada sebagian lahan sekitar situ yang dijadikan pool truk sampah sementara oleh Dinas Kebersihan. Hal tersebut juga membuat nilai estetika kawasan situ berkurang dan menyebabkan kualitas udara bertambah buruk karena bau yang ditimbulkan dari sampah tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut dan melihat adanya potensi pada Situ Rawa Gede, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Kepariwisataan akan membangun kawasan tersebut menjadi sebuah kawasan pariwisata dengan mengaitkan nilai tambah positif yang ada pada Situ Rawa Gede namun, tetap memperhatikan fungsi dan keberlanjutan situ. Rencana tersebut, menurut Pemerintah Kota Bekasi, disamping menambah nilai- nilai estetika yang strategis dan signifikan pada kawasan tersebut, diharapkan juga dapat menghindari adanya pemanfaatan tidak sesuai yang dapat merusak keseimbangan ekosistem situ dan fungsi situ tersebut. Rencana pemerintah dengan menjadikan Situ Rawa Gede sebagai kawasan pariwisata akan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan Situ Rawa Gede tentu perlu adanya kajian lebih mendalam. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengkaji terkait kelayakan pembangunan wisata pada kawasan Situ Rawa Gede tersebut dari sudut pandang ekonomi. Kajian yang dilakukan pada penelitian ini agar dapat diketahui kelayakan rencana pembangunan tersebut antara lain, kajian karaktersitik sosial 22 ekonomi dan persepsi responden terhadap Situ Rawa Gede yang dianalisis dengan metode deskriptif, kemudian peluang kesediaan untuk membayar Willingness to Pay dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata dianalisis menggunakkan metode regresi logit sehingga diketahui tingkat peluang kesedian responden untuk membayar dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar tersebut. Lalu mengkaji besarnya nilai Willingness to Pay WTP responden sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede jika Situ Rawa Gede dijadikan kawasan pariwisata yang nilainya akan didapatkan dengan menggunakkan metode kontingensi Contingent Valuation Method. Sementara kajian faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP dianalisis dengan menggunakkan metode regresi linier berganda. Terakhir mengkaji kelayakan rencana pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede yang akan dianalisis dengan analisis kriteria kelayakan investasi. Manfaat dan biaya yang diperhitungkan dalam kelayakan dari pembangunan kawasan wisata Situ Rawa Gede dibagi menjadi manfaat dan biaya langsung dan tak langsung. Manfaat langsung terdiri dari proyeksi penerimaan dari karcis masuk, parkir, wisata air, wisata mancing, panggung seni, outbound, penyewaan sepeda tandem, penyewaan bangunan foodcourt dan penyewaan ruang meeting. Manfaat tak langsung terdiri dari produktivitas ikan, penampung air dan pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede. Manfaat produktivitas ikan didapatkan dengan menggunakkan metode produktivitas. Nilai penampung air didapatkan dari biaya pengganti. Selanjutnya untuk nilai pelestarian budaya dan lingkungan Situ Rawa Gede didapatkan dengan metode kontingensi Contingent Valuation Method. Sementara biaya langsung terdiri dari biaya investasi dan operasional yang mana biaya-biaya tersebut didapatkan berdasarkan proyeksi dengan menyesuaikan rencana fisik yang telah dibuat oleh pemerintah pada tahun 2010. Biaya tak langsung hanya terdapat biaya kehilangan produktivitas perikanan tangkap. Nilai biaya kehilangan produktivitas perikanan didapatkan dari Opportunity Cost nilai manfaat perikanan yang hilang. Nilai tersebut diperoleh dari nilai manfaat tak