1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini bertujuan untuk memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh perusahaan atau usaha yang
diusulkan, dan strategi pemasaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen Husnan dan Muhammad, 2000.
2. Aspek Teknis dan Teknologis
Bertujuan untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi perencanaan yang telah dilakukan dapat dilaksanakan secara layak atau tidak
layak Husnan dan Suwarsono, 2000. Pada aspek teknis dan teknologis dipaparkan beberapa factor, yaitu penentuan kapasitas produksi, tata letak pabrik,
pemilihan mesin, peralatan dan teknologi untuk produksi Umar, 2001.
3. Aspek Manajemen Operasional
Aspek ini merupakan suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan
terhadap operasi perusahaan Umar, 2001. Aspek ini juga mengkaji mengenai legalitas dari suatu perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakini apakah
secara yuridis perencanaan usaha yang telah dibuat dapat dinyatakan layak atau tidak layak dihadapkan pada pihak berwajib dan masyarakat Umar, 2001.
4. Aspek Finansial
Aspek ini berbicara tentang bagaimana penghitungan kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja. Analisis
aspek finansial juga membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan jumlah dana tersebut, sekaligus pengalokasiannya
secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan Husnan dan Suwarsono, 2000.
2.3. Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pemberdayaan Usaha Kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan.
Berikut adalah kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Pasal 5 Ayat 1, yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk
tanah dan tempat usaha b.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 c.
Milik warga negara Indonesia d.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar e.
Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas nilai nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 juga mengatur mengenai kebijaksanaan pemerintah dalam menumbuhkan iklim usaha dalam aspek
perizinan usaha dengan menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan, serta memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan.
2.4. Usaha Penggilingan Gabah
Di Indonesia, usaha penggilingan gabah dikelompokkan berdasarkan kapasitas penggilingan yang meliputi penggilingan sederhana PS, penggilingan
kecil PK, penggilingan besar PB dan penggilingan terpadu PT Hasbullah, 2007.
Jenis usaha penggilingan gabah yang termasuk dalam penggilingan sederhana dan penggilingan kecil merupakan yang paling banyak ditemui di
pedesaan pada umumnya. Secara umum, penggilingan sederhana dan penggilingan kecil memiliki karakteristik secara umum menghasilkan beras
dengan mutu rendah, skala ekonominya kecil dan jangkauan pemasarannya lokal Hasbullah, 2007.
2.5. Teknologi Pengolahan Padi