Penentuan bersama bentuk usaha masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi Desa Konda Maloba dilakukan dengan mengidentifikasi
masalah, kebutuhan dan keinginan masyarakat. Kemudian dilakukan rencana usaha kolaboratif tentang aspek pasar, teknis, manajemen, dan finansial.
Data yang diperoleh dan ditabulasikan, lalu analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran, analisis kelayakan aspek teknis dan teknologi, analisis kelayakan
aspek manajemen operasional, analisis kelayakan aspek dampak usaha dan analisis sensitivitas.
3.2. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Konda Maloba, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah. Penelitian ini dilakukan dari bulan April
sampai dengan bulan Mei 2009. 2.
Pengumpulan Data Data dan informasi dikumpulkan untuk menjelaskan gambaran dan
keterangan yang berkaitan dengan lingkup usaha. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan alat bantu
kuesioner Lampiran 1, wawancara Lampiran 2 dan Focus Group Discussion FGD dengan pihak kelompok tani Duma Lori Lampiran 3.
Data sekunder merupakan dokumen-dokumen tertulis dari kelompok tani Duma Lori, lembaga-lembaga terkait dan studi pustaka.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha penggilingan gabah dilihat dari
aspek manajemen usaha dan dampak usaha. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek pasar,
teknik dan aspek finansialnya. Selanjutnya, hasil analisis dijelaskan secara deskriptif dan untuk aspek finansial dilakukan dengan menghitung NPV, IRR, Net
BC, BEP, PBP dan analisis sensitivitas dengan alat Bantu Microsoft Excel. Aspek-aspek yang ditelaah Husnan dan Suwarsono, 2000 adalah :
IO t
k ACF
NPV
n t
t 1
1
1. Aspek Pasar
Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, bentuk pasar program pemasaran, pesaing dan perkiraan
penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dapat diperkirakan penjualan yang mungkin terjadi dan nantinya dapat
memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan pesaing didapatkan dari penyebaran angket yang diberikan kepada petani dan buruh tani yang terbiasa
melakukan penggilingan gabah di desa tetangga. 2.
Aspek teknis Penilaian aspek teknis dilakukan dengan menganalisis apakah dari segi
pembangunan usaha dan segi implementasinya secara teknis dapat dilaksanakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui pula rancangan awal penaksiran biaya
investasi dari usaha ini. Hal-hal yang perlu dianalisis dari aspek teknis ini adalah : a.
Lokasi proyek, dimana usaha didirikan dengan pertimbangan lokasi dan lahan usaha.
b. Skala usahaluas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan
skala ekonomis. c.
Mesin dan alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria pemilihannya. d.
Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas lainnya. e.
Penyedian bahan baku. 3.
Aspek finansial a.
NPV atau Nilai Bersih Sekarang …………….1
Keterangan : ACF
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t K
= tingkat diskonto yang tepat IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha
Kriteria :
n t
t
t IRR
ACF IO
1
1
IO t
k ACF
PI
n t
t 1
1
NPV ≥ 0
: usaha layak NPV 0
: usaha tidak layak
b. IRR atau Tingkat Pengembalian Internal.
………..2
Keterangan : ACT
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode IRR = tingkat pengembalian internal
IO = pengeluaran kas awal
n = periode analisis usaha
Kriteria : IRR ≥ tingkat pengembalian yang berlaku suku bunga bank : usaha
layak IRR tingkat pengembalian yang berlaku : usaha tidak layak
c. Net BC atau Rasio KeuntunganBiaya Sama dengan Profitabilitas Indeks
PI atau Indeks Keuntungan.
……………….3
Keterangan : ACF
t
= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t k
= tingkat diskonto yang tepat IO
= pengeluaran kas awal n
= periode analisis usaha Kriteria :
PI ≥ 1 : usaha layak PI 1 : tidak layak
variabel biaya
harga tetap
biaya BEP
tahun x
masuk kas
arus awal
investasi biaya
PBP 1
d. BEP atau Titik Impas
……………3
e. PBP atau masa pengembalian investasi menurut :
……………4 Kriteria :
PBP ≥ periode pembayaran maksimum : usaha tidak layak PBP peride pembayaran maksimum : usaha layak
4. Aspek manajemen
Tujuan analisis kelayakan usaha dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat direncanakan,
dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal yang perlu dianalisis dalam aspek
manajemen, adalah manajemen dalam operasi, yaitu bentuk organisasi, kebutuhan SDM, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem penggajian.
5. Aspek dampak usaha
Menganalisis dampak dari pendirian usaha terhadap lingkungan sekitar, jika banyak benefit atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan,
maka pendirian usaha tersebut memiliki dampak yang baik, sehingga dapat dinyatakan layak apabila didirikan. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, manfaat
yang dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat sedikit, maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak.
6. Analisis sensitivitas
Perencanaan suatu usaha pada umumnya menggunakan perkiraan dalam menentukan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang akan diperoleh
tiap tahun oleh suatu usaha. Perubah-perubah kebijakan yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional
dan penurunan volume penjualan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah :
i. Periode analisis adalah 10 tahun, terhitung mulai tahun 2008 hingga tahun
2017. ii.
Perhitungan menggunakan basis harga tetap fixed price dan penentuan harga menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data
pada bulan Juli 2007. iii.
Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7, yaitu suku bunga deposito berjangka Bank BRI pada bulan Juni 2007 dan 12, yaitu suku bunga
pinjaman bank-bank di Indonesia yang berlaku dengan adanya rencana penurunan suku bunga Bank Indonesia BI rate pada Juni 2007 menjadi
8,5 mail archive, 2007.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Desa Konda Maloba adalah salah satu dari 12 Desa yang berada di Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, dengan luas wilayah desa
yaitu 225,56 Ha. Sebelah utara Desa Konda Maloba berbatasan dengan Desa Tana Modu, sebelah Timur berbatasan Desa Kabela Wuntu, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Manurara, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Makata Keri. Kecamatan Katiku Tana memiliki jarak yang cukup jauh dengan pusat
pemerintahan Kabupaten Sumba Tengah, yaitu ± 23 Km dan waktu tempuh ± 45 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Akses jalan dari Kabupaten
Sumba Tengah menuju Kecamatan Katiku Tana kurang baik atau masuk kedalam kelas jalan C, dimana jalan masih berbatu dan belum di aspal. Angkutan yang
digunakan masyarakat untuk bepergian dari dan ke Kecamatan Katiku Tana adalah Ojek dan Truk pengangkut penumpang, khusus untuk Truk hanya ada pada
Pagi dan Sore hari. Biaya yang dikeluarkan untuk ongkos Ojek Rp. 10.000, dan Truk Rp. 4.000orang.
Sektor ekonomi yang terdapat di Kecamatan Katiku Tana dapat dibagi ke dalam beberapa sektor, antara lain adalah sektor pertanian, sektor peternakan, dan
sektor perdagangan. Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama dari Kecamatan Katiku Tana, karena banyaknya lahan yang mendukung untuk
melakukan usaha dalam bidang pertanian. Terdapat hampir 105 kelompok tani yang berada di Kecamatan Katiku Tana dimana 27 diantaranya terdapat di Desa
Konda Maloba. Selain sektor pertanian, sektor peternakan merupakan sektor ekonomi kedua terbesar, dimana banyak dari para petani yang menggembalakan
ternaknya di dekat lahan pertanian. Ternak yang di gembalakan oleh penduduk setempat adalah Sapi dan Kerbau.
Untuk sektor perdagangan di Desa Konda Maloba kurang berjalan begitu baik, dikarenakan tidak adanya pasar tradisional untuk transaksi jual beli hasil
pertanian dan peternakannya. Untuk melakukan aktivitas perdagangan, masyarakat Desa Konda Maloba harus menempuh jarak ± 11 Km atau sekitar 30
menit bila menggunakan angkutan ojek menuju ke Desa Makata Keri. Selain itu,