Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Analisis ini dilakukan dengan terjadinya perubahan di tingkat harga bahan bakar produksi, volume produksi dan harga jual hingga nilai NPV menjadi
negatif. Dari skenario penurunan produksi gabah 25. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil NPV - Rp 39.748.477,00, Net BC
atau PI 0,505, dan IRR -1. Dari ke tiga kriteria tersebut telah dapat dipastikan bahwa penggilingan gabah Duma Lori peka terhadap penurunan
produksi gabah. Dengan demikian, penggilingan Duma Lori perlu untuk mempertahankan volume produksi, bahkan perlu meningkatkan kapasitas
produksi untuk mengantisipasi adanya kenaikan harga input produksi. Untuk analisis switching value, yang digunakan sebagai suatu analisis
untuk mencari batas kelayakan suatu usaha atau proyek. Dalam analisis ini digunakan skenario kenaikan harga bahan bakar produksi 20, penurunan
volume produksi sebesar 20 dan harga jual 12. Atas skenario tersebut, pengembangan usaha penggilingan gabah berada pada ambang batas
kelayakan dengan diperoleh hasil NPV Rp 0,00, PI atau Net BC 1,00 dan IRR 7.
4.4.3. Analisis Aspek Teknis
Hasil dari aspek pasar menunjukan gambaran masa depan yang cerah bagi usaha yang direncanakan, selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek
teknis. Aspek teknis dari penggilingan gabah Duma Lori adalah bangunan tempat penggilingan, mesin penggiling dan peralatan untuk pengangkutan
gabah.
a. Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi ekonomis merupakan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu, misalnya satu hari, bulan atau
tahun secara menguntungkan. Kapasitas produksi ekonomis berbeda dengan kapasitas produksi teknis yang besarnya ditentukan oleh kemampuan mesin
yang terpasang dan persyaratan teknis seperti pengurangan hari kerja operasi normal untuk keperluan servis, reparasi kecil, penggantian suku cadang dan
hari libur.
Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah
penjualan produksi masa mendatang, kemungkinan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja inti serta ketersediaan mesin dan peralatan. Hasil
perhitungan BEP penggilingan gabah Duma Lori menunjukan kapasitas giling mencapai 9.887 kg untuk ampas yang diambil dan 22.245 kg untuk
ampas yang tidak diambil. Dengan demikian keuntungan yang didapatkan untuk melakukan penggilingan gabah adalah pada kondisi yang melebihi
9.887 kg dan 22.245 kg.
b. Pemilihan Mesin, Peralatan dan Fasilitas Produksi
Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang produksi ruang giling, kantorruang jaga, toilet dan gudang yang berada pada tanah
seluas 200 m
2
. Ruang produksi berfungsi untuk melakukan proses penggilingan gabah,
dimana di dalamnya terdapat mesin penggiling gabah. Pemisahan ruang produksi dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen
yang berkunjung, sehingga tidak menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan. Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi melayani
kebutuhan administrasi keuangan. Sedangkan gudang, berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling, serta ampas gabah sisa dari
penggilingan. Berdasarkan dari informasi di dapat dari sebuah toko mesin pertanian di
Kota Bogor, mesin yang baik untuk melakukan penggilingan gabah adalah SATAKE dan LM 24, tetapi yang digunakan adalah mesin giling otomatis
merk SATAKE. Mesin giling ini mempunyai kapasitas 1500 kgjam. Sedang mesin diesel yang digunakan adalah mesin diesel dengan merk DONG FENG
dengan tenaga 18 PK.
c. Lokasi dan Tata Letak