11
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Susu Sterilisasi
Salah satu jenis olahan susu yang dapat dijumpai di pasaran Indonesia adalah susu sterilisasi. Susu sterilisasi adalah salah satu contoh hasil pengolahan
susu yang dapat menyebabkan susu segar dapat bertahan lebih lama. Suhu yang digunakan untuk memanaskan susu berada di atas suhu yang diperlukan untuk
membuat susu pasteurisasi dan di bawah suhu susu UHT yaitu sekitar 100 – 140 °
Celcius dalam waktu yang sangat pendek yaitu kurang lebih 1 – 4 detik saja
Saleh 2004. Apabila proses pasteurisasi hanya bertujuan untuk membunuh bakteri patogen bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan
dan tumbuhan, sterilisasi susu bertujuan untuk membunuh semua bakteri, baik bakteri patogen maupun bakteri nonpatogen. Alat yang digunakan untuk sterilisasi
antara lain otoklav untuk kapasitas kecil dan retrot untuk kapasitas besar. Metode yang digunakan dalam pembuatan susu sterilisasi ada tiga yaitu :
1. One stage autoclave dengan suhu 110 – 120 ° C selama 10 – 40 menit. 2. Two stage UHT dengan suhu 135 – 155 ° C selama 2 – 5 detik.
3. Continuous sterilisasi yaitu dengan melakukan kedua metode di atas. Umumnya susu ini dijual dalam bentuk cair dalam kemasan kardus, botol
plastik atau kaleng. Kelebihan yang dimiliki oleh susu sterilisasi adalah meskipun menggunakan panas yang tinggi, kerusakan gizinya terbilang rendah karena
proses pemanasan berlangsung singkat. Selain itu, susu sterilisasi pun dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan susu segar, susu pasteurisasi ataupun
yoghurt. Namun, susu sterilisasi juga memiliki kekurangan dibandingkan susu pasteurisasi yaitu hilangnya citarasa segar seperti yang terdapat pada susu
pasteurisasi.
2.2. Penelitian Terdahulu
2.2.1 Pengaruh dari Pengolahan Hasil Produksi Pertanian yang Dilakukan Koperasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erwin 2008, dalam salah satu alternatif strategi yang diajukan untuk pengembangan usaha Koperasi
Produksi Susu KPS Bogor adalah dengan melakukan produksi susu olahan
12
sendiri dan memasarkannya. KPS Bogor sebaiknya mengolah susu murni dari peternak-peternaknya menjadi susu pasteurisasi. Hal ini dapat dilakukan untuk
menambah pendapatan koperasi dan meningkatkan kesejahteraan peternak anggotanya. Hal ini juga didukung dengan alat-alat produksi yang telah dimiliki
oleh koperasi namun tidak digunakan karena memerlukan perbaikan. Hafsah 2007 meneliti Koperasi Warga Sejahtera yang merupakan satu-
satunya koperasi yang bergerak pada industri sutera alam di Kabupaten Ciamis. Koperasi ini bergerak dari sektor hulu ke sektor hilir dalam industri persuteraan
alam. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, diketahui bahwa industri sutera alam akan semakin menguntungkan pada sektor hilir, artinya nilai tambah yang
dihasilkan akan semakin besar. Nilai tambah yang besar terlihat dari harga jual kain sutera yang cukup tinggi yaitu sekitar Rp 100.000
– Rp 115.000 permeter untuk kain sutera putihan atau dobby, sedangkan untuk kain sutera yang diwarnai
atau bermotif berkisar antara Rp 120.000 – Rp 200.000 permeter. Hal ini dapat
dibandingkan dengan harga jual bahan bakunya yaitu kokon dan benang sutera. Pada pengolahan kain sutera yang efisien, berlaku rasio perbandingan 1 : 10
artinya satu kilogram benang sutera dapat menghasilkan sepuluh meter kain. Benang sutera dihasilkan dari sepuluh kilogram kokon. Jika harga kokon saat ini
Rp 25.000 perkilogram, dan harga benang Rp 350,00 perkilogram, maka nilai tambah pengolahan kain sutera lebih dari 50 persen.
Oleh karena itulah industri persuteraan alam memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Selain itu, nilai tambah yang besar akan dapat memberikan
imbalan kesejahteraan yang besar bagi para pekerjanya dan anggota Koperasi Warga Sejahtera.
Berdasarkan kedua hasil penelitian terdahulu tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan mengolah hasil produksi pertaniannya, koperasi akan
mendapatkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan menjual hasil produksinya langsung tanpa dilakukan proses penciptaan nilai tambah melalui
proses pengolahan. Pada penelitian ini, penulis menganalisis usaha pengolahan susu segar yang dilakukan oleh KPSBU Jawa Barat yang diduga dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan koperasi dan anggotanya.
13
2.2.2 Analisis Kelayakan Usaha dengan Menggunakan Dua Skenario