54
Dalam pemasarannya KPSBU Jawa Barat menggunakan mobil boks untuk mengangkut produk ke wilhayah pemasaran yang berada di luar
Lembang dan menggunakan sepeda motor untuk wilayah Lembang dan sekitarnya. Persediaan susu sterilisasi disimpan dalam gudang tersendiri yang
terdapat di wilayah kantor administrasi KPSBU Jawa Barat.
6.1.3 Hasil Analisis Aspek Pasar
Berdasarkan analisis aspek pasar yang meliputi potensi pasar dan strategi pemasaran, dapat disimpulkan bahwa ketiga skenario produksi susu sterilisasi
Fresh Time layak untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan besarnya potensi pasar untuk produk ini yang dikarenakan masih adanya gap antara permintaan atau
konsumsi dengan penawaran, terdapatnya potensi pasar bagi produk susu sterilisasi dan keunikan yang dimiliki produk. Selain itu strategi pemasaran yang
direncanakan oleh koperasi juga layak untuk dijalankan untuk mendukung penjualan produk kepada konsumen serta untuk memperkenalkan susu sterilisasi
Fresh Time sebagai susu sterilisasi yang mengandung 100 persen susu murni.
6.2. Aspek Teknis
Setelah mengetahui kelayakan usaha dari aspek pasar, tahapan selanjutnya dalam analisis kelayakan usaha susu sterilisasi Fresh Time adalah menganalisis
dari aspek teknis.
6.2.1 Lokasi Usaha
Pada skenario I, yaitu KPSBU melakukan sistem subkontrak produksi subcontracting production dengan PT. Industri Susu Alam Murni PT ISAM
milik GKSI untuk memproduksi susu sterilisasi, lokasi usaha berada di Pabrik PT ISAM yang beralamat di Jalan Rumah Sakit 114 Ujung Berung Bandung. Saham
dari PT ISAM dimiliki oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia GKSI Jawa Barat. PT ISAM menjalin kerja sama dengan beberapa instansi untuk mengolah
susu segar menjadi produk pesanan instansi terkait. Seperti saat ini, PT ISAM setiap harinya memproduksi susu dengan merek dagang Milkuat dengan rasa
stroberi, jeruk dan mangga bekerja sama dengan PT. Danone Dairy Indonesia. Alasan KPSBU Jawa Barat melakukan subkontrak produksi dengan PT ISAM
adalah karena KPSBU Jawa Barat memiliki bagian dalam saham GKSI pada PT
55
ISAM, sehingga KPSBU Jawa Barat dapat memanfaatkan fasilitas PT ISAM dengan melakukan subkontrak produksi.
Pada skenario II dan III, KPSBU memproduksi susu sterilisasi dengan mendirikan pabrik sendiri, melakukan pembelian mesin-mesin dan peralatan serta
menambah jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam produksi susu sterilisasi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pendirian pabrik adalah
ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Untuk kasus pendirian pabrik pengolahan
susu, sebaiknya pengambil keputusan lebih mempertimbangkan aspek ketersediaan bahan baku karena bahan baku dari pabrik pengolahan susu adalah
susu segar yang bersifat mudah rusak disebabkan oleh bakteri-bakteri yang dapat dengan mudah berkembang biak pada media susu segar. Selain itu, hal lain yang
juga harus dipertimbangkan adalah ketersediaan tenaga listrik dan air yang sangat berperan penting dalam proses produksi pabrik pengolahan susu. Letak pasar yang
dituju menjadi kurang penting karena produk susu sterilisasi mampu bertahan cukup lama yaitu sekitar sembilan bulan dan dapat disimpan pada suhu ruangan.
Dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan bahan baku, listrik dan air, maka sebaiknya lokasi pendirian pabrik yang dipilih adalah lokasi yang
berdekatan dengan bahan baku susu segar yaitu di sekitar Kecamatan Lembang atau Kabupaten Subang. Di kedua wilayah ini terdapat lahan-lahan kosong
masyarakat sekitar yang dapat dibeli dan dibangun pabrik pengolahan susu oleh KPSBU Jawa Barat. Namun, pendirian pabrik juga tetap harus memperhatikan
hukum dan peraturan yang berlaku di daerah setempat, keadaan tanah yang akan didirikan pabrik, sikap dari masyarakat setempat serta dampaknya pada
lingkungan sekitar.
6.2.2 Bahan Baku