81
susu pada tahun pertama yang menghabiskan waktu sekitar 18 bulan. Pada skenario II ini, volume dan frekuensi produksi disamakan dengan volume dan
frekuensi produksi pada skenario I untuk mempermudah dalam membandingkan kelayakan usaha antara kedua skenario. Adapun penjabaran dari arus penerimaan
inflow pada skenario II terdapat pada Lampiran 17. Pinjaman pada tahun I diperlukan koperasi untuk mempersiapkan
kebutuhan dalam membangun sebuah pabrik pengolahan susu, di antaranya adalah membeli lahan, pembangunan pabrik, perijinan, pembelian serta instalasi mesin-
mesin dan peralatan. Sedangkan nilai sisa pada tahun terakhir diperoleh dari nilai sisa barang-barang investasi yang pada akhir umur usaha belum habis umur
ekonomisnya. Harga jual susu sterilisasi Fresh Time adalah Rp 2.000 perbotol untuk
grosir, Rp 2.500,00 perbotol untuk eceran dan Rp 3.000,00 perbotol untuk dijual di supermarket. Persentase untuk masing-masing jenis penjualan adalah 50 persen
dijual grosir, 30 persen dijual eceran dan 20 persen dijual ke supermarket. Untuk penjualan supermarket baru dimulai pada tahun keempat karena koperasi
memerlukan persiapan akan kualitas, kuantitas dan perizinan sebelum memasukkan produk ke supermarket.
Nilai sisa pada tahun ke-15 diperoleh dari nilai sisa kendaraan operasional koperasi dalam melakukan usaha produksi susu sterilisasi yaitu tangki susu dan
mobil boks serta peralatan laboratorium, mesin dan peralatan produksi susu. Nilai sisa pada tahun terakhir adalah Rp 3.348.251.000,00. Untuk lebih lengkapnya,
nilai sisa pada skenario II dapat dilihat pada Lampiran 20.
7.2.2 Analisis Arus Pengeluaran Outflow Skenario II
Unsur-unsur yang terdapat pada arus pengeluaran outflow pada skenario II adalah biaya investasi dan biaya operasional yang terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap. 1. Biaya Investasi
Investasi yang dibutuhkan pada skenario II adalah biaya perizinan untuk pendirian pabrik pengolahan susu dan pembuatan produk susu sterilisasi Fresh
Time, mobil tangki susu untuk mengantarkan susu dingin dari cooling unit ke pabrik pengolahan susu, mobil boks untuk mempelancar proses pendistribusian
82
produk, biaya pembelian lahan yang akan digunakan sebagai tempat pendirian pabrik, biaya pembangunan pabrik pengolahan susu, biaya pembuatan jalan dari
jalan utama menuju ke pabrik serta biaya pembelian dan instalasi mesin-mesin dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi susu sterilisasi Fresh Time.
Total biaya investasi pada tahun ke-1 skenario II adalah Rp 49.141.502,00. Adapun biaya investasi pada skenario II diuraikan pada Lampiran 18.
Biaya investasi di atas dikeluarkan pada tahun ke-1 usaha dan selanjutnya dilakukan pembelian ulang reinvestasi untuk truk tangki susu, mobil boks,
perbaikan jalan, pembelian peralatan laboratorium dan mesin-mesin serta peralatan produksi susu sterilisasi Fresh Time pada tahun ke-11 karena umur
ekonomisnya sudah habis dan harus diganti dengan barang yang baru. Sehingga terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan pada tahun ke-11 yang berjumlah Rp
6.696.502,00 yang diuraikan pada Lampiran 19. 2. Biaya Operasional
Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan pada skenario II adalah :
1. Biaya perawatan kendaraan operasional, yaitu truk tangki susu dan mobil boks. Biaya perawatan kendaraan operasional ini terdiri dari biaya service¸
penggantian ban bila dibutuhkan, penggantian oli secara berkala dan penggantian suku cadang bila dibutuhkan. Biaya perawatan kendaraan
operasional ini berjumlah Rp 30.000.000, 00 untuk dua jenis kendaraan operasional dalam jangka waktu satu tahun.
2. Biaya perpanjangan pajak kendaraan bermotor yang dikeluarkan setiap satu tahun sekali. Untuk kedua kendaraan, pajak kendaraan bermotor tahunan
diestimasikan sejumlah Rp 7.000.000, 00 pertahun. Sedangkan setiap lima tahun sekali, koperasi mengeluarkan biaya pajak balik nama kendaraan
bermotor untuk kedua kendaraan operasional sebesar Rp 11.000.000,00 perlima tahun.
3. Biaya asuransi kendaraan operasional. Asumsi penetapan biaya asuransi ini didasarkan pada suku premi pertahun untuk kendaraan bermotor pada
perusahaan asuransi ACA yang dihitung menggunakan rumus : Besarnya Biaya Asuransi = Jumlah Uang Pertanggungan Harga Pasar untuk
Barang yang Diasuransikan x Suku Premi pertahun
83
Dengan menggunakan rumus di atas dengan suku premi pertahun adalah 5,5 persen, maka biaya asuransi untuk truk tangki susu adalah Rp 12.650.000,00
pertahun dan biaya asuransi untuk mobil boks adalah Rp 4.477.500,00 pertahun. Sehingga total biaya asuransi yang dikeluarkan selama satu tahun
adalah Rp 17.127.500,00 pertahun. 4. Biaya asuransi bangunan pabrik, mesin dan peralatan untuk mengurangi risiko
dari ketidakpastian. Asumsi penetapan biaya asuransi bangunan pabrik, mesin dan peralatan dilakukan berdasarkan rumus yang sama dengan asuransi
kendaraan operasional pada bagian sebelumnya. Sehingga dalam satu tahun, biaya asuransi yang harus dikeluarkan adalah Rp 1.412.897.310,00.
5. Biaya pemeliharaan bangunan pabrik dalam satu tahunnya mencapai Rp 500.000.000,00 dan biaya pemeliharaan mesin serta peralatan sebesar Rp
142.226.050,00. Kedua biaya tersebut diasumsikan sebesar 2,5 persen dari harga pembelian barang yang diasuransikan tersebut.
6. Biaya komunikasi yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi dengan pihak koperasi, penjual, antarpegawai, dan pihak lainnya dalam rangka
memperlancar proses produksi dan pemasaran susu sterilisasi Fresh Time dalam setahun mencapai Rp 24.000.000,00.
7. Biaya promosi yang sangat dibutuhkan dalam usaha produksi susu sterilisasi Fresh Time karena produk ini adalah produk yang baru beredar di masyarakat
dan memerlukan promosi kepada masyarakat, khususnya yang berada di wilayah pemasaran yaitu Jawa Barat. Pada tahun ke-2 hingga tahun ke-4
koperasi melakukan promosi pembukaan yaitu promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk baru kepada masyarakat, biaya promosi yang
dikeluarkan adalah sebagai berikut : a. Sepuluh 10 buah spanduk yang dipasang di wilayah pusat perbelanjaan
masyarakat pasar tradisional atau pertokoan di beberapa kota atau kabupaten di Jawa Barat. Biaya pembuatan untuk sepuluh buah spanduk
dan biaya perizinan kepada pemerintah daerah setempat sebesar mencapai Rp 265.200.000,00 dalam satu tahun.
84
b. Pembagian brosur dan poster mengenai produk Fresh Time dan juga pentingnya mengkonsumsi susu kepada masyarakat-masyarakat di sekitar
koperasi dan wilayah pemasaran lainnya. Brosur dan poster yang disebar adalah sebanyak 10.000 lembar untuk jangka waktu satu tahun dan
menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 20.000.000,00 c. Penerbitan iklan di beberapa majalah, surat kabar dan internet untuk
memperluas jangkauan pasar. Biaya penerbitan untuk majalah, surat kabar dan internet diperkirakan sebesar Rp 12.000.000,00 pertahun.
d. Menjadi peserta dalam pameran dagang yang diselenggarakan oleh instansi lain, terutama pemerintah. Dalam setahun KPSBU Jawa Barat
menargetkan untuk mengikuti pameran dagang minimal sebanyak empat kali. Dalam pameran tersebut, koperasi memerlukan biaya untuk stand,
dekorasi stand, petugas penjaga stand, produk gratis, brosur, dan sebagainya hingga diperkirakan menghabiskan biaya sebanyak Rp
60.000.000,00 dalam setahun. e. Mengadakan promosi di sekolah-sekolah, kantor-kantor dan pasar yang
terdapat di beberapa kota atau kabupaten di Jawa Barat. Selain untuk memperkenalkan susu sterilisasi Fresh Time, promosi ini juga bertujuan
untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi susu dan menjadikan minum susu sebagai gaya hidup. Untuk mengadakan promosi ke masyarakat ini
biaya yang disediakan sekitar Rp 24.000.000,00 dalam satu tahun. Total dari biaya promosi pada tahun ke-2 hingga ke-4 adalah Rp
381.200.000,00 pertahun. Dengan asumsi bahwa setelah tahun ke-4 masyarakat di wilayah pemasaran sudah mengetahui keberadaan susu
sterilisasi Fresh Time, maka pada tahun ke-5 hingga tahun ke-15 koperasi tidak lagi melakukan promosi pembukaan melainkan promosi terus menerus
yang bertujuan agar produk tetap berada di benak pasar sasaran. Biaya untuk promosi pada tahun ke-5 hingga ke-15 adalah sebagai berikut :
a. Lima 5 buah spanduk yang dipasang di wilayah pusat perbelanjaan masyarakat pasar tradisional atau pertokoan di beberapa kota atau
kabupaten di Jawa Barat. Biaya pembuatan untuk lima buah spanduk dan
85
biaya perizinan kepada pemerintah daerah setempat mencapai Rp 135.600.000,00 dalam satu tahun.
b. Penempelan poster-poster mengenai produk Fresh Time di lokasi-lokasi pusat perbelanjaan, pasar, pertokoan, terminal dan tempat umum lainnya.
Poster yang disebar adalah sebanyak 5.000 lembar dan menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 10.000.000,00 pertahun.
c. Penerbitan iklan di beberapa majalah, surat kabar dan internet untuk memperluas jangkauan pasar. Biaya penerbitan untuk majalah, surat kabar
dan internet diperkirakan sebesar Rp 6.000.000,00 pertahun. d. Menjadi peserta dalam pameran dagang yang diselenggarakan oleh
instansi lain, terutama pemerintah. Dalam setahun KPSBU Jawa Barat menargetkan untuk mengikuti pameran dagang minimal sebanyak dua kali.
Dalam pameran tersebut, koperasi memerlukan biaya untuk stand, dekorasi stand, petugas penjaga stand, produk gratis, brosur, dan
sebagainya hingga diperkirakan menghabiskan biaya sebanyak Rp 30.000.000,00 dalam setahun.
e. Mengadakan promosi di sekolah-sekolah, kantor-kantor dan pasar yang terdapat di beberapa kota atau kabupaten di Jawa Barat. Selain untuk
memperkenalkan susu sterilisasi Fresh Time, promosi ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi susu dan menjadikan minum
susu sebagai gaya hidup. Untuk mengadakan promosi ke masyarakat ini biaya yang disediakan sekitar Rp 6.000.000,00 dalam satu tahun.
Total biaya promosi untuk tahun ke-5 hingga tahun ke-15 adalah sebesar Rp 187.600.000,00 pertahun.
8. Biaya penyusutan barang investasi. Perhitungan penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu :
Biaya penyusutan barang investasi pada skenario II, yaitu truk tangki susu, mobil boks, peralatan laboratorium, mesin dan peralatan produksi susu
Penyusutan = Nilai Beli – Nilai Sisa
Umur Pakai
86
diuraikan pada Lampiran 20. Besar biaya penyusutan dalam satu tahun adalah Rp 1.987.497.000,00.
9. Biaya gaji. Penjabaran untuk biaya gaji dapat dilihat pada Lampiran 8. Selain biaya gaji, setiap tahunnya koperasi juga memberikan Tunjangan Hari Raya
sebagai bentuk kepedulian terhadap karyawan dan biaya pelatihan untuk menambah kualitas sumber daya manusia yang dimiliki pabrik. Total biaya
gaji dalam satu tahun adalah Rp 1.948.500.000,00. 10. Biaya administrasi pabrik. Biaya administrasi pabrik terdiri dari pembayaran
pajak bumi dan bangunan setiap tahunnya dan keperluan administrasi pabrik. Besarnya biaya administrasi pabrik adalah Rp 100.000.000,00 pertahun.
11. Pembayaran pinjaman. Pinjaman dibayar secara diangsur setiap tahunnya sebesar Rp 3.906.339.168,00
Biaya operasional yang kedua adalah biaya variabel. Besar kecilnya biaya variabel sangat bergantung dari berapa banyak susu sterilisasi yang akan
diproduksi. Sehingga total biaya variabel pada setiap tahunnya akan berbeda-beda sesuai dengan peningkatan produksi yang dilakukan oleh koperasi. Biaya variabel
pada skenario II jauh berbeda dibandingkan dengan biaya variabel pada skenario I, karena pada skenario II, koperasi memproduksi sendiri susu sterilisasi melalui
pabrik pengolahan susu yang didirikannya. Adapun biaya variabel yang dikeluarkan pada skenario II adalah sebagai berikut :
1. Biaya bahan baku susu segar. Bahan baku utama dari susu sterilisasi Fresh Time adalah susu segar yang berasal dari para peternak anggota KPSBU Jawa
Barat. Untuk itu koperasi berkewajiban untuk membayarkan susu yang dikumpulkan para peternak tersebut. Dalam hal penentuan harga susu, KPSBU
Jawa Barat menggunakan hasil uji laboratorium sebagai dasar penentuan harga. Harga rata-rata di tingkat peternak adalah Rp 3.250,00 perliter sehingga
hal tersebut menjadi asumsi biaya susu segar yang dipergunakan sebagai bahan baku susu sterilisasi Fresh Time.
2. Biaya bahan baku pendukung yang terdiri dari gula, bubuk cokelat, perisa stroberi, dan karagen. Adapun formulasi dari bahan baku pendukung yang
diperlukan untuk membuat satu buah susu sterilisasi dalam kemasan botol 180 ml adalah 93 persen susu segar, 6,3 persen gula, 0,65 persen bubuk cokelat
87
untuk susu sterilisasi rasa cokelat dan perisa stroberi untuk susu sterilisasi rasa stroberi, serta 0,05 persen karagen. Harga untuk masing-masing bahan adalah
sebagai berikut : 1 Rp 8.000,00 perkilogram untuk gula; 2 Rp 137.000,00 perkilogram untuk bubuk cokelat; 3 Rp 637.500,00 perkilogram untuk perisa
stroberi; dan 4 Rp 130.000,00 perkilogram untuk penyeimbang nabati. 3. Biaya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mengemas susu sterilisasi, yaitu
botol HDPE 180 ml, sedotan, aluminium foil, label, kardus, dan lakban. Harga satuan untuk masing-masing bahan tersebut adalah Rp 600,00 perbotol, Rp
10,00 perbuah, Rp 10,00 persentimeter, Rp 200,00 perbuah, Rp 1.750,00 perbuah, dan Rp 5,00 persentimeter.
4. Biaya bahan bakar truk tangki susu dan mobil boks. Pada skenario II, diasumsikan bahwa lokasi pembangunan pabrik masih berada di sekitar
Kecamatan Lembang atau Kabupaten Subang sehingga diperkirakan jarak antara cooling unit dengan pabrik pengolahan susu adalah sekitar 5 kilometer.
Sehingga dalam satu tahun biaya untuk bahan bakar truk tangki susu adalah sekitar Rp 617.142,90. Mobil boks digunakan untuk mengambil susu
sterilisasi yang telah diolah dan memperlancar proses distribusi ke berbagai wilayah pemasaran susu sterilisasi Fresh Time.
5. Biaya listrik, air dan bahan bakar pabrik. Untuk setiap satu buah botol susu sterilisasi Fresh Time 180 ml, biaya listrik, air dan bahan bakar pabrik yang
dibutuhkan adalah sebesar Rp 183,00. Angka ini didapat dari hasil penelitian di pabrik pengolahan susu yang telah ada sebelumnya.
6. Listing fee, yaitu biaya yang harus dibayarkan kepada supermarket dimana produk susu sterilisasi Fresh Time dipasarkan. Listing fee ini besarnya
bervariasi sesuai dengan jumlah produk yang terjual, berdasarkan literatur listing fee yang harus dibayarkan adalah sekitar 40 persen dari total
pendapatan penjualan produk yang terjual di supermarket tersebut. 7. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah untuk pekerja pabrik yang bekerja
dalam bidang produksi, dari penerimaan susu hingga pengemasan serta operator mesin. Upah dibayarkan perjam dan setiap beberapa tahun
diasumsikan pabrik menambah lama produksinya untuk menghasilkan lebih
88
banyak produk susu. Upah dari tenaga kerja langsung ini adalah Rp 4.500,00 perjam.
Biaya tetap dan variabel yang dikeluarkan koperasi pada skenario II dapat dilihat pada Lampiran 21 dan 22.
7.2.3 Analisis Finansial pada Skenario II