Proses Produksi Aspek Teknis

59 pasir laut dan karton, kemudian dilewatkan pada mesin Ca softener yang berguna untuk melunakkan air sehingga kesadahan air sama dengan nol dan ditambahkan scale inhibitor serta corosif inhibitor berupa injeksi bahan kimia yang berguna untuk mencegah korosif dan kerak pada boiler, yang dapat menghambat penetrasi panas dan mempercepat kerusakan boiler. Uap panas yang dihasilkan perjam adalah 2.000 liter. 11. Mesin steril botol autoclave yang dapat menghasilkan produk steril kemasan botol dengan kapasitas masak 4.000 botol perjam dengan volume botol yang bervariasi dari 100 ml hingga 1.000 ml.

6.2.5 Proses Produksi

Pada skenario I, koperasi tidak melakukan proses produksi susu sterilisasi Fresh Time karena pengolahan susu dilakukan oleh PT ISAM. Aktivitas yang dilakukan oleh koperasi pada skenario ini adalah sebatas pengiriman susu segar kepada PT ISAM, pengambilan susu yang telah diolah menjadi susu sterilisasi Fresh Time, penyimpanan dalam gudang persediaan dan pemasaran susu sterilisasi Fresh Time. Sedangkan pada skenario II dan III, koperasi mengolah sendiri susu segar menjadi susu sterilisasi Fresh Time. Adapun proses produksi susu sterilisasi Fresh Time dimulai dengan mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi terlebih dahulu sebelum mengolahnya kembali dalam proses sterilisasi menggunakan mesin steril botol autoclave. Proses pembuatan susu pasteurisasi adalah sebagai berikut : 1. Pemanasan pendahuluan Dari tangki penampungan susu dingin, susu dipompakan ke lempengan Plate Heat Exchanger PHE. Pengaliran susu ke lempengan PHE diatur oleh tangki keseimbangan balance tank. Sistem penukar panas yang bekerja pada lempengan PHE adalah sistem regenerasi. Susu dingin yang dialirkan dari tangki keseimbangan dengan bantuan pompa akan dialirkan ke ruang regenerasi untuk mengalami proses pemanasan pendahuluan. Setelah mengalami proses pemanasan pendahuluan, suhu susu meningkat dari 4° menjadi 60° C. 60 2. Separasi Selanjutnya susu yang telah bersuhu 60° C tersebut dialirkan pada cream separator yang bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang masih terbawa pada susu dan juga untuk memisahkan krim dengan susu. Pemisahan ini berdasarkan atas perbedaan berat jenis dengan kecepatan sentrifugasi sebesar 1.500 rpm. Cream separator mampu memisahkan krim dari susu dengan kadar lemak 60 – 70 persen dan dihasilkan skim dengan kadar lemak 0,1 – 0,2 persen. 3. Homogenisasi Ukuran partikel-partikel lemak yang terdapat pada susu murni yang dihasilkan sapi perah memiliki ukuran yang berbeda. Alat homogenizer berguna untuk mengatasi ketidakseragaman partikel lemak susu dengan proses homogenisasi. Proses homogenisasi yang dilakukan adalah dengan memberikan tekanan sebesar 2.000 – 2.500 psi, kemudian melalui lubang pengeluaran yang berukuran sangat kecil, butiran-butiran lemak susu yang berdiameter 5 – 20 π micron tereduksi menjadi butiran-butiran lemak susu berdiameter 2 – 3 π. 4. Pasteurisasi Susu yang telah mengalami proses homogenisasi lalu dialirkan ke dalam mesin proses pasteurisasi pada rangkaian lempengan PHE. Susu mengalami proses pemanasan oleh air panas bersuhu 84° C. Susu akan mengalami proses pasteurisasi selama 15 detik pada suhu 76° C. Proses ini dikenal dengan nama sistem High Temperature Short Time atau HTST. Kemudian susu dialirkan melalui holding section yang memiliki fungsi menurunkan suhu susu menjadi 75° C. Setelah susu diolah menjadi susu pasteurisasi bersuhu 75° C, susu lalu dialirkan ke dalam tangki pencampur untuk mencampur susu dengan bahan baku pendukung lainnya seperti gula pasir, perisa makanan dan penyeimbang makanan. Sebelum dimasukkan ke dalam tangki pencampur, bahan baku pendukung tersebut terlebih dahulu dilarutkan di dalam corong pencampur yang dilengkapi dengan agigator pengaduk dan filter. Alat ini berfungsi untuk mencampur serta melarutkan bahan baku pendukung yang berbentuk padatan, disaring kemudian dialirkan ke tangki pencampur melalui pipa penghubung. 61 Setelah dilakukan penyampuran susu dengan bahan baku pendukung, susu yang bersuhu 65° C kemudian didinginkan hingga mencapai susu 2° C. Setelah dingin, susu lalu dimasukkan ke dalam botol-botol bervolume 180 ml dengan mesin pengemas lalu bagian atasnya ditutup oleh lapisan aluminium foil berwarna biru. Botol-botol yang telah diisi dengan susu lalu diletakkan pada wadah botol yang masing-masing memiliki kapasitas 1.400 botol. Kemudian, dilakukan proses sterilisasi dengan cara wadah-wadah botol yang sudah terisi penuh dengan botol- botol susu dimasukkan ke dalam mesin steril botol autoclave dengan suhu 125° C selama 10 menit. Proses ini merupakan proses terakhir dari pembuatan susu sterilisasi yang bertujuan untuk mensterilkan susu beserta botol kemasannya. Setelah dilakukan proses sterilisasi kemudian susu sterilisasi didiamkan beberapa saat hingga cukup dingin untuk dilanjutkan pada proses pelabelan. Susu yang telah selesai dilabeli kemudian disimpan di gudang penyimpanan selama tujuh hari untuk pelaksanaan proses karantina. Setelah dikarantina selama tujuh hari, diambil beberapa sampel dari susu sterilisasi untuk dilakukan percobaan dalam melihat kandungan bakteri dalam susu. Hasilnya akan terlihat dalam waktu tiga hari. Jika kandungan bakteri dalam susu telah mencapai angka nol, maka susu tersebut lolos kualifikasi dan dapat dijual dengan jangka waktu kadaluarsa selama sembilan bulan.

6.2.6 Layout Usaha