Prosedur kerja di lapang Prosedur kerja di laboratorium

16

3.3. Metode Kerja

3.3.1. Prosedur kerja di lapang

Ikan yang diamati diambil dari Pangkalan Pendaratan Ikan Gebang Mekar, Cirebon dengan dua tahap pengambilan. Pada tahap pertama pengambilan contoh ikan dilakukan oleh Enumerator dimulai dari tanggal 28 Desember 2008 sampai dengan tanggal 31 Maret 2009 dan dilanjutkan dari tanggal 1 Oktober 2009 hingga tanggal 31 Desember 2009. Ikan yang diambil dikhususkan hanya ikan betina saja, setiap harinya diambil 3 – 5 ekor ikan, kemudian diukur panjang total ikan menggunakan penggaris ketelitian 0,1 cm dan menimbang berat total ikan menggunakan timbangan kasar, serta dibedah untuk diambil gonadnya. Contoh gonad ikan diawetkan dengan larutan formalin 4 kemudian contoh tersebut dikirim ke Bogor untuk diamati aspek reproduksinya di laboratorium Biologi Makro 1, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan contoh ikan pada tahap kedua dikhususkan untuk analisis histologi, sehingga ikan harus tetap segar. Ikan diambil sebanyak 24 ekor, dihitung panjang-berat tubuh kemudian di bedah dan diambil gonadnya. Gonad dengan TKG I,II,III dan IV diawetkan dengan menggunakan larutan Bouin`s. Kemudian melakukan validasi berat yaitu membandingkan antara berat dari timbangan kasar yang digunakan oleh Enumerator dengan timbangan digital dengan ketelitian 0,01, sehingga didapatkan rumus dengan nilai R 2 = 99,4 dan N = 70. Keterangan : TD : Timbangan Digital 0.01 TK : Timbangan Kasar

3.3.2. Prosedur kerja di laboratorium

3.3.2.1. Pengamatan tingkat kematangan gonad TKG

Sampel gonad ikan banban yang akan dianalisis, dipisahkan terlebih dahulu menurut hari dan bulan pengambilan sampel tersebut. Penentuan tingkat kematangan gonad dilakukan secara morfologis dan histologis. Secara morfologis didasarkan 17 pada bentuk gonad, berat gonad, ukuran panjang gonad, warna gonad, dan perkembangan isi gonad Effendie 1997, sedangkan dengan penentuan histologi gonad berdasarkan anatomi gonad secara mikroskopik Angka 1990 in Nasution 2004. Dalam menentukan ciri-ciri morfologisnya mengikuti dasar atau acuan dari klasifikasi tingkat kematangan gonad menurut penelitian Bellido et al. 2000 pada tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi tingkat kematangan gonad Engraulis encrasicolus L. 1758 menurut Bellido et al. 2000 : Tingkat Betina I Ikan muda Gonad seperti sepasang benang yang memanjang pada sisi lateral rongga peritoneum bagian depan, berwarna bening dan permukaan licin. II Masa Perkembangan Gonad berukuran lebih besar, berwarna putih kekuningan, telur-telur belum bisa dilihat satu persatu dengan mata telanjang. III Dewasa Gonad mengisi hampir setengah rongga peritoneum, telur-telur mulai terlihat dengan mata telanjang berupa butiran halus, gonad berwarna kuning kehijauan. IV Matang Gonad mengisi sebagian besar ruang peritoneum, warna menjadi hijau kecoklatan dan lebih gelap. Telur-telur jelas telihat dengan butiran-butiran yang jauh lebih besar dibandingkan pada tingkat III. V Setelah Matang Gonad berkerut, dinding tebal, butir telur sisi terdapat di dekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II

3.3.2.2. Analisis struktur histologis gonad

Untuk penentuan tingkat kematangan gonad secara histologis, hanya diperlukan dari gonad betina yaitu gonad dengan TKG I, TKG II, TKG III, dan TKG IV. Sampel gonad yang akan dibuat menjadi preparat histologis menggunakan gonad yang masih segar serta tidak mengandung formalin maupun zat lain. 18 Pembuatan preparat histologis dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan.

3.3.2.3. Fekunditas dan diameter telur

Penentuan fekunditas dilakukan dengan cara campuran, cara ini dilakukan dengan mengambil gonad ikan betina yang memiliki tingkat kematangan gonad TKG IV sebanyak 10 contoh gonad secara acak pada setiap bulannya. Berat gonad contoh diambil 0,1 gram yakni dari bagian posterior, median dan anterior. Selanjutnya dienceran dengan 10 ml akuades dan dihitung fekunditas pada 1 ml contoh gonad dengan menggunakan kaca pembesar. Setelah penghitungan fekunditas dilanjutkan dengan pengukuran diameter telur dengan mikrometer okuler dan mikroskop binokuler pada perbesaran 40 kali. Diameter telur ikan yang diukur merupakan telur yang memiliki bentuk yang teratur dan diambil secara acak sebanyak 150 butir tiap gonadnya.

3.4. Analisis Data