Hubungan panjang-berat Faktor kondisi

7 banyak faktor mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ini dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor tersebut ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak. Faktor dalam adalah faktor yang sulit dikontrol, diantaranya adalah keturunan, umur, jenis kelamin, hormon dan penyakit sedangkan faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ialah makanan dan suhu perairan. Di daerah tropik makanan merupakan faktor yang lebih penting dari pada suhu perairan. Bila keadaan faktor- faktor lain normal, ikan dengan makanan berlebih akan tumbuh lebih pesat Effendie 1997. Menurut Sparre and Venema 1999, parameter-parameter yang menduga pertumbuhan yaitu panjang infinitif L∞ yang merupakan panjang maksimum secara teoritis dan koefisien pertumbuhan K merupakan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol.

2.3.1. Hubungan panjang-berat

Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hal ini disertai anggapan bahwa bentuk dan berat ikan tersebut tetap sepanjang hidupnya. Namun pada kenyataannya hubungan yang terdapat pada ikan tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Dengan melakukan analisa hubungan panjang berat ikan tersebut maka pola pertumbuhan ikan dapat diketahui. Selanjutnya dapat diketahui bentuk tubuh ikan tersebut gemuk atau kurus Effendie 1997. Rumus umum mengenai hubungan panjang berat adalah W = aL b , dengan a dan b adalah konstanta yang diperoleh dari perhitungan regresi antara W berat total dan L panjang total. Pola pertumbuhan ada dua jenis yaitu pertumbuhan isometrik dan allometrik. Pertumbuhan isometrik b=3 berarti pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat sedangkan pertumbuhan allometrik b ≠ 3 berarti pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan berat. Pertumbuhan dinyatakan bersifat allometrik positif jika b 3 yang berarti pertambahan berat lebih dominan dibandingkan dengan pertambahan panjang sedangkan pertumbuhan dinyatakan bersifat allometrik negatif jika b 3 yang berarti pertambahan panjang lebih dominan dari pertambahan berat. Nilai a dan b 8 dari merupakan konstanta hasil regresi, sedangkan W adalah berat total ikan dan L adalah panjang total ikan. Untuk mendapatkan hubungan antara panjang dan berat ikan tersebut digunakan nilai koefisien korelasi jika mendekati 1 maka terdapat hubungan yang erat antara kedua variabel Walpole 1992.

2.3.2. Faktor kondisi

Faktor kondisi merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan. Faktor kondisi dapat menunjukkan keadaan ikan baik dilihat dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan reproduksi. Effendie 1979 menyatakan bahwa nilai faktor kondisi suatu jenis ikan dipengaruhi oleh umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad TKG. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali akan menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan karena sebagian dari makanan digunakan untuk perkembangan gonad. Ikan dapat mengalami peningkatan atau penurunan faktor kondisi dalam daur hidupnya. Keadaan ini mengindikasikan adanya musim pemijahan bagi ikan betina. Peningkatan faktor kondisi diakibatkan oleh perkembangan gonad yang akan mencapai puncaknya sebelum pemijahan. Ikan yang cenderung menggunakan cadangan lemaknya sebagai sumber tenaga selama proses pemijahan, pada umumnya akan mengalami penurunan faktor kondisi Effendie 1979.

2.4. Aspek Reproduksi