Tingkat kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi

35

4.3.3. Tingkat kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi

Tingkat kematangan gonad dapat diamati secara morfologi dan histologi. Pengamatan tingkat kematangan gonad bentuk, warna gonad dan perkembangan isi gonad ikan banban Engraulis grayi secara morfologi dapat dilihat pada tabel 4, mengacu pada klasifikasi perkembangan gonad penelitian Bellido et al. 2000 pada ikan Engraulis encrasicolus. Pada saat pemijahan berlangsung, sangat diperlukan kondisi lingkungan yang baik dan mendukung. Pengaruh tingginya TKG akan memperbesar kisaran panjang dan berat tubuh, dan terdapat TKG yang sama pada ikan dengan ukuran kisaran panjang dan berat yang tidak sama Kwok 1999 in Ambarwati 2008. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor dari luar diantaranya adalah kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu, salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri. Selanjutnya faktor dari dalam yaitu disebabkan oleh umur, ukuran dan faktor fisiologi ikan itu sendiri. Tabel 4. Klasifikasi tingkat kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi berdasarkan hasil pengamatan Tingkat Betina I Ikan muda Gonad berwarna bening, berbentuk memanjang seperti sepasang benang, butiran telur belum terlihat. II Masa Perkembangan Gonad berwarna kekuningan, berukuran lebih besar dari gonad tingkat I, telur-telur belum bisa dilihat satu persatu dengan mata telanjang. III Dewasa Gonad berwarna kuning kehijauan, mengisi 23 rongga perut, telur-telur mulai terlihat dengan mata telanjang berupa butiran halus. IV Matang Gonad berwarna kuning kecoklatan, mengisi ¾ lebih rungga perut. Telur- telur jelas telihat dengan butiran-butiran yang jauh lebih besar dibandingkan pada tingkat III. 36 Ikan banban Engraulis grayi yang diperoleh selama penelitian memiliki tingkat kematangan gonad TKG I, II, III, IV. Persentase tingkat kematangan gonad ikan banban pada setiap bulan pengambilan contoh terlihat pada Gambar 13, ikan banban yang memiliki TKG III dan TKG IV mendominasi setiap bulan pengamatan. Tingkat kematangan gonad IV dengan persentase tertinggi terdapat pada bulan Februari sebesar 57,39 dan tertinggi kedua terdapat pada bulan Maret dengan persentase sebesar 49,63, hal ini dapat menduga bahwa bulan-bulan tersebut merupakan musim pemijahan ikan banban, faktor lain yang dapat menyimpulkan bulan Februari dan Maret terdapat TKG IV tertinggi karena pada bulan tersebut termasuk bulan di musim hujan yang akan segera berakhir dan beralih ke musim kemarau. Pada bulan Desember terdapat persentase TKG IV terendah sebesar 38,53, dikarenakan pada bulan ini merupakan awal dari musim barat atau angin barat, dimana banyak ikan-ikan yang tidak memijah, serta nelayan setempat yang tidak melaut mencari ikan disebabkan cuaca yang tidak bersahabat. Gambar 13. Tingkat kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi betina berdasarkan bulan pengamatan Berdasarkan kelas ukuran panjang total ikan banban Engraulis grayi, ikan yang mulai matang gonad terlihat pada selang kelas 118 – 126 mm, sedangkan pada selang kelas sebelumnya yaitu selang kelas 100 – 108 mm dan 109 – 117 mm tidak 37 terdapat TKG IV. Ikan yang memiliki TKG IV tertinggi terdapat pada kisaran selang kelas 163 – 171 mm sebesar 46,46 Gambar 14. Apabila dilihat pada selang kelas 100 – 108 mm, terdapat ikan yang memiliki TKG III, sehingga diduga bahwa ikan banban sudah dapat matang gonad dengan tubuh ukuran kecil dan umur muda. Ikan-ikan bertubuh kecil dan masa hidupnya pendek akan mencapai dewasa kelamin pada umur yang lebih muda, dibandingkan dengan ikan-ikan yang berukuran besar. Pernyataan ini juga dapat dipengaruhi karena adanya adaptasi penangkapan di lingkungan hidup ikan tersebut, apabila penangkapan dilakukan secara terus-menerus dan yang sering tertangkap adalah ikan pada kelompok ukuran terendah, maka ikan dalam kelompok ukuran tersebut melakukan adaptasi yaitu dengan cara segera matang gonad walaupun masih muda dan berukuran kecil. Gambar 14. Tingkat kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi betina berdasarkan selang kelas panjang total Pengamatan mikroskopis gonad dilakukan berdasarkan metode histologi pada gonad ikan banban Engraulis grayi TKG I – TKG IV. Effendie 1997 mengatakan bahwa perkembangan gonad dapat diketahui lebih jelas dan mendetail dengan cara pengamatan histologis. Pada umumnya perkembangan sel telur dimulai 38 dari munculnya oogonium, kemudian melalui perkembangan oogonium menghasilkan oosit primer, selanjutnya pada tahap berikutnya dapat dijumpai lapisan folikel dan oosit sekunder. Sel telur kemudian berkembang menjadi ootid yang selanjutnya akan menjadi ovum dengan butiran kuning telur dan terdapat inti sel. Karakteristik mikroskopis gonad ikan banban dapat dilihat pada Gambar 15. Keterangan : Og : Oogonia; Ot : Ootid; Os : Oosit; Ov : Ovum; Bm : Butiran minyak Gambar 15. Struktur histologis gonad ikan banban Engraulis grayi pada TKG I, TKG II, TKG III, dan TKG IV Secara histologis pada gonad ikan banban TKG I, didominasi oleh oogonia yang belum terlihat jelas dan oosit hasil dari perkembangan oogonium tidak ditemukan. Belum terlihat adanya lapisan selaput folikel. Pada TKG II oogonia mulia terlihat dan memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan secara mitosis TKG I TKG II TKG III TKG IV Os Og Ot Ov Bm 39 menjadi oosit dengan jumlah relatif banyak. Terlihat adanya lapisan folikel. Terjadi tahap awal pembentukan kuning telur vitellogenesis yang ditandai mulai terbentuknya kantung kuning telur pada lapisan perifer sitoplasma. Selanjutnya, diameter telur terlihat lebih besar, sel telur berkembang menjadi ootid dan banyak dijumpai butiran kuning telur terlihat. Butir kuning telur dan butiran minyak terlihat jelas yang menyebar dari sekitar nukleus yang mengarah ke tepi pada TKG III. Kemudian pada TKG IV, ovarium didominasi oleh ovum, dimana ootid berkembang menjadi ovum dengan butiran kuning telur berwarna kuning tua menandakan telur telah matang, serta terdapat butiran minyak. Terlihat pula lapisan selaput folikel pecah.

4.3.4. Indeks kematangan gonad ikan banban Engraulis grayi