8
2.2.3. Siklus Menstruasi
Fase proliferasi atau fase esterogen di mulai setelah siklus menstruasi telah selesai. Esterogen berfungsi untuk mempertebal kembali lapisan
endometrium setelah deskuamasi akibat menstruasi sebelumnya. Lapisan endometrium yang tebal di penuhi dengan pertumbuhan sel kelenjar endometrium
hingga ketebelan lapisan endometrium sekitar 3-5 milimeter. Fungsi dari sel kelenjar ini adalah untuk memproduksi cairan sekret benang agar sprema mudah
bergerak di dalam vagina dan mengarah ke uterus. Fase sekretorik fase progesteron di mulai setelah ovulasi tejadi.
Progesteron bekerja nyata untuk menambah ketebalan endometrium dengan membuat sel stroma menyimpan lebih banyak pasokan nutrisi seperti glikogen
dan lipid, serta lapisan sekretorik di endometrium semakin nyata perkembangannya dan bentuknya lebih berkelok-kelok. Fungsi dari ini adalah
untuk memberikan nutrisi kepada ovum yang siap berimplantasi di endometrium. Sekret uterus ini di sebut juga dengan “susu uterus”.
Menstruasi terjadi jika ovum tidak di buahi dan korpus luteum berinvolusi menjadi korpus albikans sehingga korpus luteum kehilangan
fungsinya untuk menyekresikan hormon esterogen dan progesteron secara cepat menurunkan kadar kedua hormon ini. Hilangnya hormon esterogen dan
progesteron menyebabkan terjadinya involusi dari dinding endometrium sekitar 65 dari ketebalan semula. Pembuluh darah yang berkelok-kelok akan menjadi
vasospasme yang di sebabkan oleh keluarnya bahan vasokonstriktor seperti prostaglandin yang keluarkan dalam jumlah banyak. Hilangnya pasokan nutrisi
dan vasospasme pembuluh darah di endometrium mengakibatkan terjadinya nekrosis di endometrium yang akibatnya akan membuat pembuluh darah
merembes keluar dan terjadilah proses pendarahan pada dinding uterus bersamaan dengan pelepasan jaringan nekrotik di endometrium. Kontraksi dan
prostaglandin akan membuat uterus untuk berkontraksi dan mengeluarkan isi zat- zat, jaringan nekrotik dan darah dari uterus. Normalnya proses pembekuan darah
Universitas Sumatera Utara
9 tidak terjadi pada proses menstruasi karena fibrinolisin dilepaskan bersamaan
dengan jaringan nekrotik sehingga darah terus di keluarkan dan akan berhenti jika terjadi epitelisasi kembali.
15
2.3. Dismenorea 2.3.1. Pengertian