6
2.2. Menstruasi 2.2.1. Pengertian
Setiap bulannya wanita yang subur mengalami keluarnya cairan darah dari vaginanya yang di sebut sebagai Menstruasi. Menstruasi adalah tanda
perdarahan vagina akibat deskuamasi uterus yang normal pada wanita sehat yang terjadi secara periodik. Lamanya siklus menstruasi di hitung dari haid pertama
lalu dan mulainya haid. Biasanya panjang siklus haid sekitar kurang lebih 28 hari, dimana pada 21 hari pertama terjadi pembentukan dinding uterus dan 7 hari
berikutnya proses deskumasi dinding uterus akibat tidak terjadinya pembuahan dari sperma. Setiap perempuan memiliki siklus haid yang berbeda-beda, misalnya
rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari , pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi
sebenarnya, panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering di jumpai. Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti oleh perdarahan sedikit-
sedikit kemudian, dab ada yang sampau 7 - 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.
12
2.2.2. Siklus Ovarium Bulanan
Siklus menstruasi di mulai dengan GnRH Gonadotropin Releasing Hormone disekresikan oleh hipotalamus dengan waktu yang singkat rata-rata
setiap 90 menit. GnRH akan merangsang di sekresikannya FSH Follicle- Stimulating Hormone dan LH Luteinizing Hormone pada hipofisis anterior.
Kedua hormon ini penting untuk perkembangan progresif ovarium dan terjadinya pubertas dan menstruasi pertama menarche.
FSH memegang peran penting dalam proses fase folikular, yaitu dengan meningkatkannya proliferasi sel-sel granulosa, sehingga menyebabkan
lebih banyak lapisan pada sel granulosa. Penebalan ini terus berlanjut hingga terbentuk 2 lapisan di sel granulosa yang di sebut dengan teka. Teka interna
berfungsi untuk mensekresikan hormone esterogen dan teka eksterna yang
Universitas Sumatera Utara
7 berkembang menjadi kapsul jaringan ikat vascular. Selain FSH, perkembangan
folikel juga di bantu oleh esterogen yang bekerja menambah jumlah reseptor FSH sehingga memberikan efek umpan balik positif menjadikan folikel lebih sensitif
terhadap FSH. Esterogen dan FSH juga bersama-sama memacu reseptor LH, sehingga terjadi rangsangan LH sebagai tambahan terhadap rangsangan oleh FSH
untuk meningkatkan proliferasi sel-sel teka dan folikular dan juga meningkatkan sekresinya. LH berperan penting dalam terjadinya ovulasi dan jumlah LH yang
disekresikan juga harus banyak atau dalam bentuk lonjakan. LH akan menyekresikan hormon progesteron yang berfungsi untuk pembentukan enzim
proteolitik kolagenase yang mengakibatkan melemahnya dinding folikel dan degenerasi stigma sehingga folikel pecah dan keluarnya ovum. Selain proses
kolagenase, hyperemia folikel dan seksresi prostaglandin akan mengakibatkan transudasi plasma ke dalam folikel dan pembengkakan folikel, sehingga folikel
dapat pecah dan ovum keluar. Setelah ovum keluar dari sel folikular, sel teka dan sel sel granulosa
dengan cepat berubah menjadi sel lutein. Kemudian, sel ini membesar dan berisi dengan inklusi lipid, proses ini di sebut dengan lutenisasi dan seluruh massa dari
sel-sel bersama-sama di sebut dengan korpus luteum. Fase ini di sebut dengan fase luteum. Korpus luteum berfungsi untuk membentuk dan mempertahankan
kadar hormon esterogen dan progesterone lebih banyak kadar progesterone daripada esterogen. Tahap perkembangan ini di capai selama 7
– 8 hari setelah ovulasi, kemudian korpus luteum akan kehilangan fungsi sekresinya dan warna
kekuningannya setelah 12 hari setelah ovulasi, menjadi korpus albikans; selama beberapa minggu korpus albikans ini akan digantikan oleh jaringan ikat dan di
serap oleh tubuh.
15
Universitas Sumatera Utara
8
2.2.3. Siklus Menstruasi