Peranan Herbal terhadap Kesehatan Rongga Mulut Kerangka Teori

2.3 Peranan Herbal terhadap Kesehatan Rongga Mulut

Pemanfaatan bahan herbal untuk pengobatan berbagai penyakit banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu. Peningkatan penggunaan bahan herbal ini disebabkan kesadaran masyarakat yang menilai bahwa penggunaan bahan herbal lebih aman dibandingkan menggunaan sediaan obat-obatan dari bahan kimia. 15 Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas tahun 2001 menunjukkan pemanfaatan obat tradisional cukup tinggi, walaupun obat modern tersedia dan mudah didapat. 22 Sudah banyak bahan herbal yang telah digunakan dalam lingkungan masyarakat, dan sudah sering dipakai sebagai alternatif pengobatan. Saat ini banyak beredar pasta gigi dengan kandungan bahan herbal antara lain: Aloe vera, Eucalyptus, siwak dan daun sirih. Pemakaian Aloe vera di bidang kedokteran gigi telah dilaporkan oleh seorang dokter gigi di Chicago yang menggunakannya sebagai bahan pasta gigi untuk membantu penyembuhan pasien dengan radang gusi dan mengurangi pewarnaannya akibat merokok. 5 Siwak sangat umum digunakan di Timur Tengah dan diketahui memiliki efek antiplak dan khasiat farmakologis lainnya. Beberapa peneliti melaporkan adanya efek antibakteri dari siwak terhadap bakteri kariogenik dan patogen periodontal khususnya spesies bakteriodes. 5 Daun sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama, yaitu yang dimana bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menghentikan perdarahan gusi dan sebagai obat kumur. 5 Obat kumur daun salam mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid dan minyak atsiri 0,05. Kandungan Eugenia polyantha merupakan bahan aktif yang diduga mempunyai efek farmakologis. Tanin dan flavonoid merupakan bahan aktif yang mempunyai efek anti inflamasi dan anti mikroba, sedangkan minyak atsiri mempunyai efek analgesik. 8 Universitas Sumatera Utara

2.4 Biji Buah Pinang Areca catechu L.

2.4.1 Defenisi

Tumbuhan Pinang telah banyak dimanfaaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan, termasuk penggunaan buah dan bijinya. Biji Pinang ditumbuk halus dan digunakan untuk menyembuhkan luka, baik pada manusia maupun pada hewan. 9,16 Gambar 1. Buah Pinang 16

2.4.2 Klasifikasi

Kingdom : Plantae tumbuhan Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Arecales Family : Arecaceae Palmae Genus : Areca Species :Areca catechu L. 17

2.4.3 Morfologi

Pinang dapat ditemukan dengan ketinggian dari 1-1.400 mdpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh Universitas Sumatera Utara berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8m, anak daun mempunyai panjang 85cm, lebar 5cm, dengan ujung sobek dan bergigi. 16 Buah Pinang berbiji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. 16 Gambar 2. Biji Buah Pinang 17

2.4.4 Khasiat Biji Buah Pinang

Pada umumnya secara tradisional biji buah Pinang telah banyak digunakan oleh masyarakat umum dari sejak lama sebagai obat, diantaranya dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan sebagai obat luka. Biji buah Pinang bersifat hemostatik karena dapat mencegah timbulnya pendarahan dan cepat menghentikan pendarahan. Sebagai obat luar, biji buah Pinang ini dapat direbus yang kemudian air rebusan digunakan untuk mencuci muka dan infeksi kulit lainnya. 18,19

2.4.5 Kandungan Biji Buah Pinang

Biji buah Pinang Areca catechu L. mengandung 0,3-0,6 alkaloid dan senyawa bioaktif yaitu flavonoid dan tannin. Biji buah Pinang juga mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Biji buah Pinang segar mengandung 50 lebih banyak alkaloid, Universitas Sumatera Utara dibandingkan biji yang telah diproses. Khasiat yang dimiliki biji buah Pinang antara lain sebagai anti bakteri, anti inflamasi dan anti mikroba. 9,19

2.4.6 Peranan Ekstrak Biji Buah Pinang Sebagai Antiplak

Aktifitas anti bakteri, anti mikroba dan anti inflamasi pada biji buah Pinang Areca catechu L. dapat diperoleh dari :

2.4.6.1 Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan polifenol sehingga memiliki sifat kimia senyawa fenol yang tersebar luas pada hampir semua tumbuhan tingkat tinggi, kecuali algae. Penelitian secara in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa flavonoid mempunyai aktifitas biologis dan farmakologis, antara lain sebagai anti bakteri. Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri karena flavonoid mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri. Hasil interaksi tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa ion hidroksil secara kimia menyebabkan perubahan komponen organik dan transpor nutrisi sehingga menimbulkan efek toksik terhadap sel bakteri dan dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan akumulasi plak. 8,23

2.4.6.2 Tanin

Tanin adalah salah satu senyawa yang terkandung dalam buah Pinang yang kadarnya cukup tinggi. Tannin yang juga merupakan senyawa polifenol bekerja dengan cara mengurangi pertumbuhan bakteri dengan mengadakan denaturasi protein serta menurunkan tegangan permukaan, sehingga permeabilitas bakteri meningkat. Kerusakan dan peningkatan permeabilitas sel bakteri menyebabkan pertumbuhan sel bakteri terhambat sehingga akhirnya dapat menyebabkan kematian sel dan mengurangi jumlah bakteri pada akumulasi plak. 8,26 Universitas Sumatera Utara

2.4.6.3 Alkaloid

Alkaloid memiliki kemampuan sebagai anti bakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara menganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut dan akhirnya sel bakteri pada akumulasi plak pun dapat berkurang. 20 Universitas Sumatera Utara Kimiawi Mekanis Obat Kumur ekstrak biji buah pinang Sikat Gigi Flavonoid Alkaloid - Mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri - Ion hidroksil menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi sehingga menimbulkan efek toksik terhadap sel bakteri. - Mengurangi pertumbuhan bakteri - Mengurangi pertumbuhan sel - Menyebabkan kematian sel - Mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri - Menyebabkan kematian sel Akumulasi plak dental Tanin

2.5 Kerangka Teori

P lak Bakteri Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep