BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Makro Ergonomi
Makro ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang pertama kalidiperkenalkan oleh Hal W. Hendrik pada era tahun 80-an. Cabang ergonomi
ini muncul diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat, melebihikecepatan perkembangan organisasi, selain itu juga disebabkan
terdapatnyakelemahan dalam mikro ergonomi.
1
Karakteristik
Makro ergonomi juga meneliti tentang pekerjaan, namun makro ergonomi memeriksa pekerjaan dan sistem kerja secara lebih luas. Beberapa hal yang
dibahas dalam ergonomi makro adalah struktur organisasi, interaksi antara orang- orang yang ada dalam organisasi dan aspek motivasi pekerja. Dengan kata lain,
ergonomi hanya melihat daritingkat pekerjaan namun makro ergonomi melihat dari tingkat pekerjaan dan jugatingkat organisasi.
Tabel 3.1. Perbandingan Antara Mikro Ergonomi Dengan Makro Ergonomi Ergonomi
Makro Ergonomi Tingkat Bahasan
Mikro Makro
Unit Kerja Tugas, sub-tugas
Divisi kerja, kelompok Tujuan
Mengoptimalkan kerja Mengoptimalkansistem kerja
Fokus Perincian
Peninjauan secara luas Alat Pengukuran
Umumnya mengukur secara fisik seperti:
luas,luminasi, desibel, waktu
Umumnya organisasional dan mengukur subjektivitas seperti
jumlah orang, rentang kendali, perilaku dan moral
Aplikasi Keahlian Anatomi, psikologi,
psikologi persepsi Perilaku organisasi, psikologi
industri dan organisasi
1
Hal W. Hendrik. Macroergonomics Santa monica: HFES, 2001, hlm. 6
Universitas Sumatera Utara
3.2. MacroergonomicAnalysis and DesignMEADMethodology
MEADtelahberkembangsebagaibagiandarikontribusiEmery danTrist
1978,TaylordanFelton1993,Clegg,Ravden,CorbertdanJhonson1989 dandigunakandenganperubahanskalabesardibidang pendidikan,industridan
pemerintah Kleiner, 1996. Hal ini terintegrasi dengan teori sistem sosioteknikal danmikroergonomikarenasistemsosioteknikal tidakdapatmemecahkansecara
langsung permasalahanmikroergonomidanmikroergonomitidakbisa menjembatani besarnyasistem lingkungan dan permasalahan organisasi.
2
Langkah pertama fase analisis sosioteknikal dari proses sistem kerja yaitu Sepuluh langkah prosesMEAD:
1. Pemeriksaan kondisilingkungan dan subsistem organisasi 2. Pendefenisian tipesistem produksi dan pengaturan ekspektasi kinerja
3. Pendefenisian unit operasi dan proses kerja 4.Identifikasi variansi
5. Pembuatan matrixvariansi 6. Pembuatan tabel kuncipengaturan varians danaturan jaringan kerja
7. Pengujian alokasi fungsi dan rancangan joint 8. Penjelasan aturan danpersepsi tanggungjawab
9. Perancanganperancangan ulangsubsistem pendukung 10.Implementasi, iterasidan perubahan
Langkah 1: PemeriksaankondisiLingkungan danSubsistem Organisasi
2
Ibid., hal. 67.
Universitas Sumatera Utara
melakukan pemeriksaanscanning sistem, lingkungan dan subsistem organisasi. Karena lingkungan eksternal, dioperasikan dibawah prinsip yang ada maka akan
sangat menentukan keberhasilan proses ini. Dengan melakukan scanpemeriksaan akan terlihat gap antara karakteristik organisasi dengan kondisi actual yang
terlihat dari perilaku organisasi. Hal ini akan mempermudah untuk menentukan variansi. Untuk menyelesaikan ini, perusahaan formal biasanya memiliki misi, visi
dan prinsip untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja mereka.
Langkah 2: Pendefenisian tipesistem produksi dan pengaturanekspektasikinerja Sangatlahpentinguntuk
mengidentifikasitipe sistemproduksi, dengan mengetahuinya dapat membantu untukmendapatkan tingkatan optimalpada
kompleksitas,sentralisasidanformalisasi.Pada tahapan ini, kriterian darikey performancekunci performansi dapat diidentifikasi.
Langkah 3: Pendefenisian unit operasi dan proseskerja Unitoperasimerupakangrupdarikonversitahapandalamsatukesatuan untuk
menyelesaikan pekerjaandandibatasiolehaspekteknologidan batasan
sementara.Unitoperasibiasanyadapatdiidentifikasidarisubprodukkhususdan pekerjaanspesifikdari
3-15pekerja.Halinidapatjugadiidentifikasidengan pemutusansecaraalamipadaprosesmisalnyabatasandariperubahankeadaan
transformasiatauperubahanaktualdaribahanmentahinputataupenyimpanan material.Untuk masing-masing unit operasiatau departemen, tujuan, input,
transformasi, dan output
haruslah didefenisikan. Jika
Universitas Sumatera Utara
teknologinyakompleks,penambahan pengelompokandepartemenakandibutuhkan. Aliran kerjadari
prosestransformasikonversiinputmenjadioutputharusdibuatdalambentuk flowchart,meliputialiranmaterial,stasiunkerja,danbentukfisikyaitubatasan
informal.Pada sistemlinearsepertikebanyakan sistem produksi, output
merupakansatulangkahsetelahinput.Padasistemnonlinearsepertipelayanan ataupun lingkungan pendidikan langkah proses berupa
paralel.Tujuandaritahapaniniyaituuntukmengetahuipeningkatan peluang dan koordinasi pada desain teknik dan fasilitas.Identifikasi alirankerjasebelum
pemprosesandengananalisistugasyangjelasakanmemberikanmasukanyang bermanfaatuntukprosesanalisis.Padaaliranproses,seorangmacroergonomistatau
analis dapat mengolah dengananalisis tugasdari kerjafungsi dan tugas.
Langkah 4:Identifikasi variansi Variansi merupakandeviasiyangtidak diharapkan atau tidak diinginkan dan
suatu operasistandar,kondisi,spesifikasidannorma.Melaluivariansi,Deming 1986 membedakanantaraspesialatauhalbiasa,penyebabyang
abnormaldanvariasi sistemyangdiinginkandarioperasisecaranormal.Variansi
khususharusdipecahkandahuluagarproseskerjaterkontrol.Bagiseorang ergonomis, identifikasivariansipadalevelprosesataupun leveltugas
dapatdilakukandengan menambahkaninformasipentinguntukpekerjaandanperubahan sistem kerja untuk
peningkatan keamanan dankualitas kerja.Dengan menggunakanflowchart, prosesdananalisiskerja dapatdituangkandalamflowchartdanseorang
Universitas Sumatera Utara
macroergonomist dapat mengidentifikasi variansi.
Langkah 5: PembuatanMatrixVariansi Variansikuncimerupakanvariansiyang
secarasignifikanmempengaruhikriteria performasidanatau mungkin berinteraksidengan variansilainnyadanmemiliki dampak khusus.
Tujuandaritahapan iniyaitu untuk menggambarkan hubungan antara variansipada prosestransformasikerja untukmelihatfaktor manayang mempengaruhifaktor
lainnya.Variansidapatdibuatdengantujuansebagaisumbu Y-axis dan horizontal X- axis. Unit operasi
dapat dideteksi danmasing-masing kolommenerangkansatuvariansi.Seorang
ergonomisdapatmembacamasing- masingkolomuntukmelihatjikavariansimempengaruhivariansilain.Masing-masing
kolomdapatmenerangkanhubunganantaradua variansi.Selyangkosong
menjelaskanbahwadua variansitidakberkorelasi. Seoranganalisdapat
memperkirakanvariansi denganmenggunakan skalalikert.Akandapat dibuat dalam basis antaravariansi ataupun kombinasi darivariansiyang secarasignifikan
mempengaruhikinerja.Halinidapatmembantu untukmengidentifikasivariansi kunci.Variansiterdiridari kuncibila variansitersebutberdampaksecara signifikan
terhadap kuantitasproduksi, kualitasproduksi, biayaoperasipemeliharaan, bahan baku, dankerjalembur,biayasosial
ketidakpuasan dan keamananataujikavariansiitumemilikibanyakhubungandenganvariansi
lainpadamatrix.Biasanya,mengikutiaturanpareto,hanya10-20variansi yangsignifikan berpengaruh terhadap kualitas, kuantitas dan biayaproduk.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 6: Pembuatan tabel kunci pengaturan varians dan aturan jaringan kerja Tujuan pada tahapan ini yaitu melihat bagaimana variansi yang ada
dapat terkontrol dan kemudahan untuk menyediakan pendukung tambahan yang diperlukan. Tabel kunci variansi terdiri dari: unit operasi dimana
terdapat pengaturan variansi, siapa orang yang bertanggung jawab, apa pengaturan aktivitas yang harus dilakukan, peralatan ataupun teknologi yang
mendukung, komunikasi, informasi dan keterampilan serta pengetahuan khusus yang diperlukan untuk mendukung sistem kontrol.
Langkah 7: Pengujian alokasi fungsi dan rancangan joint Tahapaniniberupayamengalokasikanfungsi
dantugaspada manusia danmesin
atau computersecarasistematis. Halinisangatmembantu untuk
mengevaluasi lingkungandalamprosespenyaringandata sebelummemutuskanalokasiyang sesuai.Kemudian,secara
proposionalakandilakukanalokasimanusia,mesin ataupunkeduanya. Selanjutnya akandibuatperencanaankebutuhandengan memperhatikan faktor kesehatan dan
keselamatan kerja, kebutuhan operasional, karakteristikfungsi. Pada
tahapanini,hipotesisperancanganorganisasiakan digeneralisasidan diiterasiuntuk menghasilkananalsisyang baru.Sekarang saatnyauntuk membuat spesifikasi
tingkatperancangan organisasiyaitu kompleksitas, sentralisasi, formalisasi dan membuat strukturyang spesifik. Tergantung pada level proses analisis sistem
kerja yang
ada, kemudian
akan dibuatrancanganataurancanganulang
Universitas Sumatera Utara
padalevelorganisasiataulevelgrupatau tim.
Langkah 8: Penjelasanaturan dan persepsi tanggungjawab Sangatlahpenting
untukmengidentifikasibagaimanapekerjamenanggapiperan mereka pada tabel kuncivariansi,khususnya bilapada tabel
tersebutdicantumkan orangyang
belummengetahuitugasdantanggung jawabnya.Melaluiinterview, tugaspekerja dapatdianalisisdenganpersepsimereka terhadaptugasnya.Seorang
analisdapatmembandingkantugasyang ada
denganpersepsipekerjaterhadap tugasnyauntukmenghindarikebingunganpada pekerja mengenaitugasdan tanggung
jawabnya. Jikaterdapatperbedaanpersepsi,dapatdiatasidengan memberikan
pelatihan, komunikasi dan perancangan alat.
Langkah 9: PerancanganPerancangan ulangsubsistem pendukung Tahapan inibertujuan untuk memutuskan apakah akan dilakukan
perancangan terhadapsistemkerjayang ada.Dansangatdiperlukanfungsialokasiyang sesuai
denganspesifikasikebutuhan,sumberdayawaktuyang tersediauntuk mengimplementasikanperbaikansumberdaya manusia dansumberdaya
modalaspekfinansial. Khususnya padalevel tim atau pun individual, faktor lingkungan internal harus dibuat sedemikian rupa untuk meningkatkan
keselamatanmanusia.Faktor lingkunganfisikpunharusdiperhatikanmeliputi: temperatur, pencahayaan, kelembapan, dan kontrol kebisingan.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 10:Implementasi,Iterasi dan perubahan Pada tahapanini,akandiputuskanuntukmengimplementasiataumengacuhkan
perubahanpadasistemkerjayangada.Timmakroergonomitidakmemilikihak sepenuhnyauntukmengimplementasikanperubahanyang dirancang,proposal dengan
rekomendasiharuslah diajukanpadaorganisasiyang bersangkutan. Tahapaninibersifatiteratifdanuntukperbaikanterusmenerusevaluasiyang ada dapat
menjadi masukan untuk perbaikan sistem kerja.
3.3. Pembuatan Kuesioner