Proses Penerimaan Lateks Proses Pengenceran Lateks

2.7.3. Uraian Proses PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rantau Prapat melakukan proses

produksi yang terus menerus continuous process, dimana proses produksi berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin dan peralatannya.

2.7.3.1. Proses Penerimaan Lateks

Truk pembawa lateks ditimbang dahulu di stasiun penimbangan untuk mengetahui jumlah lateks yang diterima setiap hari.Setelah ditimbang, selanjutnya truk lateks menuju tempat penampungan lateks. Petugas lab akan mangambil sampel lateks untuk menguji kandungan karet kering atau Dry Rubber Content DRC agar diketahui DRC lateks kebun dari setiap afdeling.

2.7.3.2. Proses Pengenceran Lateks

Tahapan pengenceran lateks dapat dilihat sebagai berikut: 1. Lateks dibongkar dan dialirkan melalui talang ke bak penampungan lateks. Terdapat 4 buah bak penampungan lateks yang masing-masing berkapasitas 6 ton. Kemudian petugas penerima lateks akan mengencerkan lateks hingga 13- 15. Apabila DRC lebih dari 15maka akan diperoleh sheet yang tebal. Hal ini karena semakin sedikit air yang diperlukan untuk pengenceran maka kandungan lateks kering lebih banyak. Sedangkan jika DRC kurang dari 13maka lembaran sheet akan terlalu tipis dan bisa menyebabkan sheet molor ke bawah, disamping itu juga akan dibutuhkan bak yang lebih banyak. Dengan Universitas Sumatera Utara demikian penentuan DRC pengenceran ini juga harus disesuaikan dengan banyaknya karet kering yang akan diolah,ketersediaan peralatan utama bak koagulasi dan waktu pengolahan. Tujuan pengenceran lateks adalah : a. Untuk memudahkan penyaringan kotoran-kotoran dan menghilangkan gelembung udara b. Menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya tetap terjaga c. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. Air pengencer harus benar-benar bersih dan selama pengenceran dilakukan pengadukan dengan agitator sehingga campuran homogen. Setelah DRC yang diinginkan tercapai, maka lateks akan dialirkan ke dalam bak koagulasi melalui talang-talang. 2. Setelah diperoleh DRC yang diinginkan menggunakan metrolac, maka petugas lab akan mengambil sampel lateks untuk diperiksa kandungan dari ammonia setelah pengenceran. Sementara itu lateks akan dialirkan melalui talang-talang menuju bak koagulasi sambil disaring dengan saringan 40 mesh. Buih yang terbentuk selama pengaliran lateks dibuang dengan menggunakan saringan berbentuk persegi panjang. 3. Setelah bak terisi, dilakukan pembubuhan formic acid berdasarkan dosis yang telah telah ditetapkan. Agar formic acid dapat merata maka dilakukan pengadukan berulang-ulang sebanyak 8-10 kali. Buih yang terbentuk juga dihilangkan dengan menggunakan saringan. Universitas Sumatera Utara 4. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan plat scooten. Ada 74 buah plat dalam setiap bak. Sebelumnya plat aluminium tersebut telah dibasahi dengan air untuk menghindari terjadinya gelembung-gelembung udara. Pemasangan plat dimulai dengan membagi bak menjadi dua bagian yang sama hingga semua plat terpasang. 5. Kemudian ditunggu selama 2 - 4 jam sampai lateks menggumpal menjadi koagulum. Setelah lateks menggumpal, maka disiram dengan menggunakan air bersih hingga melewati batas permukaan lateks dengan tujuan agar mencegah koagulum melekat pada plat, dan juga untuk mencegah terjadinya proses oksidasi dengan udara yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak hitam pada permukaan koagulum. 6. Apabila penggumpalan telah sempurna, kemudian plat aluminium dicabut dan koagulum siap diluncurkan melalui talang peluncuran menuju stasiun penggilingan.

2.7.3.3. Proses Penggilingan Lateks