Implementasi adalah proses yang krusial dalam proses kebijakan publik. Implementasi adalah tahapan atau serankaian kegiatan setelah suatu kebijakan
dirumuskan. Tanpa suatu implementasi, maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia. Implementasi kebijakan merupakan hal yang paling
berat, karena pada tahap ini dijumpai masalah-masalah yang tidak dijumpai dalam konsep, namun muncul di lapangan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya
adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik ada dua langkah, yaitu
langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa fungsi implementasi kebijakan adalah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan atau sasaran kebijakan Negara
diwujudkan sebagai out come hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan pemerintah.
1.5.2.2 Model Implementasi Kebijakan
Untuk menjelaskan kegiatan dalam tahapan implementasi tersebut, terdapat beberapa model kebijakan yang dapat digunakan untuk memperlancar
implementasi kebijakan. Model-model tersebut antara lain:
1. Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn
Menurut Van Meter dan Van Horn, ada enam variable yang dapat mempengaruhi kinerja implementasi, yaitu a standart dan sasaran kebijakan, b
sumber daya, c hubungankomunikasi antar organisasi, d karakteristik agen pelaksana, e disposisi implementor, dan f kondisi sosial, ekonomi, dan politik.
a Standar dan sasaran kebijakan
Setiap kebijakan publik harus mempunyai standart suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur. Standart dan sasaran suatu program yang akan dilaksanakan harus
diidentifikasi dan diukur sehingga dapat terealisasi, karena implementasi tidak akan berhasil jika standart dan sasaran kebijakan tidak dipertimbangkan.
b Sumber daya
Pelaksanaan implementasi kebijakan perlu didukung adanya sumber daya manusia dan sumber daya non-manusia. Kebijakan menuntut tersedianya sumber daya yang
Universitas Sumatera Utara
akan mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif. Sumber-sumber daya layak mendapat perhatian karena sangat menunjang dalam menunjang
keberhasilan implemenasi kebijakan. c
Hubungankomunikasi antar organisasi Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan
publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan
sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya. d
Karakteristik agen pelaksana Yang dimaksud dalam karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur
birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi kebijakan suatu program.
e Disposisi implementor
Dalam implementasi kebijakan, sikap atau disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: a respons implementor terhadap kebijakan, yang terkait
dengan kemauan implementor untuk melaksanakan kebijakan publik, b kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, dan c intens
disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki tersebut. f
Kondisi sosial, ekonomi, dan politik Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi publik
dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang
telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Oleh
karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.
2. Model Implementasi Kebijakan menurut George Edward II