Sumber daya manusia Masalah atau Kendala dalam Implementasi Program Raskin Kesimpulan

beras murah dari Perum BULOG kepada masyarakat dan petugas BPS selaku pihak yang mendata dan menentukan masyarakat yang berhak menjadi penerima manfaat program Raskin ini. Untuk sumber daya finansial, yakni ketersediaan anggaran dari pemerintah dan ketersediaan dana dari masyarakat penerima manfaat Raskin untuk menebus beras Raskin tersebut, karena apabila tidak ada anggaran dari pemerintah maka kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan dan tidak dapat berjalan dengan lancar dan begitu juga dengan dana dari masyarakat, apabila masyarakat tidak memiliki dana untuk menebus beras Raskin ini, maka masyarakat tidak akan menerima Raskin tersebut dan implementasi program Raskin tidak akan berjalan.

a. Sumber daya manusia

Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dibutuhkan dalam implementasi Raskin ini adalah sumber daya manusia dan finansial baik dari pemerintah maupun dari masyarakat penerima manfaat itu sendiri. Mengenai kemampuan petugas pendistribusian Raskin dalam menjalankan tugas dan fungsinya, berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa petugas Raskin telah mampu melaksakan program Raskin dengan baik dan efektif sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dalam hal penyaluran Raskin kepada masyarakat, petugas sudah mampu melaksanakan dengan baik. Keefektifan distribusi Raskin ini juga disebabkan karena dalam pembagian Raskin, tidak diperlukan suatu keahlian khusus karena petugas hanya perlu membagikan Raskin kepada masyarakat yang nama nya tertera didalam data yang dikeluarkan oleh BPS.

b. Sumber daya finansial

Anggaran merupakan komponen yang sangat penting bagi terselenggaranya suatu program. Anggaran yang memadai pasti akan menunjang keberlangsungan dan keberhasilan program tersebut. Bedasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Lingga Raja I, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dana Raskin berasal dari APBN dan sampai saat ini pemerintah pusat selalu Universitas Sumatera Utara mengalokasikan dana APBN untuk program ini, dan tahun 2016 merupakan tahun ke 9 pelaksanaan program Raskin ini di Desa Lingga Raja I, yang dimulai sejak tahun 2007. Sedangkan untuk biaya operasional program Raskin dari gudang Bulog sampai di Titik Distribusi TD menjadi tanggungjawab dari Perum BULOG, biaya operasional Raskin dari TD sampai ke Rumah Tangga Sasaran Raskin menjadi tanggungjawab pemerintah KabupatenKota yang dialokasikan dalam APBD. Mengenai Sumber Daya finansial masyarakat penerima Raskin di Desa Lingga Raja I, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, semua penerima Raskin memiliki sumber daya finansial yang mencukupi untuk membeli jatah Raskin mereka, hal ini dibuktikan karena warga tidak pernah tidak membeli Raskin dengan alasan tidak memiliki uang untuk menebus raskin nya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa masyarakat penerima Raskin di Desa Lingga Raja I telah ikut berpartisiasi dalam melancarkan program Raskin, karena kontribusi masyarakat sangat berarti dalam pelaksanaan program Raskin ini. Apabila masyarakat tidak memiliki dana untuk menebus beras murah ini, maka dapat dipastikan pelaksanaan program ini akan tersendat dan tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

5.1.3 Komunikasi dan koordinasi antar instansi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Komunikasi dapat terjadi secara internal maupun secara eksternal. Untuk komunikasi internal diadakan Rakor rapat koordinasi secara berjenjang di setiap tingkat pemerintahan, dari tingkat provinsi hingga tingkat Desakelurahan. Dalam pengimplementasian program Raskin, komunikasi internal terjadi antara sesama pelaksana distribusi Raskin, seperti antara pihak kecamatan dengan petugas pelaksana program Raskin desa. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk komunikasi internal dilakukan melalui sosialisasi yang dilakukan pada setiap rapat koordinasi dan pada setiap pengambilan raskin di Kecamatan, komunikasi dan koordinasi dilakukan secara langsung maupun melalui alat komunikasi, Universitas Sumatera Utara komunikasi yang biasanya dilakukan adalah mengenai waktu datang beras, pengambilan beras dan penyerahan laporan realisasi penjualan beras sekaligus penyetoran uang penjualan Raskin. Untuk komunikasi dan koordinasi eksternal komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat, berdasarkan hasil penelitian di Desa Lingga Raja I disimpulkan bahwa, warga penerima Raskin tidak mendapatkan informasi secara formal mengenai apa yang menjadi maksud dan tujuan dari program Raskin ini, tetapi secara keseluruhan mereka mengetahui bahwa program ini bertujuan baik yaitu untuk membantu dan untuk mengurangi beban hidup masyarakat miskin. Komunikasi yang biasanya dilakukan oleh kepala desa dan kepala dusun kepada masyarakat adalah komunikasi mengenai harga Raskin, dan pemberitahuan jika Raskin sudah datang dan sudah dapat diambil setiap bulannya. 5.1.4 Disposisi implementor Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sikap demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sifat atau pandangan berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga tidak akan berjalan dengan efektif. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, mengenai disposisi petugas pelaksana distribusi Raskin di Desa Lingga Raja I disimpulkan bahwa, petugas memiliki sikap yang baik ketika melakukan penyaluran Raskin hingga sampai kepada RTS-PM, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara masyarakat penerima Raskin yang menyatakan bahwa mereka selalu diberikan informai mengenai tanggal kedatangan Raskin, selain itu mereka juga selalu dilayani dengan baik dalam pengambilan Raskin. Tetapi masih ada masyarakat penerima Raskin berpendapat perlu adanya pembenahan dalam masalah pelayanan. Berdasarkan indikator mengenai disposisi implementator dalam hal pengimplementasian program Raskin yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan imlementator memiliki disposisi yang cukup baik. Universitas Sumatera Utara

5.2 Masalah atau Kendala dalam Implementasi Program Raskin

Program Raskin sebagai salah satu program pemerintah yang berkelanjutan dan bertujuan sebagai upaya untuk mengurangi pengeluaran dari rumah tangga misikin sebagai bentuk dukungan alam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dan bertujuan membantu kelompok miskin dan rentan miskin untuk mendapatkan cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik dari masyarakat, terlebih dari masyarakat yang menjadi sasaran dari program ini. Melalui program Raskin, masyarakat merasa mendapat perhatian oleh pemerintah, mereka merasa pemerintah memiliki peran dalam kelangsungan hidup mereka. Dalam pengimplementasian program Raskin di Desa Lingga Raja I, masih terdapat beberapa masalah atau kendala yang dihadapi. Diantaranya seperti kesalahan data Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat Raskin, karena data dari Badan Pusat Statistik tidak pernah berganti dari tahun 2011. Keterlambatan pembagian beras yang tidak terlaksana setiap bulannya, hal ini dikarenakan keterlambatan kedatangan beras. Tidak sesuainya harga yang sudah ditetapkan pemerintah dengan yang terjadi di lapangan. Adanya kenaikan harga yang ditetapkan, baik Kepala Desa maupun Kepala Dusun. Kualitas beras yang tidak bagus dan tidak layak yang diterima masyarakat. Walaupun demikian, masyarakat tetap berharap program ini akan terus ada dan bersifat berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Desa Lingga Raja I terlaksana dengan cukup baik, tetapi masih terdapat kekurangan di berbagai aspek. Hal ini karena pelaksanaan distribusi Raskin di desa ini sebagian sudah dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Umum Raskin, tetapi sebagian belum dilakukan berdasarkan Pedoman Umum. Dari segi standar dan sasaran kebijakan, masih minimnya kriteria yang sudah terlaksana dengan baik yang sesuai dengan Pedoman Umum Raskin, yang sudah terlaksana yaitu tepat jumlah. Sedangkan tepat sasaran, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi belum terlaksana dengan baik dan benar. Berdasarkan sumber daya, yang pertama sumber daya manusia, kualitas aparatur desa dalam mengimplementasikan program Raskin sudah tergolong baik, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa para aparatur Desa sudah mampu melaksanakan tugas mereka dengan baik walaupun dalam kualitas pelayanan masih harus diperbaiki. Yang kedua sumber daya finansial, masyarakat di Desa Lingga Raja I memiliki sumber daya finansial yang cukup baik, karena masyarakat Desa Lingga Raja I selalu memberli Raskin setiap Raskin datang dan tidak pernah tidak membeli dengan alasan tidak memiliki uang. Berdasarkan komunikasi dan koordinasi antar instansi, terlaksana dengan kurang baik. Hal ini dikarenakan komunikasi yang dilakukan hanya pada saat Rapat Koordinasi. Dan tidak adanya sosialisasi secara langsung kepada masyarakat untuk menjelaskan apa maksud dan tujuan dari program Raskin ini. Sehingga masyarakat tidak hanya menerka-nerka dan membuat kesimpulan sendiri tentang maksud dan tujuan program Raskin. Berdasarkan disposisi implementor, sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan aparatur Desa selalu menginformasikan kedatangan beras

6.2 Saran