Komunikasi dan koordinasi antar instansi

mengalokasikan dana APBN untuk program ini, dan tahun 2016 merupakan tahun ke 9 pelaksanaan program Raskin ini di Desa Lingga Raja I, yang dimulai sejak tahun 2007. Sedangkan untuk biaya operasional program Raskin dari gudang Bulog sampai di Titik Distribusi TD menjadi tanggungjawab dari Perum BULOG, biaya operasional Raskin dari TD sampai ke Rumah Tangga Sasaran Raskin menjadi tanggungjawab pemerintah KabupatenKota yang dialokasikan dalam APBD. Mengenai Sumber Daya finansial masyarakat penerima Raskin di Desa Lingga Raja I, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, semua penerima Raskin memiliki sumber daya finansial yang mencukupi untuk membeli jatah Raskin mereka, hal ini dibuktikan karena warga tidak pernah tidak membeli Raskin dengan alasan tidak memiliki uang untuk menebus raskin nya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa masyarakat penerima Raskin di Desa Lingga Raja I telah ikut berpartisiasi dalam melancarkan program Raskin, karena kontribusi masyarakat sangat berarti dalam pelaksanaan program Raskin ini. Apabila masyarakat tidak memiliki dana untuk menebus beras murah ini, maka dapat dipastikan pelaksanaan program ini akan tersendat dan tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

5.1.3 Komunikasi dan koordinasi antar instansi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Komunikasi dapat terjadi secara internal maupun secara eksternal. Untuk komunikasi internal diadakan Rakor rapat koordinasi secara berjenjang di setiap tingkat pemerintahan, dari tingkat provinsi hingga tingkat Desakelurahan. Dalam pengimplementasian program Raskin, komunikasi internal terjadi antara sesama pelaksana distribusi Raskin, seperti antara pihak kecamatan dengan petugas pelaksana program Raskin desa. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk komunikasi internal dilakukan melalui sosialisasi yang dilakukan pada setiap rapat koordinasi dan pada setiap pengambilan raskin di Kecamatan, komunikasi dan koordinasi dilakukan secara langsung maupun melalui alat komunikasi, Universitas Sumatera Utara komunikasi yang biasanya dilakukan adalah mengenai waktu datang beras, pengambilan beras dan penyerahan laporan realisasi penjualan beras sekaligus penyetoran uang penjualan Raskin. Untuk komunikasi dan koordinasi eksternal komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat, berdasarkan hasil penelitian di Desa Lingga Raja I disimpulkan bahwa, warga penerima Raskin tidak mendapatkan informasi secara formal mengenai apa yang menjadi maksud dan tujuan dari program Raskin ini, tetapi secara keseluruhan mereka mengetahui bahwa program ini bertujuan baik yaitu untuk membantu dan untuk mengurangi beban hidup masyarakat miskin. Komunikasi yang biasanya dilakukan oleh kepala desa dan kepala dusun kepada masyarakat adalah komunikasi mengenai harga Raskin, dan pemberitahuan jika Raskin sudah datang dan sudah dapat diambil setiap bulannya. 5.1.4 Disposisi implementor Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sikap demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sifat atau pandangan berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga tidak akan berjalan dengan efektif. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, mengenai disposisi petugas pelaksana distribusi Raskin di Desa Lingga Raja I disimpulkan bahwa, petugas memiliki sikap yang baik ketika melakukan penyaluran Raskin hingga sampai kepada RTS-PM, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara masyarakat penerima Raskin yang menyatakan bahwa mereka selalu diberikan informai mengenai tanggal kedatangan Raskin, selain itu mereka juga selalu dilayani dengan baik dalam pengambilan Raskin. Tetapi masih ada masyarakat penerima Raskin berpendapat perlu adanya pembenahan dalam masalah pelayanan. Berdasarkan indikator mengenai disposisi implementator dalam hal pengimplementasian program Raskin yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan imlementator memiliki disposisi yang cukup baik. Universitas Sumatera Utara

5.2 Masalah atau Kendala dalam Implementasi Program Raskin