Disamping itu guna melindungi masyarakat dari bahaya residu pestisida, WHO telah menetapkan batas maksimum residu pestisida pada berbagai jenis makanan
yang disebut BMR Batas Maksimum Residu Husodo, 2013. Bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida organofosfat, dewasa
ini telah dikembangkan Bioremediasi. Bioremediasi dikenal sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau senyawa rekalsitran
lainnya dengan menggunakan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga
masih perlu pengkayaan serta pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak Sa’id, 1994
2.6.4 Mekanisme Toksisitas Organofosfat
Organofosfat adalah pestisida yang paling toksik diantara jenis pestisida yang lain dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Termakan hanya
dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan beberapa miligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa
Yusniati, 2008. Organofosfat menghambat aksi enzim pseudokholinesterase dalam plasma
dan kolinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Secara fisiologis asetilkolinesterase berfungsi dalam hidrolisis neurotransmitter asetilkolin.
Organofosfat menonaktifkan asetilkolinesterase dengan cara fosforilasi kelompok hidroksil serin yang berada pada sisi aktif asetilkolinesterase yang akan
membentuk senyawa kolinesterase terfosforilasi. Enzim pseudokholinesterase tersebut secara normal menghidrolisis asetilkolin menjadi asetat dan kolin. Pada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetilkolin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada sistem saraf pusat dan perifer. Hal
tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh Munaf, 1997.
Menurut Slamet 1994, Organofosfat jenis paration sangat beracun, sedangkan metil-paration lebih rendah daya racunnya dan malation dianggap
aman karena memiliki toksisitas yag rendah dan cepat terurai di hati mamalia.
2.6.5 BMR Pestisida Golongan Organofosfat
Standar Nasional Indonesia SNI merumuskan tentang batas maksimum residu pestisida dalam beras, yaitu untuk jenis pestisida khusunya golongan
organofosfat, seperti klorpirifos residu pestisida dalam beras yang diperbolehkan sebesar 0,5 mgkg, klorfenvinfos 0,05 mgkg, fention 0,05 mgkg, fenitrotion 1
mgkg, dan diazinon sebesar 0,1 mgkg. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian yang diperoleh dari sentra produksi di Jawa Barat dan Jawa Timur dapat diketahui bahwa tomat yang tidak
dicuci mengandung 0,059 mgkg. Residu insektisida klorpirifos dalam beras sebesar 0,417 mgkg. Dengan demikian bahan pangan yang mengandung residu
insektisida ini akan termakan oleh manusia dan tentunya dapat menimbulkan efek yang berbahaya terhadap kesehatan manusia Departemen Pertanian, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.7 Dampak Pestisida
2.7.1 Dampak Pestisida Terhadap Lingkungan
Senyawa organofosfat adalah pestisida yang tidak stabil, oleh karena itu dari segi lingkungan senyawa ini lebih baik daripada organoklorin, sebab mudah
terurai dalam lingkungan. Hal tersebut membuat senyawa organofosfat lebih banyak digunakan bahkan pembuatan senyawa ini juga masih terus berlanjut.
Tetapi meskipun demikian, senyawa organofosfat ini lebih toksik terhadap hewan- hewan bertulang belakang jika dibandingkan senyawa organoklorin dan dengan
konsentrasi yang kecil mampu menyebabkan kematian Sastroutomo, 1993 Pestisida bergerak dari lahan pertanaian menuju aliran sungai dan danau
yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah.
Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air.
Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga pelu adanya pengendalian dan pembatasan dari penggunaan
pestisida tersebut serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida Sofia, 2001.
Makhluk-makhluk bukan sasaran yang selalu terdapat pada ekosistem tersebut juga ikut terbunuh oleh pestisida serangga penyerbuk, katak, ular, belut,
ikan dan sebagainya. Sebagian besar pestisida tersebut akan sampai pula ke air dan tanah. Dengan demikian pestisida akan berpengaruh pada biota air dan tanah
serangga air, arthropoda, dan mikrobiota. Pestisida mengalami degradasi dalam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara