18
2.6. KLASIFIKASI NYERI
Kejadian nyeri unik pada setiap individual bahkan jika cedera fisik tersebut identik pada individual lainnya. Adanya takut, marah, kecemasan, depresi dan kelelahan akan
mempengaruhi bagaimana nyeri itu dirasakan. Subjektivitas nyeri membuat sulitnya mengkategorikan nyeri dan mengerti mekanisme nyeri. Salah satu pendekatan dengan
mengklasifikasi nyeri berdasarkan durasi akut, kronik, patofisiologi nosiseptif, nyeri neuropatik dan etiologi paska pembedahan, kanker.
31
2.6.1. Nyeri Akut dan Kronik
Nyeri akut dihubungkan dengan kerusakan jaringan dan durasi yang terbatas setelah nosiseptor kembali ke ambang batas resting stimulus istirahat. Nyeri akut ini dialami
segera setelah pembedahan sampai 7 hari,
2
Sedangkan nyeri kronik bisa dikategorikan sebagai malignan atau nonmalignan yang dialami pasien paling tidak
1–6 bulan. Nyeri kronik malignan biasanya disertai kelainan patologis dan indikasi sebagai penyakit yang life-limiting disease seperti kanker, end-stage organ
dysfunction atau infeksi HIV. Nyeri kronik mungkin mempunyai baik elemen
nosiseptif dan neuropatik. Nyeri kronik nonmalignan nyeri punggung, migrain, artritis, diabetik neuropati sering tidak disertai patologis yang terdeteksi dan
perubahan neuroplastik yang terjadi pada lokasi sekitar dorsal horn pada spinal cord membuat pengobatan menjadi lebih sulit.
24
Pasien dengan nyeri akut dapat memperlihatkan tanda dan gejala sistem saraf otonom takikardi, tekanan darah yang meningkat, diaforesis, nafas cepat pada saat
nyeri muncul tetapi nyeri kronik bisa tanpa disertai adanya respon otonom.
4
Nyeri kronik dapat berupa hiperalgesia dan allodynia yang pengobatan untuk nyeri ini
sangat sulit sehingga, penanganan untuk nyeri akut harus baik untuk mencegah timbulnya nyeri kronik.
24
Universitas Sumatera Utara
19
2.6.2. Nosiseptif dan Nyeri Neuropatik
Nyeri organik bisa dibagi menjadi nosiseptif dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri inflamasi yang dihasilkan oleh rangsangan kimia, mekanik dan suhu
yang menyebabkan aktivasi maupun sensitisasi pada nosiseptor perifer saraf yang bertanggung jawab terhadap rangsang nyeri. Nyeri nosiseptif biasanya memberikan
respon terhadap analgesik opioid atau non opioid.
1,32
Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen
sentral dan perifer dan biasanya digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk. Pasien yang mengalami nyeri neuropatik sering memberi respon yang kurang baik
terhadap analgesik opioid.
24
2.6.3. Nyeri Viseral